![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=5&kodegb=250px-Qgis08_grass6_toolbox.jpg)
GIS dengan Quantum GIS.
Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) menjadikan sistem informasi khusus yang mengurus data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang bertambah ketat, menjadikan sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengurus dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga mengisikan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai anggota dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat dipakai untuk investigasi ilmiah, pengurusan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG dapat membantu penyusun rencana untuk dengan cara cepat menghitung waktu tanggap darurat kala terjadi bencana dunia, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.
SIG menjadikan sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang mengisikan, mengurus, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.
SIG menjadikan sistem informasi untuk mengisikan, pengurusan, memanipulasi, menganalisa, pengumpulan, menampilkan, menciptakan data untuk dimainkan pengujian, penggabungan, pengamanan, manajemen yang ditujukan untuk mendukung segala perencanaan di masa mendatang.
SIG menjadikan alat yang berharga untuk pengumpulan, pengumpulan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.
- Menurut Kang-Tsung Chang (2002)
SIG sebagai a computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic data.
SIG sebagai sistem informasi yang dipakai untuk mengisikan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menciptakan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengurusan penggunaan lahan, sumber daya dunia, anggota yang terkait, transportasi, sarana kota, dan pelayanan umum lainnya.
- Menurut Marble et al (1983)
SIG menjadikan sistem penanganan data keruangan.
- Menurut Bernhardsen (2002)
SIG sebagai sistem komputer yang dipakai untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data serta analisa data
SIG menjadikan sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang dibutuhkan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi
SIG menjadikan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.
- Menurut Calkin dan Tomlison (1984)
SIG menjadikan sistem komputerisasi data yang penting.
SIG menjadikan sistem untuk pengurusan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data dengan cara spasial terkait dengan muka bumi.
SIG menjadikan sistem informasi yang mendukung pengorganisasian data, sehingga dapat diakses dengan menuding daerah pada sebuah peta.
SIG menjadikan sejenis software yang dapat dipakai untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.
SIG menjadikan sistem berbasis komputer yang dipakai untuk menyimpan, manipulasi dan menganalisis informasi geografi.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SIG menjadikan pengurusan data geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin).
Sejarah pengembangan
35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, dan juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.
Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis dimainkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
Awal ratus tahun ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan sebagai sebagian lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh riset senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan sebagai multifungsi pada awal tahun 1960-an.
Tahun 1967 menjadikan awal pengembangan SIG yang dapat dimainkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang belakang dinamakan CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), dipakai untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan bermacam informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, dunia lepas sama sekali, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga dimainkan untuk kepentingan analisis.
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=5&kodegb=250px-GvSIG_-_GIS.jpg)
GIS dengan gvSIG.
CGIS menjadikan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , mengisikan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson belakang dinamakan "Bapak SIG".
CGIS bertahan hingga tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tanpa dapat berkompetisi denga aplikasi pemetaan komersil yang dibawa keluar sebagian vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil menciptakan banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut sebagai struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu kembali pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada belakang ratus tahun ke-20, pertumbuhan yang cepat di bermacam sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan sebagai platform bertambah lebih kurang, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan pengetahuan pengetahuan, teknologi dan riset.
Jenjang edukasi SMU/senior high school menempuh kurikulum edukasi geografi SIG dan penginderaan jauh telah diperkenalkan sejak dini. Universitas di Indonesia yang membuka program Diploma SIG ini menjadikan D3 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, tahun 1999. Sedangkan jenjang S1 dan S2 telah berada sejak 1991 dalam Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Penekanan pengajaran pada analisis spasial sebagai ciri geografi. Tamatannya tanpa sekedar mengoperasikan software namun mampu menganalisis dan menjawab persoalan keruangan. Sejauh ini SIG sudah dikembangkan hampir di semua universitas di Indonesia menempuh laboratorium-laboratorium, kumpulan studi/diskusi maupun mata pelajaran.
Komponen Sistem Informasi Geografis
Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang bertugas dengan cara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, manusia, dan cara yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Perangkat Keras (hardware)
Perangkat keras SIG menjadikan perangkat-perangkat fisik yang menjadikan anggota dari sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang akbar dengan cara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari sebagian anggota untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil babak. Berikut ini pembagian pas proses :
Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak dipakai untuk melakukan babak menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data adun data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang wajib terdapat dalam komponen software SIG adalah:
- Alat untuk mengisikan dan memanipulasi data SIG
- Data Base Management System (DBMS)
- Alat untuk menganalisa data-data
- Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa
Data
Pada prinsipnya terdapat dua macam data untuk mendukung SIG yaitu : Data Spasial
Data spasial menjadikan bayangan nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
- Data Non Spasial (Atribut)
Data non spasial menjadikan data berwujud tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dipunyai oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berwujud data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang berada.
