Kabupaten Polewali Mandar

Kabupaten Polewali Mandar
Lambang Kabupaten Polewali Mandar
Lambang Kabupaten Polewali Mandar
Moto: Sipamandaq


Lokasi Sulawesi Barat Kabupaten Polewali Mandar.svg
Peta lokasi Kabupaten Polewali Mandar
Koordinat: -
ProvinsiSulawesi Barat
Dasar hukumUU Nomor 26 Tahun 2004
Tanggal-
Ibu kotaPolewali
Pemerintahan
 - BupatiDrs. Ali Baal Masdar
 - DAURp. 555.943.291.000.-(2013)[1]
Lebar2.022,30 km2
Populasi
 - Total455.572 jiwa (2005)
 - Kepadatan225,27 jiwa/km2
Demografi
 - Kode ajang telepon0428
Pembagian administratif
 - Disktrik16
 - Kelurahan132
 - Situs webhttp://www.polewalimandarkab.go.id/

Kabupaten Polewali Mandar (sering disingkat Polman) merupakan salah satu Kawasan Tingkat II di provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Jumlah penduduk di kabupaten Polewali Mandar merupakan 455.572 jiwa. Ibu kotanya merupakan Polewali yang tidak berdekatan 246 km dari kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Sejarah

Ketika belum dinamai Polewali Mandar, kawasan ini bernama Kabupaten Polewali Mamasa disingkat Polmas yang secara administratif aci dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Setelah kawasan ini dimekarkan dengan berdirinya Kabupaten Mamasa sebagai kabupaten tersendiri, maka nama Polewali Mamasa pun diganti dibuat sebagai Polewali Mandar. Nama Kabupaten ini resmi dipergunakan dalam babak administrasi pemerintahan sejak tanggal 1 Januari 2006 setelah dipastikan dalam bentuk PP No. 74 Tahun 2005, tanggal 27 Desember 2005 tentang perubahan nama Kabupaten Polewali Mamasa dibuat sebagai Kabupaten Polewali Mandar.


Selama Kesatuan Hukum Hukum budaya Pitu Ulunna Salu (Tujuh Kerajaan di Hulu Sungai) yang terletak di wilayah pegunungan aci di Onder Afdeling Mamasa yang meliputi:

  1. Tabulahan (Petoe Sakku);
  2. Aralle (Indo Kada Nene’);
  3. Mambi (Tomakaka);
  4. Bambang (Subuan Adat);
  5. Rantebulahan (Tometaken);
  6. Matangnga (Benteng);
  7. Tabang (Bumbunan Ada).

Pemekaran

Kabupaten Polewali Mandar merupakan salah satu di selang 5 (lima) Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yang terbentuk berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran ex-Kawasan Swatantra (Afdeling) Mandar yang dibuat sebagai 3 kabupaten atau kawasan tingkat II yang dimekarkan berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 1959, yaitu:

  1. Kabupaten Majene, meliputi bekas Swapraja Majene, Swapraj Pamboang dan Swapraja Cenrana (sendana);
  2. Kabupaten Mamuju, meliputi bekas Swapraja Mamuju dan Swapraja Tappalang;
  3. Kabupaten Polewali Mamasa, meliputi Swapraja Balanipa dan Swapraja Binuang yang termasuk dalam Onder Afdeling Polewali serta Onder Afdeling Mamasa.

Berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pembentukan 22 Kabupaten/Kota Baru yang terbesar di seluruh wilayah privinsi, dua di selang kabupaten/kota itu merupakan Kota Palopo dan Kabupaten Mamasa. Mamasa merupakan hasil pemekaran dari Kawasan Tingkat II Polewali Mamasa, sehingga kedua onder afdeling Polewali dan Mamasa dimekarkan dibuat sebagai dua kabupaten terpisah, yaitu: Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamasa.

Geografis

Kabupaten Polewali Mandar secara geografis terletak selang 2°40’00”-3°32’00” LU dan 118°40’27”-119°32’27” BT.

Ketentuan yang tidak boleh dilampaui wilayah

UtaraKabupaten Mamasa dan Kabupaten Majene
SelatanLaut
BaratKabupaten Majene
TimurKabupaten Mamasa dan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebar wilayah

Lebar wilayah Polewali Mandar merupakan 2.022,30 km² dan secara administrasi kepemerintahan, Polewali Mandar terbagi dibuat sebagai 16 disktrik.

Kekhasan

Polewali Mandar memiliki sejumlah kekhasan, seperti kekayaan dunia dan budaya. Kekayaan Polewali Mandar itu oleh penduduknya telah diolah sedemikian rupa dan membuat beragam hasil bumi dan karya-karya kebudayaan.

