_
TRITUNGGAL
BUKU ENSIKLOPEDI DUNIA
Ganti ke penampilan  HP1, 2 Laptop 
Pelajaran Terpilih : Agama   ⊡ Astronomi   ⊡ Bahasa   ⊡ Daftar Isi   ⊡ Meureudu   ⊡ Polandia   ⊡ Saint Helena   ⊡ Sepakbola
Buku Ensiklopedi Dunia         A B C D E G H 
Cari di Buku Ensiklopedi Dunia   
Tritium  (Sebelumnya)(Sesudah iniTropika

Tritunggal

Anggota dari seri artikel tentang

Agama Kristen
Yesus Kristus
Kelahiran · Kematian · Gerakan ·
Natal · Jumat Luhur · Paskah
Dasar
Gereja · Injil · Kerajaan ·
Rasul: Paulus · Petrus
Alkitab
Akad Baru · Akad Lama · Kanon · Deuterokanonika
Teologi
Allah Bapa · Allah Putra · Allah Roh Kudus
Trinitas · Keamanan · Baptisan · Maria ·
Nasihat
Sepuluh Perintah Allah · Hukum Kasih · Amanat Luhur ·
Kotbah di Bukit: Sapaan Berbahagia · Doa Bapa Kami
Sejarah Kekristenan
Gereja mula-mula · Konsili ·
Pengakuan iman · Misi · Skisma Timur-Barat ·
Perang Salib · Reformasi · Kontra Reformasi
Denominasi Kristen
Katolik
Gereja Katolik
Protestan
Lutheran · Calvinis · Anglikan · Anabaptis · Baptis · Methodis · Adventis · Injili · Pentakostal
Ortodoks

Ortodoks Timur · Ortodoks Oriental (Miaphysite) · Asiria

Topik terkait
Khotbah · Doa · Ekumenisme · Gerakan ·
Seni · Musik · Liturgi · Kalender · Simbol · Kritik
P christianity.svg Portal Kristen

Tritunggal atau Trinitas menjadikan doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu Allah Yang Esa, namun ada dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, di mana ketiganya menjadikan sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Istilah Tritunggal (Inggris: trinity, Latin: trinitas) mengandung arti tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah. Istilah "pribadi" dalam bahasa Yunani menjadikan hupostasis, diterjemahkan ke Latin menjadi persona (Inggris: Person).

Sejak awal zaman ketiga[1] doktrin Tritunggal telah dinyatakan menjadi "Satu keberadaan (Yunani: ousia, Inggris: beeing) Allah di dalam tiga Pribadi dan satu substansi (natur), Bapa, Anak, dan Roh Kudus "

Kamus Oxford Gereja Kristen (The Oxford Dictionary of the Christian Church) menerangkan Trinitas menjadi "dogma sentral dari teologi Kristen".[2] Doktrin ini diterima oleh mayoritas aliran-aliran Kristen, seperti: Katolik,Protestan, dan Orthodoks.

Alkitab, adun dalam Akad Lama maupun Akad Baru, tidak secara eksplisit menuliskan istilah "Allah Tritunggal", tetapi keberadaan Bapa, Putra dan Roh Kudus tersirat dalam jumlah ayat, adun secara terpisah maupun bersama-sama. Berdasarkan rumusan dalam perintah tentang pembaptisan di Matius 28:19: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (TB-LAI). Doktrin Tritunggal mendapatkan bentuknya seperti sekarang, menjadikan berdasarkan Firman Tuhan dalam Injil. Sapaan Yesus: "Diri sendiri di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku", bisa dipakai untuk menerangkan istilah "pribadi", "sifat", "esensi", "subtansi", istilah-istilah yang belum pernah dipakai oleh para Rasul.

Karena kekurangpahaman dalam membaca Injil, beberapa orang atau kumpulan menyangkal bahwa doktrin yang dinyatakan pada zaman ke-4 tersebut didasarkan pada gagasan Kristen, dan bahwa doktrin itu menjadikan sebuah penyimpangan dari nasihat Kristen mula-mula tentang Allah. Bahkan aci yang menyatakan bahwa doktrin tersebut meminjam konsep pra-Kristen tentang trinitas ilahi yang dipahami oleh Plato. Namun sebenarnya justru konsep trinitas ini muncul dari pembacaan lebih mendalam dari Alkitab itu sendiri.

