_
KOTA SAWAHLUNTO
BUKU ENSIKLOPEDI DUNIA
Ganti ke penampilan  HP1, 2 Laptop 
Buku Ensiklopedi Dunia         Indeks Artikel (Judul) B E H J M P S U 
Biografi   ✶ Budaya   ✶ Denpasar   ✶ Dolok Sanggul   ✶ Film   ✶ Fisika   ✶ Hukum   ✶ Sepakbola
Cari di Buku Ensiklopedi Dunia   
Kota Sampit  (Tema terdahulu)(Tema berikutnyaKota Serang

Kota Sawahlunto

Kota Sawahlunto

Logo
Slogan: Sawahlunto Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya
Letak Sawahlunto di Sumatera Barat
Kota Sawahlunto is located in Indonesia
Kota Sawahlunto
Letak Sawahlunto di Indonesia
NegaraIndonesia
ProvinsiSumatera Barat
Hari benar1 Desember 1888
Lapang
 • Total273.45 km2 (105.58 mil²)
Populasi (2008[1])
 • Total54.310
 • KepadatanBad rounding here200/km2 (Bad rounding here510/sq mi)
Zona waktuWIB (UTC+7)
Kode wilayah+62 754
Situs webwww.sawahluntokota.go.id
Suasana di salah satu sudut kota Sawahlunto pada malam hari

Kota Sawahlunto yaitu salah satu kota di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota yang terletak 95 kilometer sebelah timur laut kota Padang ini, dilibati oleh 3 kabupaten di Sumatera Barat, yaitu kabupaten Tanah Datar, kabupaten Solok, dan kabupaten Sijunjung. Kota Sawahlunto memiliki lapang 273,45 km² yang terdiri dari 4 disktrik dengan jumlah orang-orang semakin dari 54.000 jiwa. Pada masa pemerintah Hindia-Belanda, kota Sawalunto dikenal menjadi kota tambang batu bara. Kota ini ada waktu untuk mati, sehabis penambangan batu bara dibubarkan.

Kala ini kota Sawahlunto mengembang diproduksi menjadi kota wisata tua yang multi etnik, sehingga diproduksi menjadi salah satu kota tua paling baik di Indonesia.[2] Di kota yang didirikan pada tahun 1888 ini, jumlah berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Beberapa telah dikuatkan menjadi cagar budaya oleh pemerintah satu tempat dalam rangka mendorong pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto diproduksi menjadi "Kota Wisata Tambang yang Berbudaya".[3]

Daftar konten

Sejarah

Nama Sawahlunto menurut legenda yang ada berasal dari istilah "sawah" dan "lunto". Jauh ketika belum kedatangan Belanda, di kawasan ini terdapat sawah-sawah yang ditumbuhi oleh pepohonan yang belum diketahui namanya. Bila ada yang menanyakan nama pohon tersebut, hendak dipenuhi alun tau yang lama-kelamaan berubah tutur diproduksi menjadi "lunto", sebutan dalam bahasa Minangkabau yang berarti "tidak tahu".

Sejarah diproduksi menjadinya Sawahlunto menjadi kota sendiri terkait dengan riset yang diterapkan oleh beberapa geolog asal Belanda ke pedaman Minangkabau (saat itu dikenal menjadi Dataran Tinggi Padang), sebagaimana yang ditugaskan oleh Gubernur Jenderal Hindia-Belanda. Riset pertama diterapkan oleh Ir. C. De Groot van Embden pada tahun 1858, akhir dilakukan oleh Ir. Willem Hendrik de Greve pada tahun 1867. Dalam riset De Greve, diketahui bahwa terdapat 200 juta ton batu bara yang terkandung di sekitar arus Batang Ombilin, salah satu sungai yang ada di Sawahlunto.[4] Sejak riset tersebut diumumkan ke Batavia pada tahun 1870, pemerintah Hindia-Belanda mulai membuat rencana pengembangan sarana dan prasarana yang dapat memperingankan eksploitasi batu bara di Sawahlunto. Akhir Sawahlunto juga diproduksi menjadi menjadi kota pada tahun 1888, tepatnya pada tanggal 1 Desember yang akhir dikuatkan menjadi Hari Benar Kota Sawahlunto.

