Penciuman elektronik

Penciuman elektronik yaitu suatu alat hasil dari penelitian yang dayanya ditujukan bagi mendeteksi beragam karakteristik aroma. Pendeteksi elektronik lumrah dinamakan dengan penciuman bionik. Dalam sebuah kamus, Bionik yaitu organ yang digerakkan dengan elektronika.

Mekanisme penciuman pada manusia

Sinyal listrik yang dikirim ke otak dampak tidak kekurangannya interaksi zat dengan reseptor indra penciuman menimbulkan sensasi wangi/bau. Reseptor ini menjadikan sel saraf yang berupa benang halus. Pada satu ujung sel saraf berinteraksi dengan zat berbau, sedangkan ujung yang lainnya berkumpul dalam suatu tulang menuju anggota otak yang bertugas menerjemahkan sensasi dari indra penciuman. Interaksi molekul dengan reseptor sampai diproduksinya sinyal listrik menjadikan rangkaian bagian yang terjadi dalam benang halus. Reseptor teraktifkan dampak dari interaksi molekul dengan sel saraf reseptor.

Metode-metode sistem penciuman elektronik

Metode fuzzy learning vector quantization (flvq)

Metode flvq menjadikan metode jaringan neural hasil pekerjaan berbasis vektor quantization yang mengintegrasikan teori fuzzy dalam bagian pembelajarannya dan mempunyai algoritma yang sederhana tetapi berkekuatan tinggu dalam pengenalan aroma.

Sistem penciuman elektronik terdiri dari 3 anggota yaitu pertama, sistem sensor yang mengubah besaran aroma menjadi besaran listrik, kedua, sistem elektronik yang mengukur agung perubahan frekuensi sensor dan ketiga, sistem jaringan neural hasil pekerjaan yang mengerjakan pengenalan aroma.

Fungsi jaringan neural hasil pekerjaan yaitu menyerupai budi pekerti otak manusia. Dimana beberapa neuron berkomunikasi rapi satu sama lain.

Daya kecepatan, ketepatan dan tingkat keakurasian yang tinggi pada sistem neural sangat dibutuhkan oleh sistem penciuman elektronik. Maka metode fuzzy learning vector quantization sangat dibutuhkan.

Metode Quartz Crystal Microbalance (QCM)

Awal alur kerja penciuman elektronik ini yaitu dengan memasukkan uap aroma ke ruang sensor lalu uap tersebut akan diekstraksi menjadi komponen penyusun uap. Tiap komponen itu selanjutnya diukur intensitas dan konsentrasinya oleh sensor Quartz Crystal Microbalance (QCM). Guna menangkap uap aroma, osilator dimodifikasi dan diberikan tambahan lapisan zat kimia.

Perkembangan penciuman elektronik

Teknologi penciuman elektronik memang sangat ditunggu perkembangannya. Ilmuwan mengalami kesulitan bagi mendeteksi dan mendiferensiasikan macam aroma. Penciuman manusia bisa mengenali macam aroma selang 4.000 hingga 10.000 macam. Di dalam penciuman anda terdapat sekeliling seratus juta alat pendeteksi aroma dan bisa mengenali macam aroma tercampur (maupun tidak) pada otak anda.

Berikut empat tanggal penting dalam sejarah dan perkembangan penciuman elektronik (eNose) :

1. Pembuatan sensor gas pertama, Hartman 1954 2. Mendirikan array dari 6 termistors, Moncrief 1961 3. Elektronik Pertama Hidung, Persaud dan Dodd, 1982 4. Ikegami (Hitachi Research Laboratory, J) array bagi mutu bau - 1985

Fungsi penciuman elektronik Salah satu fungsi utama teknologi ini tidak kekurangan dalam industri makanan dan minuman, yaitu bagi memonitor atau mengontrol mutu suatu produk atau mengerjakan klasifikasi. Seperti pada bagian pembuatan kopi, tembakau ataupun produk yang akan diekspor ke negara asing. Selain itu bisa digunakan di kawasan lain seperti minyak bumi bagi analisis kualitatif dan kuantitatif, deteksi bahan peledak, klasifikasi dan degradasi minyak zaitun penelitian, pengembangan segi lingkungan detektor bau aplikasi, aplikasi kontrol mutu dalam industri otomotif, membedakan selang sapi perah bersih dan tercemar, analisis bahan baku kosmetik, serta banyak segi penting lainnya seperti dalam segi medis dan ruang.

