Museum Taman Prasasti

Bagian depan Museum Taman Prasasti
Tombstones taman prasasti.jpg

Museum Taman Prasasti yaitu sebuah museum cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda yang ada di Jalan Tanah Akang No. 1, Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi prasasti nisan kuno serta miniatur makam khas dari 27 provinsi di Indonesia, beserta koleksi kereta jenazah antik. Museum seluas 1,2 ha ini yaitu museum membuka yang menampilkan karya seni dari masa lampau tentang kecanggihan para pematung, pemahat, kaligrafer dan sastrawan yang menyatu.

Sejarah

Pekuburan masyarakat Eropa di Tanah Akang (litografi oleh Josias Cornelis Rappard, 1881-1889)

Semula Museum Taman Prasasti yang terletak di Jl. Tanah Akang I ini yaitu pemakaman umum bernama Kebon Jahe Kober seluas 5,5 ha dan didirikan tahun 1795 untuk mengalihkan kuburan lain di samping gereja Nieuw Hollandsche Kerk, sekarang Museum Wayang, yang sudah penuh. Makam baru ini menyimpan koleksi nisan dari tahun ketika belumnya karena beberapa akbar dipindahkan dari pemakaman Nieuw Hollandse Kerk pada awal abad 19. Nisan yang dipindahkan ini ditandai dengan tulisan HK, Hollandsche Kerk.

Pada tanggal 9 Juli 1977, pemakaman Kebon Jahe Kober dijadikan museum dan ditanggalkan untuk umum dengan koleksi prasasti, nisan, dan makam sebanyak 1.372 yang terbuat dari batu lingkungan kehidupan, marmer, dan perunggu. Karena perkembangan kota, lapang museum ini sekarang menyusut tinggal hanya 1,3 ha saja.

Koleksi

Tanda HK disertai nomor yaitu petunjuk beberapa nisan yang yaitu pindahan dari pemakaman Gereja Belanda di Kota Tua (sekarang Museum Wayang)

Di museum ini dihimpun beragam prasasti dari abad Belanda dan ketika belumnya serta makam beberapa tokoh Belanda, Inggris dan Indonesia atau Hindia Belanda seperti:

  • A.V. Michiels (tokoh militer Belanda pada perang Buleleng)
  • Dr. H.F. Roll (Pendiri STOVIA atau Sekolah Kedokteran pada abad pendudukan Belanda)
  • J.H.R. Kohler (tokoh militer Belanda pada perang Aceh)
  • Olivia Marianne Raffles (istri Thomas Stamford Raffles, mantan Gubernur Hindia Belanda dan Singapura)
  • Kapitan Jas, makamnya diyakini beberapa masyarakat dapat memberikan kesuburan, keselamatan, kemakmuran dan kebahagiaan.
  • Miss Riboet, tokoh opera pada tahun 1930-an
  • Soe Hok Gie, aktivis gerakan mahasiswa pada tahun 1960-an

Galeri

Waktu Membuka

Museum membuka Selasa - Ahad dari pukul 09.00 - 15.00 WIB. Dengan tiket masuk berkisar selang Rp 1.000 hingga Rp 2.000. Senin dan Hari Akbar tutup.

Lihat pula

Rujukan

  • Buku petunjuk pariwisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, DKI.
  • Historical Sites of Jakarta. A Heuken SJ. Penerbit Cipta Loka Caraka. Jakarta: 2007
 
Jakarta Pusat

Gedung Joang '45 · Gedung Kesenian Jakarta · Gedung Mohammad Hoesni Thamrin · Planetarium Jakarta · Monumen Nasional · Museum Adam Malik · Museum Anatomy Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia · Museum Jenderal Akbar DR. Abdul Haris Nasution · Museum Kebangkitan Nasional · Museum Nasional Indonesia atau Museum Gajah · Museum Pers ANTARA · Museum Perumusan Naskah Proklamasi · Museum Puri Bhakti Renatama · Museum Sasmita Loka Ahmad Yani · Museum Sumpah Pemuda · Museum Taman Prasasti · Museum Tekstil · Museum Tosan Aji · Galeri Nasional Indonesia

 
Jakarta Barat

Bentara Budaya Jakarta · Museum 12 Mei Universitas Trisakti · Museum Bank Indonesia · Museum Bank Mandiri · Museum Fatahillah · Museum Lukisan Universitas Pelita Harapan · Museum Seni Rupa dan Keramik · Museum Wayang ·

 
Jakarta Selatan

Museum Dirgantara Mandala · Museum Harry Darsono · Museum Kriminal (Mabak) · Museum Layang-Layang · Museum Manggala Wanabhakti · Museum Polri · Museum Reksa Artha · Museum Satria Mandala · Museum Waspada Purbawisesa

 
Jakarta Timur
 
Jakarta Utara

Museum Bahari · Museum Laut Ancol · Museum Pulau Onrust



Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, indonesia-info.net, pasar.kelas-karyawan.co.id, dll.