Daftar isi

Etimologi

Diagram "Scutum Fidei" atau "Perisai Trinitas" dari simbolisme Kristen Barat tradisional.

Kata Trinitas bermula dari bahasa Latin "trinus" dan "unitas" yang berarti "tiga serangkai atau tritunggal".[3] Kata benda niskala ini terbentuk dari kata sifat trinus (tiga masing-masing, tiga kali lipat),[4] menjadi kata unitas yang menjadikan kata benda niskala yang diwujudkan dari unus (satu).

Kata yang sesuai dalam bahasa Yunani menjadikan Τριάς, yang berarti "satu set dari tiga" atau "berjumlah tiga".[5]

Penggunaan tercatat pertama dari kata Yunani ini dalam teologi Kristen (meskipun bukan tentang Trinitas Ilahi) menjadikan oleh Teofilus dari Antiokhia pada sekeliling 170.[6][7][8]

Tertulianus, seorang teolog Latin yang menulis pada awal zaman ke-3, yang dianggap menggunakan kata-kata "Trinitas",[9] "persona" dan "substansi"[10] menerangkan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus menjadikan "satu dalam esensi - bukan satu dalam Persona"[11]

Sekeliling satu zaman belakang, pada tahun 325, Konsili Nicea meresmikan doktrin Trinitas menjadi ortodoksi dan mengadopsi Pengakuan Iman Nicea, yang menggambarkan Kristus menjadi "Allah dari allah, Terang dari terang, maha Allah dari maha Allah, diperanakkan, bukan dibuat, satu substansi (homoousios) dengan Bapa".

Sejarah

Pertemuan Nicea disediakan ketika Kaisar Romawi Konstantin memanggil semua uskup ke Nicea, yang saat itu jumlahnya sekeliling 1800 uskup. Dari jumlah ini sekeliling 1000 orang dari timur dan 800 orang dari barat. Namun, jumlah yang ada lebih sedikit dan tidak diketahui tentu berapa. Eusebius dari Kaisaria menghitung 250, Athanasius dari Alexandria menghitung 318, dan Eustatius dari Antiokhia mencatat 270 orang. Mereka bertiga ada pada konsili ini. Balik Socrates Scholasticus mencatat lebih dari 300 orang dan Evagrius, Hilarius, Hieronimus dan Rufinus mencatat 318 orang.

Konstantin sumbernya bukan seorang Kristen. Dia menjadikan Kristen menjadi agama resmi, karena percaya kemenangannya menjadikan berkat dari Yesus Kristus. Aci dugaan, dia baru dibaptis pada waktu sedang terbaring sekarat. Mengenai dirinya, Henry Chadwick memberitahukan dalam The Early Church: “Konstantin, seperti bapanya, menyembah Matahari Yang Tidak Tertaklukkan;... pertobatannya akannya tidak ditafsirkan menjadi pengalaman kerelaan yang datang dari batin... Ini menjadikan masalah militer. Pengertiannya mengenai doktrin Kristen tidak pernah jelas sekali, tetapi dia yakin bahwa kemenangan dalam perang bergantung pada karunia dari Allah orang-orang Kristen.”

Peranan apa yang dimainkan oleh Konstantin di Konsili Nicea menurut Encyclopaedia Britannica adalah:

“Konstantin sendiri menjadi ketua, dengan aktif memimpin pertemuan dan secara pribadi mengusulkan... rumusan penting yang menyatakan hubungan Kristus dengan Allah dalam kredo yang dikeluarkan oleh konsili tersebut, ‘dari satu zat dengan Bapa’... Karena sangat segan terhadap kaisar, para uskup, kecuali dua orang saja, menandatangani kredo itu, kebanyakan dari mereka dengan sangat berat hati.”

