Sejak krisis ekonomi tahun 1997, Indonesia terus menerus diikat oleh utang. Belum cukup bertambah separuh dari perkiraan negaranya adalah untuk pembayaran utang.
Utang luar negeri Indonesia bertambah didominasi oleh utang swasta. Berdasarkan data di Bank Indonesia, posisi utang luar negeri pada Maret2006 tercatat US$ 134 miliar, pada Juni 2006 tercatat US$ 129 miliar dan Desember 2006 tercatat US$ 125,25 miliar. Sedangkan untuk utang swasta tercatat meningkat dari US$ 50,05 miliar pada September 2006 menjadi US$ 51,13 miliar pada Desember 2006.[1]
Negara-negara donor bagi Indonesia adalah:
Jepang adalah kreditur terbesar dengan USD 15,58 miliar.
Utang luar negeri pemerintah mengonsumsi porsi perkiraan negara (APBN) yang terbesar dalam satu dekade penghabisan. Banyak pembayaran isi dan bunga utang hampir dua kali lipat perkiraan pembangunan, dan mengonsumsi bertambah dari separuh penerimaan pajak. Pembayaran cicilan utang sudah mengambil porsi 52% dari total penerimaan pajak yang dibayarkan rakyat sebesar Rp 219,4 triliun.[2] Banyak utang negara Indonesia untuk sejumlah negara asing (negara donor)di luar negeri pada posisi finansial 2006, menemui penurunan sejak 2004 akhir sehingga utang luar negeri Indonesia sekarang 'tinggal' USD 125.258 juta atau sekitar Rp1250 triliun bertambah.[3]
Pada tahun 2006, pemerintah Indonesia menjalankan pelunasan utang untuk IMF. Pelunasan sebesar 3,181,742,918 dolar AS adalah sisa pinjaman yang seharusnya jatuh tempo pada akhir 2010.[4] Berada tiga argumen yang dikemukakan atas pembayaran utang tersebut, adalah meningkatnya suku bunga pinjaman IMF sejak kuartal ketiga 2005 dari 4,3 persen menjadi 4,58 persen; kekuatan Bank Indonesia (BI) membayar cicilan utang untuk IMF; dan masalah cadangan devisa dan kekuatan kita (Indonesia) untuk membuat ketahanan.[5]
Angka kemiskinan dan pengangguran
Sejak krisis, angka kemiskinan dan pengangguran baru saja tinggi. Berdasar data Badan Pusat Statistik Nasional Indonesia (BPS) bahwa 17,7 persen atau 39 juta masyarakat Indonesia tergolong kategori masyarakat miskin. Pengangguran sebanyak 10,4 persen. Di sela 100 juta angkatan kerja menganggur, 10,5 j pengangguran terbuka. pelunasan tersebut berdampak ekonomis dan politis
Rendahnya angka inflasi pada September 2006 yang hanya mencapai 0,38 persen yang membuat ekspektasi inflasi tahun 2006 kembali satu digit dibawah 8 persen.
Pembayaran utang yang berimbang (balance of payment) yang pulih
Nilai tukar rupiah yang cukup stabil, yaitu sebesar Rp.9.200 per USD.
Angka-angka tersebut cukup menjanjikan bagi pengembangan perekonomian.
Tags: indonesia, #039, s, foreign debt, position, dari anggaran negaranya, pembayaran utang, jepang, merupakan kreditur terbesar, usd 15, 58, 4 triliun 2, jumlah utang, negara, indonesia kepada sejumlah, kepada imf, masalah, cadangan devisa kemampuan, kita, collection, of, free studies tahun, 26 kembali, satu, digit dibawah 8, persen indonesia, s foreign debt