Kota ini mulai memproduksi batu bara sejak tahun 1892.[5] Seiring dengan itu, kota ini mulai diproduksi menjadi kawasan pemukiman pekerja tambang, dan terus mengembang diproduksi menjadi sebuah kota kecil dengan orang-orang yang isinya yaitu pegawai dan pekerja tambang. Sampai tahun 1898, usaha tambang di Sawahlunto masih menjamin kesanggupan narapaidana yang dipaksa bekerja untuk menambang dan dibayar dengan harga murah. Pada tahun 1889, pemerintah Hindia-Belanda mulai membangun jalur kereta api mengarah Kota Padang untuk memperingankan pengangkutan batu bara keluar dari Kota Sawahlunto. Jalur kereta api tersebut mencapai Kota Sawahlunto pada tahun 1894, sehingga sejak angkutan kereta api muali dioperasikan produksi batu bara di kota ini terus merasai peningkatan hingga mencapai ratusan ribu ton per tahun.

Geografi

Bentang lingkungan kehidupan kota Sawahlunto memiliki ketinggian yang sangat bervariasi, yaitu selang 250 meter sampai 650 meter di atas permukaan laut. Bagian utara kota ini memiliki topografi yang relatif datar meski ada pada sebuah lembah, terpenting daerah yang dilalui oleh Batang Lunto, dimana di sekitar sungai inilah diproduksinya pemukiman dan fasilitas-fasilitas umum yang didirikan sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda. Selagi itu bagian timur dan selatan kota ini relatif curam dengan kemiringan semakin dari 40%.

Kota Sawahlunto terletak di daerah dataran tinggi yang yaitu bagian dari Bukit Barisan dan memiliki lapang 273,45 km². Dari lapang tersebut, semakin dari 26,5% atau sekitar 72,47 km² yaitu kawasan perbukitan yang ditutupi hutan lindung. Penggunaan tanah yang dominan di kota ini yaitu perkebunan sekitar 34%, dan danau yang terbentuk dari bekas galian tambang batu bara sekitar 0,2%.

Seperti daerah lainnya di Sumatera Barat, kota Sawahlunto ada iklim tropis dengan kisaran suhu minimun 22,5 °C dan maksimum 27,5 °C. Sepanjang tahun terdapat dua musim, yaitu musim hujan dari bulan November sampai Juni dan musim kemarau dari bulan Juli sampai Oktober. Tingkat curah hujan kota Sawahlunto mencapai rata-rata 1.071,6 mm per tahun dengan curah hujan tertinggi dijadikan pada bulan Desember.[6]

Kependudukan

Masjid Agung Nurul Islam yang yaitu salah satu kontruksi peninggalan Belanda di Sawahlunto

Jumlah orang-orang kota Sawahlunto merasai penurunan yang sangat tajam sejak merosotnya produksi batu bara di kota ini pada tahun 1940, dari 43.576 masyarakat pada tahun 1930 diproduksi menjadi 13.561 masyarakat pada tahun 1980. Akhir dengan cara perlahan, jumlah orang-orang kota ini meningkat pada tahun 1990, sama jalannya dengan balik pulihnya produksi batu bara sejak tahun 1980.

Pada tahun 1990, wilayah administrasi kota Sawahlunto diperluas dari hanya 0,778 km² diproduksi menjadi 27,345 km² dan membawa konsekuensi jumlah orang-orangnya meningkat. Sehingga pada tahun 1995, jumlah orang-orang kota Sawahlunto mencapai 55.090 masyarakat. Namun pada tahun 2000, jumlah orang-orang kota Sawahlunto menurun diproduksi menjadi 50.668 masyarakat, artinya sementara lima tahun telah dijadikan penurunan sekitar 8%. Hal ini diakibatkan oleh beberapa perumahan pegawai PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin dipindahkan ke luar daerah kota Sawahlunto. Sehingga dari bidang ini terlihat kaitannya selang usaha pertambangan batu bara dengan jumlah orang-orang kota Sawahlunto.