Karena itu, peran Konstantin penting sekali. Setelah dua bulan saling berargumentasi agama yang sengit tanpa membuahkan hasil yang jelas, maka kaisar yang sekaligus politikus ini campur tangan dan mengambil keputusan demi keuntungan mereka yang memberitahukan bahwa Yesus menjadikan Allah. Muncul keraguan bahwa keputusan ini bukan karena keyakinan apapun dari Alkitab. “Konstantin pada dasarnya tidak mengerti apa-apa tentang pertanyaan pertanyaan yang diajukan dalam teologi Yunani,” kata A Short History of Christian Doctrine. Yang dia tahu menjadikan bahwa perpecahan agama menjadikan ancaman untuk kekaisarannya, dan dia ingin memperkuat wilayah kekuasaannya.

Perkembangan selanjutnya

Setelah Konsili Nicea, perdebatan mengenai isi ini terus berlanjut selama puluhan tahun. Mereka yang percaya bahwa Yesus tidak setara dengan Allah bahkan mendapat angin lagi untuk beberapa waktu. Namun balik, Kaisar Theodosius mengambil keputusan menentang mereka. Dia meneguhkan kredo dari Konsili Nicea menjadi standar untuk daerahnya dan mengadakan Konsili Konstantinopel pada tahun 381 M. untuk menerangkan rumus tersebut.

Konsili tersebut menyetujui untuk menaruh Roh Kudus pada tingkat yang sama dengan Allah dan Kristus. Di sinilah dibicarakan untuk pertama kalinya, Tritunggal Propertti Kristen mulai terbentuk dengan jelas. Tetapi, bahkan setelah Konsili Konstantinopel, Tritunggal tidak menjadi kredo yang diterima secara lebar. Jumlah orang menentangnya dan karena itu menemui penindasan yang kejam.

Baru pada abad-abad balik Tritunggal dirumuskan dalam kredo-kredo yang tetap. The Encyclopedia Americana mengatakan:

“Perkembangan penuh dari nasihat Tritunggal terjadi di Barat, pada pengajaran dari Zaman Pertengahan, ketika suatu penjelasan dari segi filsafat dan psikologi disetujui.”

Kredo Athanasia

Tritunggal didefinisikan lebih lengkap dalam Kredo Athanasia. Athanasius menjadikan seorang pendeta yang mendukung Konstantin di Nicea. Kredo yang memakai namanya berbunyi:

“Kami menyembah satu Allah dalam Tritunggal... sang Bapa menjadikan Allah, sang Anak menjadikan Allah, dan Roh Kudus menjadikan Allah; namun mereka bukan tiga allah, tetapi satu Allah.”

Sejumlah para sarjana yang meneliti hal ini lebih mendalam berpendapat bahwa Athanasius tidak menyusun kredo ini. The New Encyclopedia Britannica mengomentari: “Kredo itu baru dikenal oleh Gereja Timur pada zaman ke-12. Sejak zaman ke-17, para sarjana biasanya setuju bahwa Kredo Athanasia tidak ditulis oleh Athanasius (meninggal tahun 373) tetapi mungkin disusun di Perancis Selatan pada zaman ke-5... Pengaruh kredo itu tampaknya terutama aci di Perancis Selatan dan Spanyol pada zaman ke-6 dan ke-7. Ini dipakai dalam liturgi gereja di Jerman pada zaman ke-9 dan anggar-anggar sebentar setelah itu di Roma.”

Pengertian Pribadi dalam Tritunggal

Allah di dalam Alkitab menyatakan Diri kepada manusia yang diciptakanNya menjadi Bapa, Firman (Anak), dan Roh Kudus. Umat Krisitiani mengenal Allah sedemikian rupa dan membentuk istilah Allah Tritunggal: Allah (Bapa), Allah (Anak), dan Allah (Roh Kudus) menjadikan isi nasihat Kristen. Ketiga Pribadi menjadikan sama, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Ketiganya satu dalam esensi dan memiliki sifat (bahasa Inggris: attribute) yang sama. Ke-mahakuasa-an, ke-tidak-berubah-an, ke-mahasuci-an, ke-tidak-tergantung-an, dimiliki oleh masing-masing Pribadi Allah.

