_
Metro City
Change to views  Mobile1, 2 Laptop 
Football   ➤ Sekayu   ➤ Sukabumi   ➤ Table of Content
Search in Collection of Free Studies   
Mataram city  (Beforehand article)(Next articlecity Padangpanjang

Kota Metro

Metro
—  Kota di Indonesia  —
Masjid Taqwa Metro
Lambang Metro
Lambang
Slogan: Bumi Sai Wawai
Peta lokasi Metro
NegaraIndonesia
ProvinsiLampung
Hari aci27 April 1999
Dasar hukumUndang-undang Nomor 12 Tahun 1999
Koordinat5°6’ -5°8’ LS dan 105°17’-105°19’ BT
Pemerintahan
 • Sekretaris DaerahFiter Syahbudin, SE.MM
Lebar
 • Total68.74 km2 (26.54 mil²)
Peringkat lebar67
Populasi (2010)[1]
 • Total145,471
 • Peringkat71
 • KepadatanBad rounding here2,100/km2 (Bad rounding here5,500/sq mi)
 • Peringkat kep.48
Demografi
 • Suku bangsaJawa, Lampung
 • AgamaIslam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha
 • BahasaJawa, Lampung, Indonesia
Zona waktuWIB (UTC+7)
Kode telepon0725
Disktrik5
Kelurahan22
Situs webwww.metrokota.go.id

Kota Metro merupakan salah satu kota di provinsi Lampung, berjauhan 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung).

Daftar konten

Sekilas Kota Metro

Saat ini Metro sedang mendudukkan dasar bagi peningkatan sebuah kota masa depan. Ruang publik dan hutan kota dirawat dan ditambah untuk paru-paru kota dan tempat komunikasi masyarakat. Jalan protokol dan jalan utama dihijaukan. Ruas jalan masuk dan keluar Metro dilebarkan. Pelebaran dan pengaspalan Jl. Jenderal Sudirman (Ganjar Agung, dst) telah dihabisi dirampungkan, padahal Jalan Alamsyah Ratu Perwiranegara (dulu Jl. Unyi) kini dalam tahap penuntasan. Sarana jalan bagi kelancaran arus lalu lintas sangat penting berarti bagi kota yang dikenal sebagai kota penting kedua di Provinsi Lampung ini.

Metro tidak hanya dibuat sebagai tempat mencari nafkah penduduknya. Penduduk kabupaten yang bersamaan batasannya langsung dengan wilayah ini, Lampung Tengah dan Lampung Timur, mencari nafkah dengan berdagang dan menjual afal baik. Karena itu, di siang hari penduduk Metro lebih jumlah dibanding jumlah penduduk resminya.

Pusat perdagangan Metro tersebar di beberapa tempat. Perdagangan barang yang sudah diolah, pakaian, tekstil, elektronik, dan barang kepentingan sekunder lainnya, bisa ditemukan di Shopping Center dan Pasar Cendrawasih. Bagi penggemar otomotif kompleks pertokoan Sumur Bandung merupakan tempat berburu onderdil otomotif dan aksesorinya. Pusat niaga juga aci ketika pagi-pagi di Ganjar Luhur dan 16c tempat berdagang sayur-mayur dan komoditas pertanian lainnya. Di kompleks pertokoan Sumur Bandung berdiri propertti Chandra Supermarket dan Swalayan.

Walau Metro sebuah kota kecil, tempo dahulu anggar-anggar tahun 1990-an telah bediri 3 bioskop merupakan Nuban Ria, Metropol Chandra, dan Shopping. Tetapi yang saat ini masih beroperasi hanya di Chandra.

Terletak 46 kilometer dari Bandar Lampung, Ibu Kota Provinsi Lampung, Metro juga dikenal sebagai Kota Pendidikan. Tiap pagi angkutan umum dari Lampung Tengah dan Lampung Timur penuh dengan pelajar yang menimba pengetahuan di kota ini. Demikian sebaliknya di siang hari saat pulang sekolah. Angkutan kota tersebar ke segala penjuru wilayah yang mempermudah mobilitas penduduk Metro.