Flora

Dunia Polewali Mandar sangat cocok untuk pembudidayaan beraneka ragam spesies anggrek, seperti Anggrek Vonda Mugil (Vonda cilebeca), Anggrek Jamrud (Dorn robium macokillum), Anggrek Kalajengking, Anggrek Tanah dll.

Fauna

Kesuburan tanah Polewali Mandar sangat kondusif bagi mengembangnya beragam macam dan spesies fauna, seperti rusa, anoa (tokata), kerbau belang, monyet hutan dan beragam macam merpati hitam.

Sarung Sutera

Sarung sutera (lipaq saqbe) yang ditenun dengan alat tradisional jumlah diproduksi oleh penduduk di disktrik pesisir, seperti Tinambung, Balanipa dan Campalagian.

Pemerintahan dan Administrasi

Lambang Alternatif Kabupaten Polewali Mandar

Untuk menunjang fungsi pelayanan, pengembangan dan pemberdayaan penduduk, Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dikendalikan 5.885 Pegawai Negeri Sipil, Pegawai BUMN dan BUMD yang tersebar di beragam dinas, kantor, badan dan sekretariat. Hingga tahun 2004, jumlah pegawai yang telah mangikuti Edukasi dan Pelatihan Penjenjangan (Diklat Penjenjangan) sebanyak 595 orang, yaitu: ADUM/ADUMLA 425 orang, SPAMA/DIKLAT PIM III 120 orang dan SMAPEN/DIKLAT PIM II 50 orang.

Adapun data kualifikasi edukasi hingga tahun 2004 adalah: S2 (lebih dari 150 orang); S1 (1.279 orang); D IV (16 orang); D III (294 orang); D II (986 orang); D I (7 orang ); SMA (2.496 orang); SMP (251 orang); SD (127 orang).

Demografis

Penduduk

Tahun 2004 penduduk berjumlah 360.382 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 0,58% per tahun. Jumlah penduduk tersebut terbagi dalam 77.157 rumah tangga. Disktrik Campalagian merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar, merupakan 49.400 jiwa (13,37%) padahal yang terkecil merupakan Disktrik Matangnga, 4.761 jiwa (1,32%). Kepadatan penduduk rata-rata di Polewali Mandar sebesar 178 jiwa per km2.

Edukasi

Salah satu upaya pemerintah kawasan dalam rangka membentangkan dan membentangkan SDM melewati edukasi merupakan realisasi program wajib berlatih 9 tahun. Melewati program ini diinginkan tercipta sumber daya manusia yang siap membentangkan diri untuk bersaing di era globalisasi. Polewali Mandar senantiasa berusaha membuat penduduk terdidik. Hal ini bisa dilihat dan dilihat, diantaranya melewati babak meningkatkan jumlah saran di sekolah tingkat dasar maupun tingkat pertengahan. Tiap tahun, jumlah murid/siswa dari TK hingga tingkat perguruan tinggi menemui babak meningkatkan.


Perguruan Tinggi

Universitas Al Asyariah Mandar (UNASMAN)

Sekolah tinggi Pengetahuan sosial dan Pengetahuan Politik (STISIP BIGES)

Sekolah Tinggi Pengetahuan Kesehatan (STIKes) Bina Generasi

Akademi Keperawatan (AKPER) YPPP


Sekolah Pertengahan Atas

Selain perguruan tinggi, aci beberapa sekolah pertengahan atas yang berstatus negeri merupakan SMAN 1 Wonomulyo, SMAN 2 Polewali, SMAN 3 Polewali, SMA 1 Tinambung bahkan sudah aci SMA yang dibuat sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional merupakan SMA Negeri 1 Polewali. Adapun sekolah swasta merupakan SMA YPP


Sekolah Pertengahan Kejuruan

Selain itu aci SMK yang berstatus sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang dibuat sebagai andalan di Kabupaten Polewali Mandar merupakan SMK Negeri 1 Polewali. Selain itu aci SMK Negeri Wonomulyo. Adapun sekolah swasta diantaranya SMA Bina Generasi, SMK YPPP, SMK PPM AL - Ikhlash, SMK Muhammadiyah, SMK-PP REA TIMUR, dll-nya

Kesehatan

Kesehatan penduduk merupakan prasyarat mendirikan SDM kawasan. Misalnya, menyediakan fasilitas kesehatan berupa puskesmas/puskesmas pembantu di tiap disktrik, supaya mudah di jangkau penduduk. Selama di Polewali, tersedia Rumah Sakit Umum Kawasan (RSUD) dan Rumah Sakit ABRI. Selain itu, keberadaan klinik-klinik swasta juga ikut menyehatkan penduduk.