Hasil Sensus Orang-orang 2010 menunjukkan jumlah orang-orang kota Sawahlunto merasai peningkatan, dari ketika belumnya 54.310 masyarakat pada tahun 2008 diproduksi menjadi 56.812 masyarakat. Disktrik Talawi yaitu disktrik dengan orang-orang terbanyak, yaitu 17.676 masyarakat atau sekitar 31,11% dari jumlah orang-orang kota Sawahlunto. Kepadatan orang-orang kota Sawahlunto pada tahun 2010 yaitu 238 masyarakat per km², dimana disktrik Lembah Segar yaitu disktrik yang paling tinggi tingkat kepadatan orang-orangnya yaitu 431 masyarakat per km². Sedangkan rasio macam kelamin orang-orang kota Sawahlunto yaitu 98, yang artinya jumlah orang-orang laki-laki 2% semakin sedikit dibandingkan jumlah orang-orang perempuan.

Tahun19301980199019952000200520082010
Jumlah orang-orang43.576Green Arrow Down.svg 13.561Green Arrow Up.svg 15.279Green Arrow Up.svg 55.090Green Arrow Down.svg 50.668Green Arrow Up.svg 52.457Green Arrow Up.svg 54.310Green Arrow Up.svg 56.812
Sejarah kependudukan kota Sawahlunto[1]

Suku bangsa

Orang-orang kota Sawahlunto kala ini didominasi oleh kelompok etnik Minangkabau dan Jawa. Etnik lain yang juga diproduksi menjadi penghuni yaitu Tionghoa dan Batak. Sejak diproduksi menjadinya Sawahlunto menjadi kota tambang batu bara atau sejak didirikannya kota ini pada abad ke-19, pemerintah Hindia-Belanda mulai mengirim narapidana dari beragam penjara di Indonesia ke kota Sawahlunto menjadi pekerja paksa, sehingga sekitar 20.000 narapidana telah dikapalkan ke Sawahlunto.[7] Pekerja paksa inilah yang dikenal oleh warga satu tempat menjadi Masyarakat Rantai.

Edukasi

Untuk meningkatkan kualitas edukasi dan kompetensi murid di kota Sawahlunto, salah satu program pemerintah satu tempat yaitu dengan memberikan pelatihan bahasa Inggris sejak dini[8].

Edukasi formalSD atau MI negeri dan swastaSMP atau MTs negeri dan swastaSMA negeri dan swastaMA negeri dan swastaSMK negeri dan swastaPerguruan tinggi
Jumlah satuan66134132
Data sekolah di kota Sawahlunto
Sumber:[9]

Kesehatan

Untuk meningkatkan taraf kesehatan warga kota ini, pemerintah kota Sawahlunto telah membangun sebuah rumah sakit umum daerah tipe C[10]. Selain itu sarana kesehatan lain yang tersedia di kota ini yaitu puskesmas sebanyak 5 buah, puskesmas pembantu 20 buah, pos KB/Posyandu 37 buah, tempat praktik dokter 15 buah[11].

Pemerintahan

Sejak tahun 1918, Sawahlunto telah berstatus gemeente (kota). Namun belum ada waktu untuk diproduksi menjadi stadsgemeente walaupun hingga tahun 1930 telah memiliki orang-orang yang jumlah. Pada tanggal 10 Maret 1949, Sawahlunto bersama dengan wilayah kabupaten Solok, kota Solok, kabupaten Sijunjung, dan kabupaten Dharmasraya sekarang, dikuatkan diproduksi menjadi Afdeeling Solok yang diketuai oleh seorang bupati. Akhir dengan dibawa keluarnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965, status Sawahlunto akhir berubah diproduksi menjadi daerah tingkat II dengan sebutan Kotamadya Sawahlunto dan mulai diketuai oleh seorang wali kota.

Terhitung mulai tanggal 11 Juni 1965, ditunjuklah Achmad Noerdin, S.H. menjadi wali kota Sawahlunto pertama yang memerintah hingga tahun 1971. Tidak lama akhir terpilihlah Drs. Shaimoery, S.H. diproduksi menjadi wali kota akhir hingga tahun 1983, lewat ditukarkan oleh Drs. Nuraflis Salam dan Drs. H. Rahmatsjah yang tiap menjabat sementara 5 tahun berikutnya. Pada tahun 1993, Drs. H. Subari Sukardi diproduksi menjadi pemimpin kota ini sementara dua periode hingga tahun 2003. Akhir sejak tahun 2003, kota ini mulai diketuai oleh Ir. H. Amran Nur yang juga memimpin sementara dua periode hingga tahun 2013.