Untuk mendukung Metro sebagai kota edukasi dibangun sebuah gedung perpustakaan di jantung kota. Propertti ini dilengkapi sumber pustaka dan cairan conditioning. Dibangun sejak tahun 2002 dan sekarang sudah beroperasi. Perpustakaan yang dibiayai aturan pemerintah daerah ini merupakan langkah awal jangka panjang menyediakan afal baik edukasi bagi kabupaten anggar-anggarnya.

Bagi yang berminat kuliah di perguruan tinggi di kota ini , terdapat beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta, di selangnya Universitas Muhammadiyah Metro, Sekolah Tinggi Pengetahuan Tarbiyah Agus Salim, Sekolah Tinggi Pengetahuan Agama Islam Negeri, Sekolah Tinggi Agama Islam Ma'arif, Sekolah Tinggi Pertanian, Akademi Pertanian, dan PGSD Unila. Kini pemerintah Kota Metro sedang mengusahakan supaya Universitas Lampung membuka Fakultas Hukum di Metro (tidak lagi difungsikan dan dibuat sebagai Universitas Terbuka).

Sejarah panjang Kota Metro telah mengantarkan wilayah yang dahulunya Bedeng bermetamorfosis dibuat sebagai sebuah kota yang sebenarnya. Sebuah wilayah dengan pusat konsentrasi penduduk dengan segala anggota kehidupannya mulai dari anggota pemerintahan, sosial politik, ekonomi dan budaya.

Ciri kota yang sangat menonjol merupakan fisik wilayah yang telah terbangun, tersedianya sarana sosial dan public utilities, serta mobilitas penduduk yang tinggi.

Sejarah

Zaman Belanda

Kediaman asisten wedana Metro di masa Hindia Belanda

Wilayah Kota Metro sekarang pada waktu zaman pemerintahan Belanda merupakan Onder Distrik Sukadana pada tahun 1937 masuk Marga Nuban. Masing-masing Onder Distrik dikepalai oleh seorang Asisten Demang, padahal Distrik dikepalai oleh seorang Demang. Padahal atasan dari pada Distrik merupakan Onder Afdeling yang dikepalai oleh seorang Controleur berkebangsaan Belanda.

Tugas dari Asisten Demang mengkoordinir Marga yang dikepalai oleh Pesirah dan di dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh seorang Pembarap (Wakil Pesirah), seorang Juru Tulis dan seorang Pesuruh (Opas). Pesirah selain bermarkas sebagai Kepala Marga juga sebagai Ketua Dewan Marga. Pesirah dipilih oleh Penyimbang-penyimbang Kampung dalam Marganya masing-masing.

Marga terdiri dari beberapa Kampung merupakan dikepalai oleh Kepala Kampung dan dibantu oleh beberapa Kepala Suku. Kepala Suku diangkatkan dari tiap-tiap Suku di kampung itu.

Kepala Kampung dipilih oleh Penyimbang-penyimbang dalam kampung. Pada waktu itu Kepala Kampung wajib seorang Penyimbang Kampung, kalau bukan Penyimbang Kampung tidak bisa diangkatkan dan Kepala Kampung merupakan anggota Dewan Marga.

Zaman Jepang

Pada zaman Jepang, Residente Lampoengsche Districten dirubah namanya oleh Jepang dibuat sebagai Lampung Syu. Lampung Syu dibagi dalam 3 (tiga) Ken, yaitu:

  1. Teluk Betung Ken
  2. Metro Ken
  3. Kotabumi Ken

Wilayah Kota Metro sekarang, pada waktu itu termasuk Metro Ken yang terbagi dalam beberapa Gun, Son, Marga-marga dan Kampung-kampung. Ken dikepalai oleh Kenco, Gun dikepalai oleh Gunco, Son dikepalai oleh Sonco, Marga dikepalai oleh seorang Margaco, padahal Kampung dikepalai oleh Kepala Kampung.