Beragam aplikasi penciuman elektronik

Segi kesehatan, keadaan aman dan ilmu pengetahuan

November 2008, Insinyur-insinyur Amerika Serikat dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mendapatkan cara bagi membuat memproduksi massal sejumlah alat pengenal yang bisa mendeteksi penyakit. Diabetes, Bladder, dan kanker kulit yaitu beberapa macam penyakit yang bisa dideteksi

September 2008, pengembangan macam biosensor telah teliti oleh ilmuwan dari Temple University School of Medicine. Biosensor ini bisa mencium bahan peledak. Bagi membuat alat ini, Danny Dhanasekaran dan kolega meneliti penciuman tikus dan mengaitkan dengan protein yang berisi warna hijau.

Maret 2009, peneliti dari Tel Aviv University (TAU) meningkatkan penciuman bionik yang bisa mencegah bahan peledak, sekaligus mendeteksi gejala kanker awal. Penciuman bionik ini bisa mendeteksi, mengenali dan memperbesar sinyal dari beragam macam bahan seperti cairan yang tercemar, bahan kimia pada bom, gejala awal kanker.

April 2009, Para ilmuwan di Korea Selatan berhasil membuat sebuah “hidung bio-elektronik” macam baru secara menggabungkan reseptor-reseptor penciuman manusia dengan nanoteknologi. Penemuan ini disandarkan bisa membantu meningkatkan pemahaman tentang indera penciuman manusia. Dengan menempelkan protein-protein reseptor penciuman (hOR) pada tabung-nano polimer penghantar dan dilekatkan ke sebuah array mikroelektroda bagi membuat transistor efek-medan. Sistem yang dikembangkan oleh Tai Hyun Park dan Jyongsik Jang dari Seoul National University memungkinkan perubahan sinyal listrik yang terjadi ketika molekul-molekul bau terikat ke protein reseptor yang akan dideteksi.

September 2009, Paul Thomas mengepalai skuat di University of New South Wales, Sydney, Australia bagi meningkatkan alat pendeteksi perokok. Dengan menggunakan 32 sensor array alat tersebut bisa mendeteksi 37 dari 39 relawan yang terdiri dari perokok dan bukan perokok. Skuat tersebut memberitahukan bagi mendeteksi perokok tidak kembali memerlukan tes urin maupun tes darah. Tetapi alat ini baru bisa mendeteksi perokok sehabis beberapa jam usai merokok.

Segi makanan

Maret 2008, meskipun alat yang dikembangkan peneliti the Nestlé Research Center di Switzerland bisa mengenali 11 macam espresso sedang tidak kekurangan beberapa kealpaan. Para peneliti juga akan memasukkan 8 macam espresso baru pada alatnya.

Pada tahun 2009, dengan biaya kurang dari 10 juta rupiah Dr Muhammad Rivai ST MT membuat penciuman elektronik. Penciuman elektronik hasil pekerjaan Indonesia ini mempunyai sensor yang bisa mengenali, mengidentifikasi dan menganalisa 32 macam aroma. Diantaranya aroma apel, melati, dan peppermint. Dosen Teknik Elektro ITS ini berkeinginan alat tersebut bisa digunakan bagi keperluan industri rokok, makanan dan minuman, hingga dunia kesehatan.

Segi luar angkasa

National Aeronautics and Space Administration (NASA) meningkatkan penciuman hasil pekerjaan yang sangat sensitif bagi penjelajahan luar angkasa. Penciuman elektronik ini bisa mendeteksi polusi pada pesawat ruang angkasa. Bahkan penciuman ini bisa membedakan bau pisang dan susu. Kamampuan ini timbul berkat sensor kimia yang terhubung dengan komputer dan bisa membedakan pola molekul.

Pranala Luar

• Penciuman elektronik mendeteksi bom
• Penciuman elektronik mendeteksi kanker
• NASA meningkatkan penciuman elektronik
• Engineers from the Massachusetts Institute of Technology (MIT) found nose for desease
• Bionic Nose Can Detect Cancer and Impure Water
• Penciuman elektronik di angkasa
• Dosen its ciptakan alat pengganti indera penciuman manusia
• Penciuman elektronik kopi
• Penciuman elektronik mutu kopi
• Mendeteksi perokok
• Electronic nose
• Deret kristal
• Pengembangan Sistem penciuman elektronik dengan 16 buah sensor
• Sistem penciuman elektronik
• Hidung elektronik dari korea
• Sistem indera penciuman