Perekonomian

Salah satu pintu masuk mengarah lubang tambang batu bara di kota Sawahlunto pada tahun 1971

Berlandaskan data dari Badan Pusat Statistik, Sawahlunto yaitu kota dengan angka kemiskinan kedua terendah di Indonesia, sehabis kota Denpasar, Bali. Sawahlunto juga termasuk kota dengan perolehan per kapita kedua tertinggi di Sumatera Barat,[12] dimana mata bagian mencari orang-orang beberapa akbar ditopang oleh sektor pertambangan dan perbuatan baik. Selain itu, sektor lain seperti pertanian dan peternakan juga masih diminati warga. Bahkan beberapa kawasan sedang dikembangkan untuk diproduksi menjadi daerah sentral industri kerajinan dan makanan kecil.

Sementara abad semakin, batu bara telah dieksploitasi mencapai sekitar 30 juta ton, dan masih tersisa cadangan semakin dari 100 juta ton. Namun masa depan penambangan batu bara di kota Sawahlunto masih belum jelas, karena cadangan yang tersisa hanya dapat dieksploitasi menjadi tambang dalam. Sedangkan dapat tidaknya eksploitasi tersebut sangat bergantung untuk penguasaan teknologi dan apa yang diminta pasar. Selain itu, penyelenggaraan pertambangan batu bara juga sedang merasai reorientsi oleh mengembangnya semangat desentralisasi atau tuntuntan otonomi daerah yang menggerakkan hasrat warga satu tempat untuk menjalankan penambangan sendiri.

Perhubungan

Kereta api wisata Padang Panjang–Sawahlunto yang tengah menyeberangi Danau Singkarak

Penemuan cadangan batu bara di kota Sawahlunto telah mendorong pemerintah Hindia-Belanda membangun jalur kereta api mengarah kota Padang dalam mendistribusikan batu bara. Pengembangan ini dimulai pada tahun 1889 dan mandek pada tahun 1896.[13] Jalur kereta api ini selain menghubungkan kota Padang dengan kota Sawahlunto, juga mencapai kota-kota lain seperti kota Solok, kota Pariaman, kota Bukittinggi, kota Padang Panjang, dan kota Payakumbuh. Namun akibat menurunnya produksi batu bara sejak tahun 2000, cara pengangkutan batu bara dengan kereta api mandek total.

Jarak kota Padang ke Sawahlunto yaitu sekitar 95 kilometer dan dapat ditempuh baik dengan bus maupun kendaraan pribadi. Dapat pula diakses dengan kereta api yang beroperasi pada hari tertentu dari kota Padang Panjang.

Pariwisata

Kota Sawahlunto memiliki jumlah bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda.[14][15] Beberapa kontruksi telah dikuatkan oleh pemerintah satu tempat menjadi cagar budaya dan objek wisata, salah satunya yaitu Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto. Kontruksi tua lainnya yaitu Kantor PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin yang didirikan pada tahun 1916.[16] Kontruksi ini memiliki menara pada bagian tengah dan di sekitarnya terdapat taman yang dikenal menjadi Taman Segitiga.

Selain itu, dapur umum yang ketika belumnya dapat memproduksi makanan tiap waktu untuk ribuan pekerja paksa dan stasiun kereta api menjadi tempat diterapkannya aktivitas pengangkutan batu bara diproduksi menjadi museum pada tahun 2005. Tiap dinamakan Museum Gudang Ransum dan Museum Kereta Api Sawahlunto.[17] Sedangkan kontruksi pusat pembangkit listrik yang didirikan pada tahun 1894, sejak tahun 1952 diproduksi menjadi masjid dengan nama Masjid Agung Nurul Islam atau dikenal menjadi Masjid Agung Sawahlunto.[18] Masjid ini memiliki satu kubah akbar di tengah yang dilibati oleh empat kubah dengan ukuran yang semakin kecil, dan memiliki menara yang tingginya mencapai 80 meter.[19]

Cara tambang batu bara di kota Sawahlunto juga pergi dari sejumlah kontruksi lain seperti Silo. Silo berfungsi menjadi penimbun batu bara yang telah dibersihkan dan siap diangkut ke pelabuhan Teluk Bayur. Silo masih berdiri kokoh di tengah kota, kendati tidak berfungsi apa-apa. Selain itu, sirene pada Silo masih berbunyi tiap pukul 07.00, 13.00, dan 16.00 waktu satu tempat, dimana pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, sirene di Silo ini menandakan jam kerja Masyarakat Rantai atau narapidana yang diproduksi menjadi kuli pengambil batu bara.[20]