Zaman Indonesia Merdeka

Setelah Indonesia merdeka dan dengan berlangsungnya pasal 2 Peraturan Peralihan UUD 1945, maka Metro Ken dibuat sebagai Kabupaten Lampung Tengah termasuk Kota Metro didalamnya. Berdasarkan Ketetapan Residen Lampung No. 153/ D/1952 tanggal 3 September 1952 yang akhir diperbaiki pada tanggal 20 Juli 1956 ditetapkan:

  • Menghapuskan daerah marga-marga dalam Keresidenan Lampung.
  • Meneguhkan kesatuan-kesatuan daerah dalam Keresidenen Lampung dengan nama "Negeri" sebanyak 36 Negeri.
  • Hak kepunyaan marga yang dihapuskan dibuat sebagai kepunyaan negeri yang bersangkutan.

Dengan dihapuskannya Pemerintahan Marga maka sekaligus sebagai nantinya dibuat Pemerintahan Negeri. Pemerintahan Negeri terdiri dari seorang Kepala Negeri dan Dewan Negeri, Kepala Negeri dipilih oleh anggota Dewan Negeri dan para Kepala Kampung. Negeri Metro dengan pusat pemerintahan di Metro (dalam Disktrik Metro).

Dalam praktek, dirasakan belum cukupnya keserasian selang pemerintahan, perihal ini menyukarkan pelaksanaan tugas penierintahan oleh sebab itu Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung pada tahun 1972 mengambil kebijaksanaan untuk secara bertahap Pemerintahan Negeri dihapus, padahal hak dan kewajiban Pemerintahan Negeri pindah kepada disktrik setempat.

Pada zaman Pemerintahan Belanda Kota Metro masih merupakan hutan belantara yang merupakan anggota dari wilayah Marga Nuban, yang akhir dibentangkan oleh para kolonisasi pada tahun 1936. Pada tahun 1937 resmi diserahkan oleh Marga Nuban dan sekaligus diresmikan sebagai Pusat Pemerintahan Onder Distrik (setingkat kecamatan).

Pada zaman pemerintahan Jepang onder distrik tersebut tetap diakui dengan nama Sonco (caniat). Pada zaman pelaksanaan kolonisasi selain Metro juga terbentuk onder distrik merupakan Pekalongan, Batanghari, Sekampung dan Trimurjo.

Kelima onder distrik ini mendapat rancangan pengairan teknis yang berasal dari Way sekampung yang pelaksanaannya dimainkan oleh para kolonisasi-kolonisasi yang sudah bermukim di bedeng-bedeng dimulai dari Bedeng I berlokasi di Trimurjo dan Bedeng 62 di Sekampung, yang akhir nama bedeng tersebut diberi nama, misalnya Bedeng 21, Yosodadi.

Kata bedeng-bedeng itu masih dijumpai sampai sekarang. Bila dateng ke kota ini lebih mudah mendapatkan daerah dengan kata angka-angka/bedeng. Misal di Trimurjo aci bedeng 1, 2, 3, 4, 5, 6c, 6 polos, 6b, 6d, 7a, 7c, 8, 10, 11a, 11b, 11c, 12a, 12b, 12c, 13 dst sampai 62 di Sekampung (sekarang masuk Lampung Timur). Bedeng yang termasuk kota Metro merupakan 14-1 (Ganjar Agung), 14-2, 15, 16a, 16c, dst. Di Kota Metro lebih mudah mendapatkan daerah dengan sebutan 16c dibanding Mulyo jati. Lebih enak cakap daerah 22 dibanding Hadimulyo. Lebih tersohor di penduduk nama 21c dibanding Yosomulyo. SUMBER

Pada zaman Jepang pengairan teknis masih terus dilanjutkan karena pada waktu pemerintahan Belanda belum juga terselesaikan.

