Sumber acuan artikel ini yaitu buku berjudul "MOTISAKTI, motivasi yang bikin kamu sakti" ditulis oleh Zen el-Fuad, Motivator Sinergi Semesta.
Untuk mewujudkan impian kita, terdapat rumus/formula dari Jurus Motisakti seperti di bawah ini.
H = (I x P x K)^T
H = Hasil (Terwujudnya Impian, Tercapainya yg diimpikan)
I = Impian
P = Pedoman
K = Kemampuan
T = Tawakal
tanda ^ = pangkat
tanda x = kali
IMPIAN (I)
Impian yang baik (kualitas nilainya tinggi) yaitu impian yang jelas dan fokus, bernuansa lingkungan kehidupan dan akherat, serta memberikan banyak arti untuk sebanyak mungkin orang (otomatis diri sendiri hendak terkait didalamnya).
PEDOMAN (P)
Pedoman berarti "PEMAHAMAN KITA" tentang makna dan ikhtiar kesuksesan (usaha untuk sukses), maksudnya pemahaman kita tentang bagaimana dapat sukses dengan jalan yang berlaku.
Sah pedoman yaitu apa pun yang kita fahami dan yakini, dan apa pun yang benar dalam logika pikiran bawah sadar kita.
Nilai Pedoman yang maksimal dapat kita raih melewati pembejaran hidup, misalnya melewati keluarga, pengalaman-pengalaman kita, bagian yang terkait kita, orang-orang di sekitar kita, Al-Qur'an, as-Sunnah, sirah, juga buku-buku atau sumber acuan yang berkualitas.
Semakin tinggi pemahaman kita, maka kualitas nilai P hendak semakin tinggi, tentu saja H juga semakin tinggi.
KEMAMPUAN (K)
Kemampuan berlainan dengan Pedoman.
Jika pedoman bernuansa TEORI dan keilmuan, sedangkan kemampuan bernuansa AKSI dan pengalaman.
Kemampuan bermakna sudah sejauh mana kita memperjuangkan pedoman yang kita yakini tersebut. Maksudnya sudah sejauh mana kita melaksanakan, mengamalkan, menerapkan semua teori dan ilmu yang kita fahami dan yakini tsb.
Sah Kemampuan yaitu apa pun yang sudah kita KERJAKAN berlandaskan keyakinan kita (pedoman kita).
Untuk menjadi berkembang kemampuan kita, maka kita harus selalu bergerak melakukan sesuatu (praktek) dan menambah skill, menambah pengetahuan, pemahaman dan keyakinan kita melewati bermacam pedoman kehidupan yang berlaku.
TAWAKAL (T)
Tawakal berarti menyerahkan semuanya kepada Allah.
Bertawakal yang baik tidak hanya diekspresikan sehabis kita berusaha, tetapi meliputi keseluruhannya baik ketika AKAN, SEDANG, maupun SETELAH berusaha.
Allah berfirman :
" . . . . . apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyenangi orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya" : Q.S. Ali 'Imran [3] ayat 159.
"Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah hendak mencukupkan (keperluan)nya. . . ." : Q.S. Ath-Talaq [65] ayat 3.
Jadi, yang namanya tawakal itu sudah dimulai sejak kita membulatkan tekad, yaitu sejak kita memastikan impian-impian kita. Dan senantiasa bertawakal ketika kita sedang berusaha mengejar impian-impian itu, maupun sehabis berusaha.
AKHIRNYA . . .
Mohon diperhatikan rumus di atas dengan khidmat.
Ketika sebuah angka dikalikan dengan nol, maka akhirnya hendak sama dengan nol. Artinya, walaupun kita memiliki impian yang mempunyai nilai tinggi, kesudahan diikuti oleh pedoman yang sangat hebat dan Islami. Tetapi jika gerak-gerak yang dibuatnya nol akbar, maka akhirnya (nilai H) hendak sama dengan nol, berarti impian tidak terwujud.
Kemudian, walaupun nilai I, P, K baik, tetapi kita tidak "memangkatkannya" dengan nilai tawakal (T) yang tinggi, maka akhirnya tidak signifikan. Misalnya saja T=0, maka sebesar apa pun nilai I, P, K kita, maka akhirnya hanya 1.
Apalagi, jika nilai tawakal kita minus, maka akhirnya tidak hendak pernah lebih dari 1, bahkan mendekati nol.
Nilai tawakal seseorang dapat dijadikan minus, jika dia sudah dijadikan pribadi yang sombong dan syirik. Karena dengan begitu dia telah salah dalam menggantungkan impian, pedoman dan kemampuannya pada sesuatu yang pautan. Na'udzu billahi min dzalik.
Namun, jika kita memiliki I, P, K, dan T yang mempunyai nilai positif, kita hendak mendapatkan hasil positif pula. Semakin akbar nilai I, P, K kita ditambah dengan nilai T yang lebih akbar, maka akhirnya hendak luar biasa.
Perlu diingat bahwa kita hendak sangat sukar bertawakal, jika I, P, K kia tidak maksimal. Sehingga , untuk mendapatkan hasil yang luar biasa, kita harus berusaha keras memaksimalkan IMPIAN, PEDOMAN, dan KEMAMPUAN kita, serta memangkatkannya dengan tawakal kepada Allah. Dengan begitu, yakinlah akhirnya hendak luar biasa.
Semua tulisan di atas ini, jika kita fahami dengan berlaku, maka hendak menjadi berkembang pengetahuan kita berarti menjadi berkembang pedoman (P) kita. Tetapi perlu diingat, kata-kata bijaksana berikut ini :
"Sejuta teori hendak tumbang oleh satu gerak-gerak yang dibuat,
maka selaraskanlah antara teori dan aksi".
Sah marilah kita ber-"aksi", yaitu berbuat,
berusaha keras untuk melakukannya,
tidak sekadar faham dan berteori.
Semoga bermanfaat.
serahkan uraian panjang