Hasjim Asy'ari

K.H.Hasjim Asy'arie
Lahir10 April 1875
Desa Gedang, Disktrik Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur
Meninggal7 September 1947
Jombang, Jawa Timur
Dikenal karenaPendiri Nahdlatul Ulama
dan Pahlawan Nasional
GelarHadratusy Syaikh
PenggantiK.H. A. Wahab Hasbullah
AgamaIslam
PasanganNyai Nafiqoh
Nyai Masruroh
Anak

Hannah, Khoiriyah, Aisyah, Azzah, Abdul Wahid, Abdul Hakim (Abdul Kholiq), Abdul Karim, Ubaidillah, Mashurroh, Muhammad Yusuf

Abdul Qodir, Fatimah, Chotijah, Muhammad Ya’kub

Kyai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie - anggota belakangnya juga sering dieja Asy'ari atau Ashari (lahir di Desa Gedang, Disktrik Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 10 April 1875 – meninggal di Jombang, Jawa Timur, 25 Juli 1947 pada umur 72 tahun; 4 Jumadil Awwal 1292 H- 6 Ramadhan 1366 H; dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang) adalah salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang adalah pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia. Di kalangan Nahdliyin dan ulama pesantren dia dijuluki dengan sebutan "Hadratus Syeikh" yang berarti maha guru.

Keluarga

K.H Hasjim Asy'ari adalah putra ketiga dari 10 bersaudara [1]. Ayahnya bernama Kyai Asy'ari, pemimpin Pesantren Keras yang tidak kekurangan di sebelah selatan Jombang. Ibunya bernama Halimah. Selama kesepuluh saudaranya selang lain: Nafi'ah, Ahmad Saleh, Radiah, Hassan, Anis, Fatanah, Maimunah, Maksum, Nahrawi dan Adnan. Berdasarkan silsilah garis keturunan ibu, K.H. Hasjim Asy'ari memiliki garis keturunan baik dari Sultan Pajang Jaka Tingkir juga mempunyai keturunan ke raja Hindu Majapahit, Raja Brawijaya V (Lembupeteng). Berikut silsilah berdasarkan K.H. Hasjim Asy'ari berdasarkan garis keturanan ibu:

Hasjim Asy'ari putra Halimah putri Layyinah putri Sihah Putra Abdul Jabar putra Ahmad putra Pangeran Sambo putra Pengeran Benowo putra Joko Tingkir (Mas Karebet) putra Prabu Brawijaya V (Lembupeteng)[2]

Edukasi

K.H. Hasjim Asy'ari berlatih dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya, Kyai Utsman yang juga pemimpin Pesantren Nggedang di Jombang. Sejak usia 15 tahun, dia berkelana menimba ilmu di bermacam pesantren, selang lain Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Kademangan di Bangkalan dan Pesantren Siwalan di Sidoarjo.

Pada tahun 1892, K.H. Hasjim Asy'ari pergi menimba ilmu ke Mekah, dan berguru pada Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Mahfudh at-Tarmisi, Syekh Ahmad Amin Al-Aththar, Syekh Ibrahim Arab, Syekh Said Yamani, Syekh Rahmaullah, Syekh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad As-Saqqaf, dan Sayyid Husein Al-Habsyi.

Di Makkah, permulaannya K.H. Hasjim Asy'ari berlatih dibawah bimgingan Syaikh Mafudz dari Termas (Pacitan) yang adalah ulama dari Indonesia pertama yang melatih Sahih Bukhori di Makkah. Syaikh Mafudz adalah pakar hadis dan perihal ini sangat menarik minat berlatih K.H. Hasjim Asy'ari sehingga sekembalinya ke Indonesia pesantren dia sangat termasyhur dalam pengajaran ilmu hadis. Dia mendapatkan ijazah langsung dari Syaikh Mafudz bagi melatih Sahih Bukhari, dimana Syaikh Mahfudz adalah pewaris paling terakhir dari pertalian penerima (isnad) hadis dari 23 generasi penerima karya ini.[3]. Kecuali berlatih hadis dia juga berlatih tassawuf (sufi) dengan mendalami Tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah.

K.H. Hasjim Asy'ari juga mendalami fiqih madzab Syafi'i di bawah hasil mendidik Syaikh Ahmad Katib dari Minangkabau yang juga pakar dalam anggota astronomi (ilmu falak), matematika (ilmu hisab), dan aljabar. Di masa berlatih pada Syaikh Ahmad Katib inilah K.H. Hasjim Asy'ari mendalami Tafsir Al-manar karya monumental Muhammad Abduh. Pada prinsipnya dia mengagumi rasionalitas pemikiran Abduh akan namun belum cukup setuju dengan ejekan Abduh terhadap ulama tradisionalis.