Dan pada zaman kemerdekaan pengairan teknis tersebut masih terus dilanjutkan berdasarkan dengan babak meningkatkan teknis yang direncanakan hingga sekarang.

Adapun nama Kota Metro sebenarnya dari bahasa Jawa "Mitro", yang berarti sahabat (tempat bersama-sama sebagai satu gugusannya orang untuk bersahabat atau menjalin persahabatan).

Dan menurut bahasa Belanda "Meterm" yang berarti pusat (centrum) dengan demikian diterjemahkan sebagai suatu tempat yang ditempatkan strategis Mitro yang berarti sahabat, hal tersebut dilatarbelakangi dari kolonisasi yang datang dari beragam daerah diluar wilayah Sumatera. Pada zaman kemerdekaan nama Kota Metro tetap Metro. Dengan berlangsungnya pasal 2 Peraturan Peralihan Undang-undang Dasar 1945 maka Metro dibuat sebagai Kabupaten yang dikepalai oleh seorang Bupati pada tahun 1945, yang pada waktu itu Bupati yang pertama menjabat merupakan Burhanuddin (1945-1948).

Wilayah administrasi

Ketika belum 1986

Ketika belum dibuat sebagai kota administratif pada tahun 1986, Metro berstatus disktrik yakni disktrik Metro Raya dengan 6 (enam) kelurahan dan 11(sebelas) desa.

Adapun 6 kelurahan itu adalah:

  1. Kelurahan Metro
  2. Kelurahan Mulyojati
  3. Kelurahan Tejosari
  4. Kelurahan Yosodadi
  5. Kelurahan Hadimulyo
  6. kelurahan Ganjar Luhur

Padahal 11 desa tersebut adalah:

  1. Desa Karangrejo
  2. Desa Banjar Sari
  3. Desa Purwosari
  4. Desa Margorejo
  5. Desa Rejomulyo
  6. Desa Sumbersari
  7. Desa Kibang
  8. Desa Margototo
  9. Desa Margajaya
  10. Desa Sumber Luhur
  11. Desa Purbosembodo

1986 sampai dengan 2000

Atas dasar Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1986 tanggal 14 Agustus 1986 dibuat Kota Administratif Metro yang terdiri dari Disktrik Metro Raya dan Bantul vang diresmikan pada tanggal 9 September 1987 oleh Menteri Dalam Negeri.

Yang dalam peningkatannya lima desa di seberang Way Sekampung atau sebelah Selatan Wav Sekampung dibuat dibuat sebagai satu Kecamatan, merupakan disktrik Metro Kibang dan diisikan ke dalam wilayah pembantu Bupati Lampung Tengah wilayah Sukadana (sekarang masuk dibuat sebagai Kabupaten Lampung Timur). Dan pada tahun yang sama terbentuk 2 wilayah pembantu Bupati merupakan Sukadana dan Gunung Sugih.

Dengan kondisi dan potensi yang, cukup akbar serta ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, Kotif Metro tumbuh pesat sebagai pusat perdagangan, edukasi, kebudayaan dan juga pusat pemerintahan, maka sewajarnyalah dengan kondisi dan potensi yang aci tersebut Kotif Metro ditingkatkan statusnya dibuat sebagai Kotamadya Metro.

Hasrat memperoleh Otonomi Daerah dibuat sebagai pada tahun 1999, dengan dibuatnya Kota Metro sebagai daerah otonom berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1999 yang diundangkan tanggal 20 April 1999 dan diresmikan pada tanggal 27 April 1999 di Jakarta bersama-sama dengan Kota Dumai (Riau), Kota Cilegon, Kota Depok (Jawa Barat ),Kota Banjarbaru (Kalsel) dan Kota Ternate (Aibku Utara).

