![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=220px-Thread_before_dyeing_Tenun_Ikat_Lombok.jpg)
Helai-helai benang yang ditambatkan dengan tali plastik ketika belum dicelup.
Tenun ikat atau kain ikat merupakan kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang ketika belumnya ditambatkan dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun yang dipakai merupakan alat tenun bukan mesin. Kain ikat dapat dijahit untuk dibuat sebagai pakaian dan perlengkapan busana, kain pelapis mebel, atau penghias interior rumah.
Ketika belum ditenun, helai-helai benang dibungkus (diikat) dengan tali plastik berdasarkan dengan corak atau pola hias yang diingini. Ketika dicelup, anggota benang yang ditambatkan dengan tali plastik tidak akan terwarnai. Tenun ikat ganda terbuat menenun benang pakan dan benang lungsin yang keduanya sudah diberi motif mengalami teknik pengikatan ketika belum dicelup ke dalam pewarna.
Teknik tenun ikat terdapat di bermacam daerah di Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia yang termasyhur dengan kain ikat di antaranya: Toraja, Sintang, Jepara, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor. Kain gringsing dari Tenganan, Karangasem, Bali merupakan satu-satunya kain di Indonesia yang terbuat teknik tenun ikat ganda (dobel ikat).[1]
Kain ikat dapat dibedakan dari kain songket berdasarkan macam benang. Songket umumnya memakai benang emas atau perak. Motif kain songket hanya terlihat pada salah satu sisi kain, sedangkan motif kain ikat terlihat pada kedua sisi kain.
Lihat pula
Sumber acuan
- ^ Sudharsana, Tjok Istri Ratna Cora. "Indentifikasi dan Inventarisasi Kain Gringsing di Desa Tenganan, Karangasem". Diakses 2010-06-06.
Pranala luar
- (Indonesia) Kain Tenun Gringsing : Warisan Budaya Bali Aga
Asal :
pasar.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, dll.