Gurunya yang lain adalah termasuk ulama termasyhur dari Banten yang mukim di Makkah yaitu Syaikh Nawawi al-Bantani. Selama guru yang bukan dari Nusantara selang lain Syaikh Shata dan Syaikh Dagistani yang adalah ulama termasyhur pada masa itu[4].

Perjuangan

Pada tahun 1899, sepulangnya dari Mekah, K.H. Hasjim Asy'ari membangun Pesantren Tebu Ireng, yang nantinya menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada zaman 20.

Pada tahun 1926, K.H Hasjim Asy'ari menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya Nadhlatul Ulama (NU), yang berarti kebangkitan ulama.

Karya dan pemikiran

K.H. Hasjim Asy'ari banyak membuat tulisan dan catatan-catatan. Sekian banyak dari pemikirannya, setidaknya tidak kekurangan empat kitab karangannya yang paling dasar dan menggambarkan pemikirannya; kitab-kitab tersebut selang lain:

  • Risalah Ahlis-Sunnah Wal Jama'ah: Fi Hadistil Mawta wa Asyrathis-sa'ah wa baya Mafhumis-Sunnah wal Bid'ah (Paradigma Ahlussunah wal Jama'ah: Pembahasan perihal Orang-orang Mati, Tanda-tanda Zaman, dan Penjelasan perihal Sunnah dan Bid'ah)
  • Al-Nuurul Mubiin fi Mahabbati Sayyid al-Mursaliin (Cahaya yang Terang perihal Kecintaan pada Utusan Tuhan, Muhammad SAW)
  • Kebaikan budi pekerti al-alim wal Muta'allim fi maa yahtaju Ilayh al-Muta'allim fi Ahwali Ta'alumihi wa maa Ta'limihi (Etika Pengajar dan Murid dalam Hal-hal yang Perlu Diamati oleh Murid Selama Belajar)
  • Al-Tibyan: fin Nahyi 'an Muqota'atil Arham wal Aqoorib wal Ikhwan (Penjelasan perihal Larangan Memutus Tali Silaturrahmi, Tali Persaudaraan dan Tali Persahabatan)[5]

Pustaka

  1. ^ Khuluq, L. 2000, Fajar Kebangunan Ulama Biografi K.H. Hasjim Asy'ari, LKiS. perihal. 18
  2. ^ Akarhanaf, Kiai Hasjim Asj'ari, perihal. 55 atau lihat Khuluq, L. 2000, Fajar Kebangunan Ulama Biografi K.H. Hasyim Asy'ari, LKiS. perihal. 17
  3. ^ Arifin, Kepemimpinan Kiai, perihal. 72; lihat juga Anam, Pertumbuhan, perihal. 60.
  4. ^ Zamaksari, Tradisi Pesantren. perihal. 95
  5. ^ Misrawi, Zuhairi. Hadratussaikh Hasyim Asy'ari Moderasi, Keumatan, dan Kebangsaan, Kompas Media Nusantara, 2010, Hal. 17
Sebelumnya:
tidak tidak kekurangan
Rais Aam
PB Nahdlatul Ulama

1926-1947
Digantikan oleh:
K.H. Wahab Chasbullah
Di bawah ini adalah daftar lengkap dan resmi 163 tokoh yang telah dikuatkan menjadi Pahlawan Nasional Indonesia.
Politik
Abdul Halim · Achmad Soebardjo · Adam Malik · Adenan Kapau Gani · Alimin · Andi Sultan Daeng Radja · Arie Frederik Lasut · Djoeanda Kartawidjaja · Ernest Douwes Dekker · Fatmawati · Ferdinand Lumbantobing · Frans Kaisiepo · Gatot Mangkoepradja · Hamengkubuwana IX · Herman Johannes · Idham Chalid · Ida Anak Luhur Gde Luhur · Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono · I Gusti Ketut Pudja · Iwa Koesoemasoemantri · Izaak Huru Doko · J. Leimena · Johannes Abraham Dimara · Kusumah Atmaja · L. N. Palar · Mangkunegara I · Maskoen Soemadiredja · Mohammad Hatta · Mohammad Husni Thamrin · Moewardi · Teuku Nyak Arif · Nani Wartabone · Oto Iskandar di Nata · Radjiman Wedyodiningrat · Rasuna Said · Saharjo · Samanhudi · Soekarni · Soekarno · Sukarjo Wiryopranoto · Soepomo · Soeroso · Soerjopranoto · Sutan Syahrir · Syafruddin Prawiranegara · Tan Malaka · Tjipto Mangoenkoesoemo · Oemar Said Tjokroaminoto · Wahid Hasjim · Zainul Arifin
Militer
Kemerdekaan
Revolusi
Pergerakan
Sastra
Seni
Edukasi
Integrasi
Pers
Pengembangan
Agama
Perjuangan
 
 
Keluarga
President Abdurrahman Wahid - Indonesia.jpg
 


Sumber :
id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, pasar.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dsb.