Kota Metro pada saat diresmikan terdiri dari 2 disktrik, yang masing-masing merupakan sebagai berikut:

Disktrik Metro Raya, membawahi:

  1. Kelurahan Metro
  2. Kelurahan Ganjar Luhur
  3. Kelurahan Yosodadi
  4. Kelurahan Hadimulyo
  5. Kelurahan Banjarsari
  6. Kelurahan Purwosari
  7. Kelurahan Karangrejo

Disktrik Bantul, membawahi:

  1. Kelurahan Mulyojati
  2. Kelurahan Tejosari
  3. Desa Margorejo
  4. Desa Rejomulyo
  5. Desa Sumbersari

2000 sampai sekarang

Kota Metro terbagi atas 5 disktrik berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pemekaran Kelurahan dan Disktrik di Kota Metro, wilayah administrasi pemerintahan Kota Metro dimekarkan dibuat sebagai 5 disktrik yang meliputi 22 kelurahan.

  1. Metro Barat: 11,28 km²
  2. Metro Pusat: 11,71 km²
  3. Metro Selatan: 14,33 km²
  4. Metro Timur: 11,78 km²
  5. Metro Utara: 19,64 km²

Ketentuan yang tidak boleh dilampaui wilayah

Kota Metro memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

UtaraPunggur dan Pekalongan
SelatanMetro Kibang
BaratTrimurjo
TimurPekalongan dan Batanghari

Kondisi tanah

Berdasarkan karakteristik topografinya, Kota Metro merupakan wilayah yang relatif datar dengan kemiringan <6°, tekstur tanah lempung dan liat berdebu, berstruktur granular serta macam tanah podzolik merah kuning dan sedikit berpasir. Padahal secara geologis, wilayah Kota Metro di dominasi oleh batuan endapan gunung berapi macam Qw.

Iklim

Wilayah Kota Metro yang aci di Selatan Garis Khatulistiwa pada umumnya beriklim humid tropis dengan kecepatan angin rata-rata 70 km/hari. Ketinggian wilayah berkisar selang 25-60 m dari permukaan laut (dpl), suhu udara selang 26 °C 29 °C, kelembaban udara 80%-88% dan rata-rata curah hujan per tahun 2.264 sampai dengan 2.868 mm.

Penggunaan Lahan

Pola penggunaan lahan di Kota Metro secara garis akbar dikelompokan ke dalam 2 macam penggunaan, merupakan lahan terbangun (build up area) dan tidak terbangun. Lahan terbangun terdiri dari kawasan pemukiman, sarana umum, sarana sosial, sarana perdagangan dan afal baik, padahal lahan tidak terbangun terdiri dari persawahan, perladangan dan penggunaan lain-lain.

Kawasan tidak terbangun di Kota Metro didominasi oleh persawahan dengan sistem irigasi teknis yang mencapai 2.982,15 hektar atau 43,38% dari lebar total wilayah. Selebihnya merupakan lahan kering pekarangan sebesar 1.198,68 hektar, tegalan 94,49 hektar dan sawah non irigasi sebesar 41,50 hektar.

Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Kota Metro pada tahun 2005 bergerak pada sektor afal baik (28,56%), sektor perdagangan (28,18), sektor pertanian (23,97%), transportasi dan komunikasi (9,84%) serta konstruksi (5,63%)

Hari Aci Kota Metro

Sejarah kelahiran Kota Metro bermula dengan dibangunnya sebuah induk desa baru yang diberi nama Trimurjo. Dibangunnya desa ini dimaksudkan untuk menampung sebagian dari kolonis yang didatangkan oleh perintah Hindia belanda pada tahun 1934 dan 1935, serta untuk menampung kolonis-kolonis yang akan didatangkan berikutnya.

Kedatangan kolonis pertama didesa Trimurjo merupakan pada hari sabtu tanggal 4 April 1936 yang didudukkan pada bedeng-bedeng akhir diberi penomoran gugusan bedeng, dan sampai saat ini kata penomorannya masih tersohor dan masih dipergunakan oleh penduduk Kota Metro pada umumnya.