Untuk menunjang hal tersebut, pemerintah memprioritaskan tersedianya tenaga medis (dokter, bidan dan perawat) melewati pengangkatan /penerimaan pegawai tiap tahun. Dinas Kesehatan Polewali Mandar menyebutkan, bahwa kuantitas dan kualitas tenaga bidan serta kader posyandu yang langsung menyentuh penduduk pedesaan menemui babak meningkatkan.

Pada tahun 2005 Dinas kesehatan di merger dengan BKKBN sebagai konsekwensi di dekonsentrasikan BKKBN oleh Pemerintah pusat dan lemahnya jabatan strategis Dinas Kesehatan pada awal-awal desentralisasi, Tetapi di sayangkan pada tahun 2008 BKKBN Kabupaten Polewali Mandar wajib dipisahkan lagi dengan Dinas Kesehatan. Dua tahun merger pengembangan kesehatan dan keluarga berencana bergerak dengan cepat, menjadikan indikator Indonesia sehat sebagai target kabupaten sehat, hal ini ditandai dengan diterimanya penghargaan dari Presiden Republik Indonesia "Manggala Karya Bakti Husada" sebagai penghargaan tertinggi dalam pengembangan kesehatan dan penghargaan "Manggala Karya Kencana" sebagai penghargaan tertinggi dalam pengembangan keluarga berencana.

Perpisahan dua instansi yang ketika belumnya dalam jabatan yang lemah dan bergabung dibuat sebagai daya akbar guna mempercepat pengembangan kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana, membuat masing-masing dinas wajib merombak kembali visinya. Dimana visi ketika belumnya merupakan terwujudnya kemandirian sehat dan kemandirian keluarga pada penduduk Polewali Mandar berdasarkan agama dan nilai-nilai budaya.

Makna dari Visi tersebut diatas merupakan bayangan komitmen dari dinas kesehatan dan keluaraga berencana beserta seluruh jajarannya yang lebih mengusahakan kemandirian sehat dan kemandirian keluarga pada penduduk dalam menangani masalah kesehatan dan keluarga berencana berdasarkan dengan agama dan nilai-nilai budaya "Sipamandar".

Diawal Desentralisasi Visi ini diciptakan dan didesain untuk bisa dicapai ditahun 2005, merupakan Terwujudnya kemandirian sehat pada penduduk Polewali Mandar berdasarkan agama dan nilai-nilai budaya. Tetapi setelah di merger dengan BKKBN dan karena kompleksitas permasalahan kesehatan dan keluarga berencana yang dihadapi begitu akbar dan berlibat, maka sejak tahun 2006 kemandirian sehat ditambahan dengan kemandirian keluarga dan penentuan ketentuan yang tidak boleh dilampaui waktu ditiadakan, Tetapi demikian tidak dicantumkannya ketentuan yang tidak boleh dilampaui waktu ini tidak berarti berubah makna yang terkandung di dalamnya. demikian juga dengan penambahan kemandirian keluarga sebagai penyesuaian dari visi BKKBN pusat, merupakan Seluruh Keluarga Ikut KB yang bisa diterjemahkan demikianlah keadaanya kemandirian keluarga untuk ber-KB merupakan konsekwensi dari di mergernya Dinas Kesehatan dan BKKBN Kabupaten.

Potensi wilayah

Tanaman Pangan

Kabupaten Polewali Mandar dalam anggota tanaman pangan berprospek cerah. Hal babak meningkatkan agribisnis sekaligus babak meningkatkan perolehan dan taraf hidup petani untuk bisa menyangga ketahanan pangan nasional. Selain padi sebagai Komoditas unggulan, kawasan ini juga berusaha unggul secara nasional di anggota palawija, diantaranya jagung, kedelai dan ubi kayu. Selain itu kacang hijau, kacang tanah dan ubi jalar juga digalakkan. Adapun di anggota hortikultira, Polewali Mandar juga menjamin daya durian, manggis, mangga, langsat, dan rambutan.

Produksi padi di Polewali Mandar pada tahun 2004 sebesar 151.586,53 ton yang di panen dari areal seluas 30.249 ha atau rata-rata 5,01 ton per hektar. Yang berarti meningkat sekitar 6,42 % dibandingkan tahun 2003 yang membuat 142.444,57 ton padi dengan lebar panen 25.987 ha atau rata-rata produksi padi di kawasan ini dihasilkan oleh macam padi sawah. Macam padi ini menyumbang 98,4 persen dari seluruh produksi padi atau sebesar 148.611.12 ton. Padahal sisanya dihasilkan oleh padi ladang. Adapun produksi jagung pada tahun 2004 sebesar 3.018,27 ton dengan lebar panen 902 ha atau membuat rata-rata 3,35 ton/ha.