Manusia
Manusia menjadikan isi elemen dari SIG karena manusia menjadikan penyusun rencana dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengurus sistem hingga pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.
Cara
Cara yang dipakai dalam SIG akan berbeda untuk tiap permasalahan. SIG yang adun tergantung pada aspek desain dan aspek realnya.
Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG)
Pada dasarnya pada SIG terdapat lima (5) babak yaitu:
Babak input data dipakai untuk menginputkan data spasial dan data non-spasial. Data spasial pada umumnya berupa peta analog. Untuk SIG wajib menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut wajib dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat digitizer. Selain babak digitasi dapat juga dimainkan babak overlay dengan melakukan babak scanning pada peta analog.
Tipe data yang dibutuhkan oleh suatu anggota SIG mungkin perlu dimanipulasi supaya pas dengan sistem yang digunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit adun untuk data spasial maupun non-spasial.
Setelah data spasial diisikan maka babak belakang menjadikan pengolahan data non-spasial. Pengolaha data non-spasial mencakup penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran akbar.
Query menjadikan babak analisis yang dimainkan dengan cara tabular. Dengan cara fundamental SIG dapat melakukan dua macam analisis, yaitu:
Analisis Proximity menjadikan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. SIG menggunakan babak buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk memilihkan dekatnya hubungan antar sifat anggota yang berada.
Overlay menjadikan babak penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Dengan cara sederhana overlay dinamakan sebagai operasi visual yang membutuhkan bertambah dari satu layer untuk digabungkan dengan cara fisik.
Untuk sebagian tipe operasi geografis, hasil belakang terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.
Manfaat SIG di bermacam bidang
Manajemen kelola guna lahan
Penggunaan dan penggunaan lahan menjadikan anggota kajian geografi yang perlu dimainkan dengan penuh pertimbangan dari bermacam bidang. Tujuannya menjadikan untuk memilihkan zonifikasi lahan yang pas dengan karakteristik lahan yang berada. Misalnya, wilayah penggunaan lahan di kota pada umumnya dibagi sebagai daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, sarana umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat dipakai sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang dibutuhkan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan supaya efektif dan tanpa melanggar kriteria-kriteria tertentuyang dapat menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang dapat sebagai parameter selang lain: di luar lahan pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan cairan, tidak berdekatan 5 meter dari jalan raya, dan lain-lain. Dengan kemampuan SIG yang dapat memetakan apa yang berada di luar dan di dalam suatu lahan, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga menimbulkan irisan daerah yang tanpa pas, lebih kurang pas, dan sangat pas dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen kelola guna lahan bertambah banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan keadaan dunia, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana babak pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi supaya dapat merata dan minimal biayanya dapat ditolong dengan peta sawah ladang, peta pemukiman warga, ketinggian masing-masing tempat dan peta keadaan tanah. Penentuan lokasi gudang dan marketing hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen penggunaan lahan, SIG juga dapat membantu dalam perihal penyusunan ruang. Tujuannya menjadikan supaya penentuan pola penggunaan ruang disesuaikan dengan keadaan fisik dan sosial yang berada, sehingga bertambah efektif dan efisien. Misalnya penyusunan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan lainnya.
Inventarisasi sumber daya dunia
Dengan cara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui persebaran bermacam sumber daya dunia, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
- Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:
- Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
- Kawasan hutan yang baru saja adun dan hutan rusak;
- Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
- Penggunaan perubahan penggunaan lahan;
- Rehabilitasi dan konservasi lahan.
Untuk pengamatan daerah bencana dunia
Kemampuan SIG untuk pengamatan daerah bencana dunia, misalnya:
- Memantau lebar wilayah bencana alam;
- Pencegahan terjadinya bencana dunia pada masa datang;
- Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;
- Penentuan tingkat bahaya erosi;
- Prediksi ketinggian banjir;
- Prediksi tingkat kekeringan.
Bagi perencanaan Wilayah dan Kotaa
- Untuk bidang sumber daya, seperti kecocokan lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, kelola guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.
- Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan kelola ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penyusunan sistem dan status pertahanan.
- Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem informasi jaringan cairan bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.
- Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah.
- Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kecocokan rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaaan.
- Untuk bidang sosial dan muslihat budi, seperti untuk mengetahui lebar dan persebaran warga suatu wilayah, mengetahui lebar dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman warga, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.
Lihat juga
Pranala luar
- [1] - Program Diploma Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh UGM
- Buana Katulistiwa (BK)
- Geografiana - Situs Geografi Populer Indonesia
- Planet GIS Indonesia - Kumpulan Blog GIS/Geo di Indonesia
- Forum Remote Sensing dan GIS Indonesia
- Open GIS Consortium - Konsorsium SIG Buka
- FreeGIS - Software lepas sama sekali dan data gratis
- Software Gis GIS Indonesia
- Contoh Makalah Sistem Informasi Geografis Paper Underground
Sumber :
id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, pasar.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan lain sebagainya.