Setelah ditempati oleh para kolonis, daerah bukaan baru yang termasuk dalam kewedanaan sukadana merupakan Marga Unyi dan Buay Nuba ini mengembang dengan pesat. Daerah ini dibuat sebagai lebih terbuka dan penduduk kolonispun lebih bertambah, selama programa perekonomian mulai tambah dan mengembang.

Berdasarkan keputusan rapat Dewan Marga tanggal 17 Mei 1937 daerah kolonisasi ini dipisahkan dari hubungan marga. Dan pada Hari selasa tanggal 9 juni 1937 nama desa Trimurjo diwakili dengan nama Metro. Tanggal 9 juni inilah yang dibuat sebagai dasar pengesahan Hari Aci Kota Metro, sebagaimana yang telah dituangkan dalam perda Nomor 11 Tahun 2002 tentang Hari Aci Kota Metro.

Pemerintahan

Kota Metro dibuat berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1999 yang pengesahannya dimainkan di Jakarta pada tanggal 27 April 1999. Bangun Organisasi Pemerintah Kota Metro pada mulanya dibuat melewati Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2001 yang terdiri dari 9 Dinas Otonom Daerah, yaitu: 10 Anggota Sekretariat Daerah, 4 Badan dan 2 Kantor. Dalam peningkatan berikutnya, dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003, Pemerintah Daerah Kota Metro menjalankan penyusunan organisasi Perangkat Daerah sebagaimana diatur dalam Perda Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Bangunan Organisasi dan Atur Kerja Perangkat Daerah.

Bangunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Metro secara rinci merupakan sebagai berikut:

  1. Sekretariat Daerah, terdiri dari:
    1. Asisten I/Pemerintahan, meliputi Anggota Pemerintahan, Anggota Hukum, Anggota Humas dan Protokol.
    2. Asisten II/Pembangunan, meliputi Anggota Perekonomian, Administrasi Pembangunan, Kesejahteraan Rakyat dan Pemberdayaan Perempuan.
    3. Asisten III/Administrasi, meliputi Anggota Organisasi, Anggota Keuangan Anggota Perlengkapan dan Anggota Umum.
  2. Sekretariat DPRD, terdiri dari:
    1. Anggota Persidangan
    2. Anggota Hukum
    3. Anggota Keuangan
    4. Anggota Umum
  3. Dinas Daerah, terdiri dari:
    1. Dinas Pekerjaan Umum
    2. Dinas Kesehatan
    3. Dinas Edukasi
    4. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
    5. Dinas Atur Kota dan Anggota yang terkait Hidup
    6. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
    7. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
    8. Dinas Tenaga Kerja dan Sosial
    9. Dinas Pertanian
    10. Dinas Pasar
    11. Dinas Perolehan Daerah
  4. Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari:
    1. Badan Babak merencanakan Pengembangan Daerah
    2. Badan Pengawasan Daerah
    3. Badan Kepegawaian Daerah
    4. Badan Edukasi dan Pelatihan Daerah
    5. Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana
    6. Rumah Sakit Umum Ahmad Yani
    7. Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Penduduk
    8. Kantor Pelayanan Administrasi Perizinan Terpadu
    9. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
    10. Satuan Polisi Pamong Praja
  5. Disktrik dan Kelurahan, terdiri dari:

Disktrik Metro Pusat

  • Kelurahan Metro
  • Kelurahan Imopuro
  • Kelurahan Hadimulyo Timur
  • Kelurahan Hadimulyo Barat
  • Kelurahan Yosomulyo

Disktrik Metro Timur

  • Kelurahan Iringmulyo
  • Kelurahan Yosodadi
  • Kelurahan Yosorejo
  • Kelurahan Tejosari
  • Kelurahan Tejoagung