Perkebunan

Sebagai sumber daya babak meningkatkan, sub sektor perkebunan memiliki peran yang sangat akbar dalam beragam aspek: ekonomi, ekologi dan sosial. Pada anggota ekonomi, sektor perkebunan bisa membentangkan perolehan penduduk dan kawasan yang berimplikasi pada anggota sosial (social security). Adapun pada anggota ekologi, sektor ini berperan akbar dalam menjamin keseimbangan anggota yang terkait hidup yang juga berakhir dengan pada anggota sosial pengembangan (social change).

Dengan kondisi wilayah yang cukup lebar yang terletak di areal strategis merupakan potensi ekonomi terutama disektor perkebunan. Untuk menunjang ini, dibutuhkan jangkauan pemasaran yang lebar dan tepat. Sampai saat ini, hasil bumi seperti kakao, kopi, kelapa, cengkeh, kemiri dan jambu mente masih sangat diinginkan sebagai komoditas unggulan di Polewali Mandar.

Lebar areal tanaman perkebunan rakyat secara semuanya sebesar 81.276,12 ha. Dari lebar ini. Sebesar 65.444,03 ha merupakan lebar tanaman perkebunan rakyat yang paling membuat. Data dari dinas terkait menyebutkan, bahwa pada tahun 2004 produksi tanaman perkebunan yang terbesar merupakan kakao dan kelapa dalam masing-masing sebesar 30.146.67 ton dan 20.069,49 ton.

Kehutanan

Dalam anggota kehutanan, Polewali Mandar termaksud sukses melewati program partisipasi dan peran aktif penduduk, tanpa mengesampingkan pentingnya menjaga hutan, penduduk dan pemerintah bersama-sama secara sinergis menggunakan hasil hutan dan membentangkannya untuk kesejahteraan bersama. Untuk itu, beragam upaya digalakkan, diantaranya dengan babak meningkatkan keterampilan sumberdaya manusia dalam penguasaan pengetahuaan dan ternologi, pengelolaan hutan secara profesional di Polewali Mandar yang membuat komoditas andalan seperti rotan, pinus, damar dan kayu terus digalakkan.

Data dinas kehutanan Polewali Mandar (2004) menunjukkan bahwa lebar kawasan hutan di kawasan ini seluas 72.814 ha yang terdiri dari 55.375 ha hutan lindung, 16,539 ha hutan produksi dan 900 ha merupakan cagar dunia. Dari hutan tersebut, kayu dan rotan yang dihasilkan pada tahun 2004 masing-masing mencapai 2.025.238 kubik dan 1,375 kubik.

Peternakan

Kebijakan pengembangan sektor peternakan Kabupaten Polewali Mandar didasarkan pada rancangan pengembangan tahunan kawasan ini dan merujuk kepada program nasional di anggota peternakan. Titik fokus pengembangan peternakan disini dalam arti lebar, merupakan babak meningkatkan populasi ternak dari tahun ke tahun.

Iklim Polewali Mandar cocok untuk budidaya ternak akbar yang pada tahun 2004 memiliki populasi sebagai berikut: sapi 26.185 ekor, kerbau 3.521 ekor dan kuda 5.403 ekor, padahal untuk populasi ternak kecil seperti kambing dan babi, masing-masing sebesar 110,471 ekor dan 14.506 ekor. Adapun unggas senantiasa meningkat seperti ayam buras mencapai 2.127.425 ekor, ayam ras 168.028 ekor dan itik lokal sebesar 1.383.688 ekor.

Perikanan

Selain kawasan daratan dan pegunungan, Kabupaten polewali Mandar juga merupakan kawasan yang aci di kawasan maritim. Dengan garis pantai sepanjang sekitar 89,07 kilometer dan lebar perairan 86.921 km2, penduduk pesisir Polewali Mandar telah membuat kebudayaan bahari yang sangat khas. Salah satu upaya pemanfaatan perairan Mandar merupakan keaktifan para nelayan dalam menangkap ikan atau membudidayakan potensi laut lainnya.