Masing-masing Pribadi menjadikan Allah, namun ketiga Pribadi tidak identik ketika orang memanggil-Nya di dalam doa atau ketika Allah mewujudkan karya-Nya untuk penciptaan dan pemeliharaan manusia dan dunia semesta, maka Allah Bapa bukan Allah Anak; Allah Anak bukan Allah Roh Kudus; dan Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa. Ketiganya bisa dibedakan, tetapi di dalam esensi tidak terpisahkan.

Yohanes Calvin menerangkan bahwa ketiga Pribadi tersebut tidak bisa dipisahkan menjadi tiga sosok yang terpisah.[12] Ketiga gelar tersebut dipakai untuk memperlihatkan bahwa aci kekhasan dalam cara Allah turun ke dunia ini.[12] Allah yang turun ke dunia, mati dan menderita bukanlah Allah Bapa, melainkan Allah Anak.[12]

Jika ketiga pribadi menjadikan satu mengapa satu sama lain mengadakan komunikasi seolah-olah lain eksistensi satu sama lain? Ketiganya saling mengadakan komunikasi untuk mengungkapkan eksistensi-Nya yang hakiki dalam Tritunggal; Dia ingin memperlihatkan Diri-Nya. Yesus Kristus bercakap mendukung kemuliaan Allah Bapa, Yesus menjadi saksi Allah Bapa. Bapa bercakap mendukung kemuliaan Yesus Kristus, Bapa menjadi saksi Yesus Kristus. Roh Kudus ada mendukung kemuliaan Allah Bapa dan Yesus Kristus, Roh Kudus menjadi saksi Kemuliaan Allah Bapa dan Putra.

  • Dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Diri sendiri berkenan."[13] (Bapa dan Roh Kudus bersaksi)
  • "Apa yang Diri sendiri beritahukan kepadamu, tidak Diri sendiri beritahukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dia-lah yang melakukan pekerjaan-Nya.”[14] (Yesus bersaksi)

Ketiga-Nya saling memberikan kesaksian untuk meresmikan satu sama lain

  • "Kalau Diri sendiri bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak aci."[15]
  • "Dan dalam kitab Tauratmu aci tertulis, bahwa kesaksian dua orang menjadikan sah."[16]
  • "Ini menjadikan untuk ketiga kalinya diri sendiri datang kepada kamu: Baru dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah"[17]

Allah Bapa

Allah menjadi Bapa yang memelihara, yang memberikan kasih seorang Bapa Sejati yang sangat mesra, begitu penyayang dan begitu tertib penuh ketegasan (disiplin). Bapa Sorgawi tidak pernah sama dengan para bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini dalam hal kasih dan watak yang tidak bisa terbandingi dengan kasih dan watak Bapa Sorgawi. Allah menjadi Bapa Sorgawi menjadikan Bapa yang sempurna dari segala bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini yang menjadikan bayangan dan rupa (duplikat dan bayangan) dari Sang Bapa Sorgawi yang murni.

Bapa (Kepribadian Bapa) tidaklah lebih tinggi daripada Anak ataupun juga dengan Roh Kudus.

Allah Anak

Allah menjadi teladan dengan Dia merendahkan diri-Nya dalam rupa manusia dan mengenakan nama Yesus yang menjadikan Kristus (Allah yang datang menjadi manusia), taat pada semua hukum yang telah Dia tetapkan, mati di kayu salib, dikuburkan, lalu bergerak pada hari yang ketiga, dan meningkat ke surga dan dari sana Dia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan mati. Dia menjadikan teladan iman sejati dan sumber kehidupan untuk orang Kristen. Allah telah memperlihatkan kasih-Nya yang terbesar dengan menjadi Anak yang mati di kayu salib. Ini menjadikan berita Injil yang menjadikan kemampuan Allah. Alkitab menyatakan bahwa Anak menjadikan yang "Anak Sulung" Allah dari semua anak-anak Allah dimaksudkan bahwa Anak pun menjadikan "Sahabat Sejati" yang rela mengorbankan Nyawa-Nya dan tidak menyayangkannya sama sekali untuk manusia bisa diterima menjadi anak-anak Allah.

Anak (Kepribadian Anak) aci di dalam Bapa dan Bapa aci di dalam Anak.

Allah Roh Kudus

Allah menjadi Pembimbing, Pendamping, Penolong, Penyerta, dan Penghibur yang tidak terlihat, namun tidak kekurangan dalam hati setiap manusia yang mengaku bahwa Yesus Kristus menjadikan Tuhan dan hidup di dalam-Nya.

Roh Kudus bukanlah tenaga aktif. Roh Kudus bukanlah kebijaksanaan (pikiran) tertinggi dari seluruh dunia jagad kosmik. Roh Kudus bukanlah manusia tokoh pendiri suatu agama baru. Roh Kudus tidak pernah berbau hal yang mistik. Memang aci bahwa Allah itu Maha kuasa, tetapi Roh Kudus itu bukan sekedar kuasa atau kemampuan, tetapi Roh Kudus menjadikan Allah, sebab Allah itu Roh. Dengan demikian Roh Kudus menjadikan Pribadi Allah itu sendiri dan menjadikan anggota yang tidak terpisahkan dari Allah.

Kepribadian Roh Kudus tidak pernah lebih rendah daripada Bapa maupun Anak.

Dasar-dasar Alkitabiah Tritunggal

  • Pada saat penciptaan dalam Kitab Kejadian Allah berkata: "Marilah Kita ...", kata "Kita" menjadikan subjek jamak.
  • Saat Yesus dibaptis di sungai Yordan, Dia memperlihatkan kepribadian-Nya pada saat yang sama dan muncul bersamaan bersama-sama dengan Roh Kudus (dalam manifestasi burung merpati) turun ke atas Anak, dan Bapa berfirman dengan lantang penuh kasih.
  • Saat penciptaan, dimana Bapa mencipta, Anak berfirman, dan Roh Kudus yang memulihkan (melayang-layang) sempurna.
  • Saat Pencurahan Pentakosta, dimana Bapa mengutus, Anak yang memberikan Roh Kudus, dan Roh Kudus tercurah pada murid-murid Yesus yang aci di atas loteng.
  • Saat Yesus tidak kekurangan di atas gunung, setelah Dia meneladani manusia dengan berdoa, Dia memperlihatkan kemuliaan-Nya dan menampakkan kepribadian-Nya dengan wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang, belakang Roh Kudus turun, dan awan yang terang menaungi 3 orang murid Yesus. Bapa dari dalam awan itu memperdengarkan suara-Nya dan berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Diri sendiri berkenan, dengarkanlah Dia."

Antitritunggal

Tidak aci pemeluk Kristen yang mendorong doktrin Tritunggal, tetapi beberapa menganggap suatu hal yang kurang penting untuk mendiskusikannya. Seseorang atau satu komunitas yang bermula dari agama lain tidak kekurangan pada posisi mengata diri mereka menjadi "Antitritunggal", namun bervariasi sesual argumen mereka mendorong Tritunggal dan sesuai bagaimana mereka mendeskripsikan Tuhan.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Tertullian, Against Praxeas, chapter II
  2. ^ The Oxford Dictionary of the Christian Church (Oxford University Press, 2005 ISBN 978-0-19-280290-3), article Trinity, doctrine of the
  3. ^ Lewis and Short: trinitas
  4. ^ Lewis and Short: trinus
  5. ^ Liddell & Scott, A Greek-English Lexicon. entry for Τριάς, retrieved December 19, 2006
  6. ^ Theophilus of Antioch, To Autolycus, II.XV (retrieved on December 19, 2006).
  7. ^ W.Fulton in the "Encyclopedia of Religion and Ethics"
  8. ^ Theandros, an online Journal of Orthodox Christian Theology and Philosophy, vol. 3, Fall 2005. http://www.theandros.com/htrinity.html "In like manner also the three days which were before the luminaries, are types of the Trinity Τριάδος, of God, and His Word, and His wisdom. And the fourth is the type of man, who needs light, that so there may be God, the Word, wisdom, man."
  9. ^ Against Praxeas, chapter 3
  10. ^ Against Praxeas, bab 2 and in other chapters
  11. ^ History of the Doctrine of the Trinity.
  12. ^ a b c (Indonesia)Yohanes Calvin. 1980. Institutio. Jakarta:PT BPK Gunung Mulia.
  13. ^ Lukas 3:22
  14. ^ Yohanes 14:10
  15. ^ Yohanes 5:31
  16. ^ Yohanes 8:17
  17. ^ 2 Korintus 13:1

