Preposisi (Bahasa Latin: prae, "sebelum" dan ponere, "menempatkan, tempat") atau sebutan depan yaitu sebutan yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat dan kebanyakan disertai oleh nomina atau pronomina. Preposisi dapat mempunyai nyata sebutan, misalnya di dan untuk, atau gabungan sebutan, misalnya bersama atau sampai dengan.
Cara penggolongan preposisi bervariasi tergantung dari rujukan yang dipakai. Berikut salah satu cara penggolongan yang dapat digunakan:
Preposisi yang menandai tempat. Misalnya di, ke, dari.
Preposisi yang menandai maksud dan tujuan. Misalnya untuk, guna.
Preposisi yang menandai waktu. Misalnya sampai, nyaris.
Preposisi yang menandai sebab. Misalnya demi, atas.
Di, ke, dari
Penulisan preposisi ini ditulis terpisah, contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya. Kealpaan yang paling umum yaitu penulisan nyata "dimana", yang seharusnya ditulis "di mana".
Perkecualian untuk hal ini adalah:
kepada
keluar (sebagai lawan sebutan "masuk", untuk lawan sebutan "ke dalam", penulisan harus dipisah, "ke luar")
kemari
daripada
Di mana, yang mana
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan "Sebutan depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari sebutan yang menyertainya pautan daripada di dalam gabungan sebutan yang sudah lazim diasumsikan sebagai satu sebutan seperti kepada dan daripada."
Untuk menghubungkan dua klausa tidak sederajat, bahasa Indonesia tidak mengenal nyata "di mana" (padanan dalam bahasa Inggris yaitu "who", "whom", "which", atau "where") atau variasinya ("dalam mana", "dengan mana", "yang mana", dan sebagainya)[1].
Penggunaan "di mana", "yang mana", dan lain-lain. sebagai sebutan penghubung sangat kerap terjadi pada penerjemahan naskah dari bahasa-bahasa Indo-Eropa ke bahasa Indonesia. Pada landasannya, bahasa Indonesia hanya mengenal sebutan "yang" sebagai sebutan penghubung untuk kebutuhan itu, dan penggunaannya pun terbatas. Dengan demikian, penggunaan nyata "di mana" maupun "yang mana" harus dihindari.[1], termasuk dalam penulisan keterangan rumus matematika. Kaidah atur bahasa Indonesia memiliki kosakata yang cukup untuk menterjemahkan "who", "where", "which", "whom" tanpa menggunakan sebutan "di mana". Contoh-contoh[2]:
di mana → tempat
Kami ke restoran di mana kenalan merayakan pesta ulang tahunnya. (seharusnya) Kami ke restoran tempat kenalan merayakan pesta ulang tahunnya.
di mana → dengan
Cara berikutnya yaitu “Kuis Remaja” di mana Kris Aria sebagai presenternya. (seharusnya) Cara berikutnya yaitu “ Kuis Remaja”dengan Kris Aria sebagai presenternya.
di mana → yang
Pemerintah memberi bantuan kepada korban di mana mereka tertimpa bencana lingkungan kehidupan. (seharusnya) Pemerintah memberi bantuan kepada korban yang tertimpa bencana lingkungan kehidupan.
di mana → (subklausa)
Perusahaan itu mengadakan pelatihan di mana karyawan dibina untuk dibuat menjadi tenaga terampil. (seharusnya) Perusahaan itu mengadakan pelatihan; dalam pelatihan itu karyawan dibina untuk dibuat menjadi tenaga terampil.
yang mana → yang
Penanggung jawab surat kabar itu akan dituntut untuk berita yang mana diasumsikan melecehkan artis itu. (seharusnya) Penanggung jawab surat kabar itu akan dituntut untuk berita yang diasumsikan melecehkan artis itu.
yang mana → sehingga/dan
Koperasi itu harus berlanjut dengan sama berat yang mana kebutuhan tiap bagian dapat disahuti dari sini. (seharusnya) Koperasi itu harus berlanjut dengan sama berat sehingga kebutuhan tiap bagian dapat disahuti dari sini.
Wisatawan mancanegara meningkat terus yang mana negara tujuan wisata pun lebih. (seharusnya) Wisatawan mancanegara meningkat terus dan negara tujuan wisata pun makin lebih.
Kekisruhan ini mungkin diakibatkan pengaruh oleh Ejaan Soewandi (1947) yang mengharuskan penulisan diserangkai dengan sebutan yang menyertainya, sama berat sebagai sebutan depan maupun sebagai awalan.
Penggunaan "di mana" (selalu ditulis terpisah) yang tepat hanyalah dalam sebagai sebutan tanya dalam kalimat tanya, sebagai sebutan penghubung yang mengetengahkan tempat, dan dalam nyata "di mana-mana". Contoh
Di mana ia menginap?
Kami akan berunding di mana ia akan menginap.
Di mana ia menginap, di situ keluarganya menginap.
Ia dapat menginap di mana-mana.
Sumber acuan
H. Alwi; Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M. Moeliono (1998). Atur Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Aturan sejak dahulu kala istiadat Republik Indonesia.
Catatan kaki
^abBuku Praktis Bahasa Indonesia 1 terbitan Pusat Bahasa
Tags: preposition, ke dari, preposisi, menandai maksud tujuan, misalnya, inggris, who, whom which where, variasinya, mana, kris, aria sebagai presenternya, seharusnya acara, itu, harus berjalan baik, sehingga kebutuhan, collection, of free studies, bahasa baku, bahasa, indonesia jakarta departemen, pendidikan preposition