_
PREPOSITION
COLLECTION OF FREE STUDIES
Change to views  Mobile1, 2 Laptop 
Collection of Free Studies         Index A B D E 
Search in Collection of Free Studies   
Premium  (Before this)(After this headlineman

Preposisi

Preposisi (Bahasa Latin: prae, "sebelum" dan ponere, "menempatkan, tempat") atau sebutan depan yaitu sebutan yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat dan kebanyakan disertai oleh nomina atau pronomina. Preposisi dapat mempunyai nyata sebutan, misalnya di dan untuk, atau gabungan sebutan, misalnya bersama atau sampai dengan.

Daftar pokok

Penggolongan

Cara penggolongan preposisi bervariasi tergantung dari rujukan yang dipakai. Berikut salah satu cara penggolongan yang dapat digunakan:

  1. Preposisi yang menandai tempat. Misalnya di, ke, dari.
  2. Preposisi yang menandai maksud dan tujuan. Misalnya untuk, guna.
  3. Preposisi yang menandai waktu. Misalnya sampai, nyaris.
  4. Preposisi yang menandai sebab. Misalnya demi, atas.

Di, ke, dari

Penulisan preposisi ini ditulis terpisah, contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya. Kealpaan yang paling umum yaitu penulisan nyata "dimana", yang seharusnya ditulis "di mana".

Perkecualian untuk hal ini adalah:

  • kepada
  • keluar (sebagai lawan sebutan "masuk", untuk lawan sebutan "ke dalam", penulisan harus dipisah, "ke luar")
  • kemari
  • daripada

Di mana, yang mana

Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan "Sebutan depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari sebutan yang menyertainya pautan daripada di dalam gabungan sebutan yang sudah lazim diasumsikan sebagai satu sebutan seperti kepada dan daripada."

Untuk menghubungkan dua klausa tidak sederajat, bahasa Indonesia tidak mengenal nyata "di mana" (padanan dalam bahasa Inggris yaitu "who", "whom", "which", atau "where") atau variasinya ("dalam mana", "dengan mana", "yang mana", dan sebagainya)[1].

Penggunaan "di mana", "yang mana", dan lain-lain. sebagai sebutan penghubung sangat kerap terjadi pada penerjemahan naskah dari bahasa-bahasa Indo-Eropa ke bahasa Indonesia. Pada landasannya, bahasa Indonesia hanya mengenal sebutan "yang" sebagai sebutan penghubung untuk kebutuhan itu, dan penggunaannya pun terbatas. Dengan demikian, penggunaan nyata "di mana" maupun "yang mana" harus dihindari.[1], termasuk dalam penulisan keterangan rumus matematika. Kaidah atur bahasa Indonesia memiliki kosakata yang cukup untuk menterjemahkan "who", "where", "which", "whom" tanpa menggunakan sebutan "di mana". Contoh-contoh[2]:

  • di mana → tempat
    1. Kami ke restoran di mana kenalan merayakan pesta ulang tahunnya. (seharusnya) Kami ke restoran tempat kenalan merayakan pesta ulang tahunnya.
  • di mana → dengan
    1. Cara berikutnya yaitu “Kuis Remaja” di mana Kris Aria sebagai presenternya. (seharusnya) Cara berikutnya yaitu “ Kuis Remaja”dengan Kris Aria sebagai presenternya.
  • di mana → yang
    1. Pemerintah memberi bantuan kepada korban di mana mereka tertimpa bencana lingkungan kehidupan. (seharusnya) Pemerintah memberi bantuan kepada korban yang tertimpa bencana lingkungan kehidupan.
  • di mana → (subklausa)
    1. Perusahaan itu mengadakan pelatihan di mana karyawan dibina untuk dibuat menjadi tenaga terampil. (seharusnya) Perusahaan itu mengadakan pelatihan; dalam pelatihan itu karyawan dibina untuk dibuat menjadi tenaga terampil.
  • yang mana → yang
    1. Penanggung jawab surat kabar itu akan dituntut untuk berita yang mana diasumsikan melecehkan artis itu. (seharusnya) Penanggung jawab surat kabar itu akan dituntut untuk berita yang diasumsikan melecehkan artis itu.
  • yang mana → sehingga/dan
    1. Koperasi itu harus berlanjut dengan sama berat yang mana kebutuhan tiap bagian dapat disahuti dari sini. (seharusnya) Koperasi itu harus berlanjut dengan sama berat sehingga kebutuhan tiap bagian dapat disahuti dari sini.
    2. Wisatawan mancanegara meningkat terus yang mana negara tujuan wisata pun lebih. (seharusnya) Wisatawan mancanegara meningkat terus dan negara tujuan wisata pun makin lebih.

Kekisruhan ini mungkin diakibatkan pengaruh oleh Ejaan Soewandi (1947) yang mengharuskan penulisan diserangkai dengan sebutan yang menyertainya, sama berat sebagai sebutan depan maupun sebagai awalan.

Penggunaan "di mana" (selalu ditulis terpisah) yang tepat hanyalah dalam sebagai sebutan tanya dalam kalimat tanya, sebagai sebutan penghubung yang mengetengahkan tempat, dan dalam nyata "di mana-mana". Contoh

  • Di mana ia menginap?
  • Kami akan berunding di mana ia akan menginap.
  • Di mana ia menginap, di situ keluarganya menginap.
  • Ia dapat menginap di mana-mana.

Sumber acuan

  1. H. Alwi; Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M. Moeliono (1998). Atur Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Aturan sejak dahulu kala istiadat Republik Indonesia. 

Catatan kaki

  1. ^ a b Buku Praktis Bahasa Indonesia 1 terbitan Pusat Bahasa
  2. ^ Di mana...., dan yang mana


Asal :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, pasar.kelas-karyawan.co.id, dan sebagainya.



Tags: preposition, ke dari, preposisi, menandai maksud tujuan, misalnya, inggris, who, whom which where, variasinya, mana, kris, aria sebagai presenternya, seharusnya acara, itu, harus berjalan baik, sehingga kebutuhan, collection, of free studies, bahasa baku, bahasa, indonesia jakarta departemen, pendidikan preposition
 Night Course Program
 Study Scholarship Request
 Download Brochures
 Job Vacancy
 Free Online Try Out
 Alqur'an Online
 Online Registration
eduNitas.com
Toll-free service
0800 1234 000
Basic References
 ❊ Agriculture
 ❊ City
 ❊ Formula1
 ❊ Jabodetabek
 ❊ Kiribati
 ❊ Kuningan
 ❊ Lebak
 ❊ Music
 ❊ Narnia
 ❊ North Korea
 ❊ Politics
Site Shift Tuition
UNKRIS Jakarta
Profile UNKRIS Jakarta
Admission
Department
Postgraduate (MM, S2)
Prospectus
UNKRIS Jakarta web list
Graduate Program Web
Main Websites
 Regular Day College
 Graduate Class
 Advanced School Program
 Free Tuition Fees
 Online Tuition in the Best 168 PTS
 All Info
 Multifarious Forums
 Science Center
 Psychotest Tips & Tricks
 User book
 Shalat Times


_