Silo

Objek wisata unggulan yang ada di kota ini yaitu atraksi wisata tambang, dimana pengunjung dapat menjalankan napak tilas pada areal bekas penambangan yang didirikan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Objek wisata ini dinamai Lubang Suro yang diambil dari nama seorang mandor pekerja paksa, Mbah Suro. Tidak jauh dari objek wisata Lubang Suro, didirikan Gedung Info Box yang mengadakan beragam informasi dan dokumentasi tentang sejarah pertambangan batu bara di kota Sawahlunto.[21]

Kota ini juga memiliki objek wisata lain seperti kebun binatang yang memiliki lapang sekitar 40 hektare[22] dan Resort Wisata Kandi dengan lapang 393,4 hektare. Ada 3 danau yang terbentuk dari bekas galian penambangan batu bara di Resort Wisata Kandi, yaitu Danau Kandi, Danau Tanah Hitam, dan Danau Tandikek. Selain itu, juga terdapat wahana rekreasi keluarga yang dikenal dengan nama Waterboom Sawahlunto.[23]

Olahraga

Di kota ini terdapat lapangan pacuan kuda milik pemerintah satu tempat yang bernama Lapangan Pacuan Kuda Bukit Kandih. Tiap tahunnya dipersiapkan lomba pacuan kuda di lapangan ini. Lapangan pacuan kuda seluas 39.69 hektare tersebut memiliki track pacuan kuda sepanjang 1.400 meter dengan lapang 20 meter dan dapat menampung sekitar 30.000 penonton.[24] Selain itu, kota ini juga memiliki arena road race seluas 10 hektare dengan track pelintasan beraspal hotmix sepanjang 1,2 kilometer dan telah berstandar nasional.

Kota Sawahlunto termasuk kota yang diproduksi menjadi bagian dari tahapan perlombaan balap sepeda Tour de Singkarak. Pada Tour de Singkarak 2011, kereta uap wisata berkekuatan batu bara yang oleh warga satu tempat dinamai Mak Itam dipakai untuk membawa pebalap sepeda mengarah lokasi start etape 5a di Silungkang.[25] Dalam tiga kali penyelenggaraan area balap sepeda Tour de Singkarak, kota Padang selalu diproduksi menjadi titik start pelombaan. Namun untuk tahun 2012 titik start lomba dipindahkan ke kota Sawahlunto, sedangkan Padang menjadi ibu kota Sumatera Barat diproduksi menjadi titik finish lomba.

