School tot Opleiding van Indische Artsen

Para akademisi Stovia tahun 1916

School tot Opleiding van Indische Artsen (bahasa Indonesia: Sekolah Pendidikan Dokter Hindia), atau yang juga diketahui dengan singkatannya STOVIA, yaitu sekolah untuk pendidikan dokter pribumi di Batavia pada zaman kolonial Hindia Belanda. Saat ini sekolah ini telah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia[1].

Sejarah pendirian

Kekhawatiran akan tidak cukupnya tenaga kesehatan untuk menghadapi berjenis-jenis penyakit berbahaya di wilayah-wilayah taklukannya, memproduksi pemerintah kolonial menetapkan butuhnya diselenggarakan suatu kursus juru kesehatan di Hindia Belanda. Pada 2 Januari 1849, dikeluarkanlah Surat Keputusan Gubernemen no. 22 perihal perihal tersebut, dengan menetapkan tempat pendidikannya di Rumah Sakit Militer (sekarang RSPAD Gatot Subroto) di daerah Weltevreden, Batavia (sekarang Gambir dan sekitarnya).

Pada tahun 5 Juni 1853, perkara kursus juru kesehatan ditingkatkan kualitasnya melintas Surat Keputusan Gubernemen no. 10 menjadi Sekolah Dokter Djawa, dengan saat pendidikan tiga tahun. Lulusannya berhak bergelar "Dokter Djawa", akan tetapi sebagian luhur mata pencahariannya yaitu sebagai mantri cacar.

Selanjutnya Sekolah Dokter Djawa bertali-tali menemui perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Pada tahun 1889 namanya diubah menjadi School tot Opleiding van Inlandsche Geneeskundigen (atau Sekolah Pendidikan Pakar Pengetahuan Kedokteran Pribumi), lalu pada tahun 1898 diubah lagi menjadi School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (atau Sekolah Dokter Pribumi). Akhir-akhirnya pada tahun 1913, diubahlah ujar Inlandsche (pribumi) menjadi Indische (Hindia) sebab sekolah ini yang belakang sekali dibentangkan untuk siapa saja, termasuk penduduk keturunan "Timur Asing"[2] dan Eropa, sedangkan ketika belumnya hanya untuk penduduk pribumi. Pendidikan dapat didapat oleh siapa saja yang lulus ujian dan datang dengan biaya sendiri.

Perubahan selanjutnya

Nama STOVIA tidak berubah digunakan hingga tanggal 9 Agustus 1927, yaitu saat pendidikan dokter resmi dikuatkan menjadi pendidikan tinggi, dengan nama Geneeskundige Hoogeschool (atau Sekolah Tinggi Kedokteran). Pernah terjadi sebagian kali lagi perubahan nama, yaitu Ika Daigaku (Sekolah Kedokteran) pada saat pendudukan Jepang dan Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia pada saat awal kemerdekaan Indonesia. Sejak 2 Februari 1950, Pemerintah Republik Indonesia mengubahnya menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang masih tidak berubah berlanjut hingga sekarang.

Pranala luar

Galeri

Sumber rujukan

  1. ^ "Sejarah Singkat FKUI", Situs Resmi FKUI, diakses Mei 2007
  2. ^ Selang lain penduduk keturunan Tionghoa, Arab, dan India


Sumber :
pasar.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb.