Gharimin

Gharimîn yaitu kata dari bahasa Arab yang bermakna orang-orang yang memiliki hutang.

Orang berhutang yang berhak menyetujui kuota zakat yaitu orang-orang dalam golongan:

• Orang yang berhutang untuk kebutuhan pribadi yang tidak dapat disingkirkan, dengan syarat-syarat menjadi berikut:

1. Utang itu tidak timbul karena kemaksiatan.
2. Utang itu melilit pelakunya.
3. Si pengutang sudah tidak sanggup lagi melunasi utangnya.
4. Utang itu sudah jatuh tempo, atau sudah wajib dilunasi ketika zakat itu diberikan kepada si pengutang.

• Orang-orang yang berhutang untuk kebutuhan sosial, seperti yang berhutang untuk mendamaikan selang pihak yang bertikai dengan memikul biaya diyat (denda kriminal) atau biaya barang-barang yang dirusak. Orang seperti ini berhak menyetujui zakat, walaupun mereka orang kaya yang mampu melunasi utangnya.

• Orang-orang yang berhutang karena menjamin utang orang lain, dimana yang menjamin dan yang dijamin keduanya tidak kekurangan dalam kondisi kesukaran keuangan.

• Orang yang berhutang untuk pembayaran diyat (denda) karena pembunuhan tidak sengaja, apabila keluarganya (aqilah) benar-benar tidak mampu membayar denda tersebut, begitu pula kas negara.

Pembayaran diyat itu dapat diserahkan langsung kepada wali si terbunuh. Adapun diyat pembunuhan yang disengaja tidak boleh dibayar dari dana zakat. Tapi demikian, tidak boleh mempermudah pembayaran diyat dari dana zakat, karena jumlahnya kasus pembunuhan tidak sengaja, sebab para mustahiq zakat yang lain juga sangat membutuhkannya. Untuk itu, dianjurkan menciptakan kotak-kotak dana sosial untuk meringankan beban orang yang menanggung diyat seperti ini, contohnya karena kecelakaan lalu lintas dan menjadinya. Juga sugesti menciptakan kotak-kotak dana sosial keluarga atau profesi untuk menyerasikan sistem aqilah (sanak keluarga yang masuk menanggung diyat pembunuhan tidak sengaja) pas dengan tuntutan zaman.

Acuan

• Panduan Bijak Zakat. H.A. Hidayat, Lc. & H. Hikmat Kurnia."QultumMedia. Jakarta. 2008.".