Referensi

  1. ^ a b sumbar.bps.go.id Profil Kota Sawahlunto
  2. ^ www.tempo.co Tour de Singkarak 2012 Dimulai dari Sawahlunto. Tempo. Diakses pada 3 Februari 2012.
  3. ^ Andi Asoka (2005). Sawahlunto, Dulu, Sekarang dan Esok: Menyongsong Kota Wisata Tambang yang Berbudaya. Pusat Studi Humaniora (PSH), Unand Kerja Sama dengan Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. ISBN 978-979-3723-50-1.
  4. ^ Hendrik de Greve, Willem; W.A. Henny (1871). Het Ombilien Kolenveld in de Padangsche Bovenlanden en Het Transportstelsel op Sumatra’s Westkust. 
  5. ^ Profil Daerah Kabupaten dan Kota. Penerbit Buku Kompas. 2001. ISBN 978-979-709-009-8. 
  6. ^ www.sawahlunto-tourism.com Sekilas Tentang Sawahlunto. Portal Resmi Pariwisata Kota Sawahlunto. Diakses pada 29 Januari 2012.
  7. ^ www.kompasiana.com Urang Rantai, Elegi Miris Kota Sawahlunto. Diakses pada 29 Januari 2012.
  8. ^ www.sawahlunto.go.id Meningkatkan Kompetensi Murid Dengan Pelatihan Bahasa Inggris. Diakses pada 11 Juli 2010.
  9. ^ nisn.jardiknas.org Rekap data
  10. ^ www.depkes.go.id Daftar Rumah Sakit. Diakses pada 11 Juli 2010.
  11. ^ www.sawahlunto.go.id Kesehatan. Diakses pada 11 Juli 2010.
  12. ^ Sjafrizal. Ekonomi Regional. Niaga Swadaya. ISBN 978-979-17475-2-3. 
  13. ^ Colombijn, Freek. Paco-Paco (Kota) Padang. p. 65. 
  14. ^ www.investor.co.id Sawahlunto Kembangkan Wisata Tambang dan Sejarah Kota Lama. Diakses pada 29 Januari 2012.
  15. ^ www.okezone.com Pelajari Sejarah Warisan Kolonial di Sawahlunto. Diakses pada 29 Januari 2012.
  16. ^ www.thearoengbinangproject.com Gedung PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin. Diakses pada 29 Januari 2012.
  17. ^ www.indonesia.travel/id Sawahlunto: Kota Tua Bernuansa Pertambangan. Diakses pada 29 Januari 2012.
  18. ^ www.hariansumutpos.com Pembangkit Listrik Benar Masjid. Diakses pada 29 Januari 2012.
  19. ^ www.thearoengbinangproject.com Masjid Agung Nurul Islam. Diakses pada 29 Januari 2012.
  20. ^ www.kompas.com Sawahlunto, Kota Arang yang Terjaga. Diakses pada 29 Januari 2012.
  21. ^ www.sawahlunto.go.id Masyarakat Rantai dari Tambang Batubara Sawahlunto. Diakses pada 29 Juni 2010.
  22. ^ www.sawahlunto.go.id Kebun Binatang. Diakses pada 11 Juli 2010.
  23. ^ www.kompas.com Sawahlunto Hendak Bentuk "Skylift". Diakses pada 29 Januari 2012.
  24. ^ www.kompasiana.com Sawahlunto Bukan Sekedar Batubaro. Diakses pada 29 Januari 2012.
  25. ^ www.okezone.com Mak Itam Semarakkan Tour De Singkarak, 5 Juni 2011. Okezone.com. Diakses pada 13 Desember 2011.

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs web resmi Kota Sawahlunto


Kota Sawahlunto, Sumatera Barat
 
Disktrik
Lambang Kota Sawahlunto
 
Pusat pemerintahan: Kota Padang
 
Kabupaten
Lambang Provinsi Sumatera Barat
 
Kota
Bukittinggi  • Padang  • Padangpanjang  • Pariaman  • Payakumbuh  • Sawahlunto  • Solok
 


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, indonesia-info.net, pasar.kelas-karyawan.co.id, dll.



Tags (tagged): kota sawahlunto, pasar, pts ptn, kota, sawahlunto, pasar pts, ptn, pasar pts ptn, intinya pegawai, pekerja, tambang, penduduk perempuan, tahun 1930, 1980, 1990 1995 20, 25 28, sangat, bergantung kepada penguasaan, teknologi, resort, wisata, kandi danau kandi, danau tanah, hitam, buku ensiklopedi dunia, barangin lembah, segar, silungkang talawi sumatera, barat kota
UNKRIS di
eduNitas.com
Bebas Pulsa
0800 1234 000
 Download Katalog
 Tips & Trik Tes Psikologi
 Daftar Online
 Seluruh Perdebatan
 Kuliah Daring di 168 PTS Terbaik
 Buku Manual
 Kuliah Tanpa Biaya
 Cari Karir
 Program Kuliah Pegawai
 Seluruh Artikel Bebas
 Program Magister (Pascasarjana, S2)
 Permintaan Beasiswa Indonesia
 Program Perkuliahan Reguler Sore/Malam
Topik Penting
 ✶ Agama
 ✶ Bahasa
 ✶ Biologi
 ✶ Elektronika
 ✶ Elelim
 ✶ Filsafat
 ✶ Guinea-Bissau
 ✶ Hewan
 ✶ Honduras
 ✶ Ilmu Pengetahuan
 ✶ Jombang
Informasi
Kelas Pengusaha (Kuliah Online / Blended)
UNKRIS Jakarta
Pendaftaran Online
Profile UNKRIS Jakarta
Penerimaan Mahasiswa
Program Studi
Pascasarjana (MM, S2)
Prospektus Karir
Jaringan / Tabel Situs
UNKRIS Jakarta

Tabel Situs Pascasarjana (S2)
Tabel Situs Utama
 Alqur'an Online
 Tips & Trik Tes Psikologi
 Bermacam2 Info
 Waktu Sholat


Kota Sawahlunto   ✶   Buku Ensiklopedi Dunia
_