Disktrik Metro Barat

  • Kelurahan Mulyojati
  • Kelurahan Mulyosari
  • Kelurahan Ganjar Asri
  • Kelurahan Ganjar Luhur

Disktrik Metro Utara

  • Kelurahan Banjar Sari
  • Kelurahan Karang Rejo
  • Kelurahan Purwosari
  • Kelurahan Purwoasri

Disktrik Metro Selatan

  • Kelurahan Sumbersari
  • Kelurahan Margorejo
  • Kelurahan Margodadi
  • Kelurahan Tejosari

Perluasan Wilayah

Dengan gagasan historis, kota Metro menegaskan dukungan sepenuhnya atas ekspansi hingga ke Disktrik Punggur, Pekalongan, Trimurjo, dan Metrokibang.[2] Tetapi belum cukup berlangsung berdasarkan rancangan karena bupati Lampung Tengah mengizinkannya itupun sekiranya diizinkan oleh pemerintah pusat, dengan gagasan kota Metro lebih berpandangan kepada pemukiman bukan pertanian dan juga menabrak undang-undang.[3]

Bahkan, Pemkab Lamtim bertekad tidak akan memerdekakan salah satu target ekspansi itu. Yakni Disktrik Metrokibang karena berdirinya Lamtim didasarkan pada Undang-Undang (UU) No. 12/1999 tentang Pembentukan Kabupaten Lamteng, Lamtim, Waykanan, dan Kota Metro. Menurutnya, merujuk UU itu, maka wilayah Disktrik Metrokibangmerupakan anggota dari Lamtim. Bila itu dimainkan maka akan menabrak undang-undang.

Acuan

  1. ^ "Population Census 2010 Province Lampung". BPS. Retrieved 2010-12-26. 
  2. ^ http://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lamteng-metro/49441-ekspansi-metro-mencuat-lagi-
  3. ^ http://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lamteng-metro/49726--ambil-saja-kalau-bisa-

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs web resmi Kota Metro
  • (Indonesia) Selayang Pandang Kota Metro
  • (Indonesia) Selayang Pandang Kota Metro 2
Compass rose pale.svgKabupaten Lampung TengahKabupaten Lampung TengahKabupaten Lampung TimurCompass rose pale.svg
Kabupaten Lampung TengahUtaraKabupaten Lampung Timur
Barat   Kota Metro    Timur
Selatan
Kabupaten Lampung TengahKabupaten Lampung TimurKabupaten Lampung Timur
Kota Metro, Lampung
 
Disktrik
Metro Barat  • Metro Pusat  • Metro Selatan  • Metro Timur  • Metro Utara
Lambang Kota Metro
 
Pusat pemerintahan: Kota Bandar Lampung
 
Kabupaten
Lambang Provinsi Lampung
 
Kota
Bandar Lampung  • Metro
 


Sumber :
id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), pasar.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dll-nya.



eduNitas.com
Toll-free service
0800 1234 000
 Encyclopedists
 Job Vacancies
 Psychological Test Practice
 Various Sponsorship

 Morning Tuition
 Executive Class
 Tuition Scholarships
 Online College Programs in the Best 168 PTS
 Online Registration
 Download Brochures / Catalogs
 Waivers Cost of Education Application
Site Advanced School
UNKRIS Jakarta
Online Registration
Profile UNKRIS Jakarta
Student Admission
Study Program
Postgraduate (MM, S2)
Prospects Alumnus
UNKRIS Jakarta web list
Employee Class Web
Main Websites
Quality Portal
 ➤ Animals
 ➤ Astronomy
 ➤ Biography
 ➤ Biology
 ➤ Brazil
 ➤ Chemistry
 ➤ Culture
 ➤ Economics
 ➤ Mexico
 ➤ National Hero
 ➤ Serdang Bedagai
 ➤ Sidikalang
 Various Debate
 Al Qur'an Online
 Sholat Schedule
 Informatics Science Reference


Collection of Free Studies
_