Pranala luar

Umum

  • Doctrine of the Trinity Overview of history, doctrinal statements and critics of the doctrine of the Trinity.
  • Pengantar Bahasa Ibrani oleh DR.D.L Baker, DR.S.M.Siahaan,Dr.A.A.Sitompul (ISBN 978-979-415-328-4)
  • Kamus Singkat Ibrani - Indonesia oleh D.L.Baker dan A.A.Sitompul (ISBN 978-979-415-978-1)

Tritunggal

  • The Trinity — Historic Christian Essays by Jonathan Edwards, John Owen, Athanasius, Augustine and more. Extensive resource arguing for the doctrine's biblical nature from a conservative Calvinist POV.
  • [1] Andrei Rublev's icon of the Trinity, with discussion of the history of the Trinity in iconography.
  • Jesus Christ our Creator: A Biblical Defence of the Trinity
  • Catechism of the Catholic Church, chapter on the Creed.
  • The Trinity, the Definition of Chalcedon, and Oneness Theology (defending the Trinity against Modalism)
  • Jesus: God's Wisdom
  • The Divine Claims of Jesus
  • What does the Bible say about the Trinity?
  • Comprehending God — Part 1 mp3 sermon/study from Hope Video Ministries
  • Comprehending God — Part 2 mp3 sermon/study from Hope Video Ministries
  • Amazing Facts Questions Answers about trinity
  • One God in three Persons

Anti-Tritunggal

  • "The Oneness of God" by David K. Bernard (Series in Pentecostal Theology, Volume 1)
  • Christology Series of articles and essays on a Christadelphian discussion forum.
  • Should you believe in the Trinity? — pandangan Saksi Yehovah.
  • Comparing scripture with the Trinity doctrine — Includes a forum.
  • "Trinity" in the Forerunner Commentary — Scriptural evidence against the Trinity belief.
  • Is the Trinity a biblical doctrine? from Iglesia ni Cristo



Sumber :
pasar.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb.



 Lowongan Karir
 Program Kelas Non Reguler
 Soal-Jawab Psikotes
 Program Kelas Bebas Biaya
 Buku Referensi
 Kuliah Jarak Jauh (Online) di 168 PTS Terbaik
 Download Brosur
UNKRIS di
eduNitas.com
Bebas Pulsa
0800 1234 000
Informasi
Program Perkuliahan Pengusaha (Kuliah Online / Blended)
UNKRIS Jakarta
Pendaftaran Online
Profile UNKRIS Jakarta
Penerimaan Mahasiswa
Program Studi
Pascasarjana (MM, S2)
Prospektus Karir
Jaringan / Tabel Situs
UNKRIS Jakarta

Tabel Situs Pascasarjana (S2)
Tabel Situs Utama
Pelajaran Terpilih
 ⊡ Biografi
 ⊡ Biologi
 ⊡ Budaya
 ⊡ Ekonomi
 ⊡ Elektronika
 ⊡ Film
 ⊡ Filsafat
 ⊡ Luwu
 ⊡ Luwu Timur
 ⊡ Pahlawan Nasional
 ⊡ Paraguay
 ⊡ Polandia
 Program S2 (Pascasarjana, Magister)
 Semua Informasi
 Jadwal Ujian Try Out
 Pendaftaran Online
 Permintaan Keringanan Biaya Kuliah
 Macam2 Perdebatan
 Buku Ensiklopedi Bebas
 Jadwal Sholat
 Alquran Online
 Kuliah Shift
 Program Perkuliahan Reguler


Tritunggal
_