Selain hasil tangkapan nelayan Mandar (ikan tuna, cakalang, tongkol), ikan juga dibudidayakan dengan sistem pertambakan (bandeng dan udang). Dengan demikian, potensi perikanan Kabupaten Polewali Mandar (laut maupun tambak) sangat akbar. Data dari dinas terkait di Polewali Mandar menunjukkan bahwa pada tahun 2004 tercatat 23.491,7 ton yang terdiri dari 20.456,3 ton produksi perikanan laut dan 3.035,3 ton perikanan darat. Produksi perikanan ini menemui babak meningkatkan dari 1.501 unit dibuat sebagai 1.513 unit, merupakan masing-masing perahu/kapal penangkap ikan tak bermotor bertambah 4 unit, motor tempel bertambah 6 unit dan kapal motor bertambah 2 unit, sehingga secara semuanya bertambah 12 unit.

Industri

Disekitar industri, komoditi andalan Kabupaten Polewali Mandar merupakan minyak goreng, sutera, kapal rakyat, rotan polis dan alsintan.

Pada tahun 2004 jumlah perusahaan industri kecil yang tercatat di Polewali Mandar mencapai 6.156 industri dengan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 12.599 orang. Hal ini menemui babak meningkatkan dibanding tahun 2003, dimana tercatat sebanyak 6.130 industri dengan tenaga kerja 12.546 orang. Padahal nilai investasi dan nilai produksi industri kecil juga meningkat. Nilai investasi pada tahun 2003 sebesar Rp. 550,- dibuat sebagai Rp. 14.963.050,- pada tahun 2004, atau meningkat sekitar 0,8 %. Padahal untuk nilai produksi pada tahun 2003 sebesar Rp. 65.001.401,- dibuat sebagai Rp. 77.818.600,- pada tahun 2004, atau menungkat sebesar 19,7%.

Pertambangan dan Energi

Komoditi pertambangan andalan Kabupaten Polewali Mandar terdiri dari tambang galian golongan C, merupakan tembaga, biji besi, granit, sienit, abrak, lempung, pasir kuarsa dan zeolit.

Perdagangan dan Koperasi

Jumlah perusahaan yang memperoleh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) semasa tahun 2004 sebanyak 158 perusahaan perdagangan kecil, 5 perdagangan pertengahan dan 3 perdagangan akbar. Jumlah ini meningkat sebesar 12,86% dibanding tahun2003 yang hanya sejumlah 140 perusahaan. Padahal jumlah perusahaan yang memperoleh Tanda Daftar Perusahaan (TDP) (sesuai dengan UU No.3 Tahun 1982) semasa tahun 2004 terdapat 253 perusahaan. Jumlah ini meningkat sekitar 24,02% dibanding tahun ketika belumnya yang hanya 204 perusahaan.

Adapun jumlah koperasi pada tahun 2004 sebanyak 161 unit yang terdiri dari 18 unit koperasi KUD dan 143 unit koperasi non KUD.

Pariwisata

Pada sektor pariwisata, Polewali Mandar juga memiliki potensi yang akbar dibandingkan kawasan lainnya di Sulawesi Barat. Di selang potensi itu merupakan wisata bahari, wisata dunia, wisata budaya dan kerajinan yang tersebar di beberapa disktrik. Adapun objek wisata wisata tersebut adalah:

Wisata Bahari

Wisata bahari ini terdiri dari pulau Sappoang, Pulau Gusung Toraya di Disktrik Binuang dan Pantai Palippis di Disktrik Balanipa. Pulau-pulau itu semakin diperindah dengan lopi sandeq atau keaktifan nelayan Mandar yang tersohor sebagai pelaut ulung.

Lopi Sandeq

Salah satu warisan kebudayaan bahari Mandar merupakan lopi sandeq. Bentuknya yang mungil menjadikan perahu ini lincah di samudera. Lopi sandeq terdiri dari anasir perahu, diantaranya tambera, sobal, guling, pallayarang, palatto, tadiq, petaq dll. Oleh nelayan, perahu ini kerap dipergunakan sebagai alat transportasi antar pulau, berusaha menemukan ikan atau motangnga (berburu telur ikan terbang). Bahkan untuk memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan RI, tiap tahun diadakan Sandeq Race yang diiringi beragam kalangan di Sulawesi hingga mancanegara. Tak terhitung jumlah peneliti yang tertarik dan telah menjalankan riset tentang sandeq dan tradisi bahari Mandar.

Pantai Bahari

Letaknya tepat aci di Kota Polewali, Ibu kota Kabupaten Polewali Mandar. Dahulu Pelabuhan Bahari sangat ramai kapal pelayaran antar pulau untuk mengangkut hasil bumi dari Polewali Mandar, seperti kopra dan beras. Pada malam hari pantai Bahari sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik yang terutama yang bermula dari beberapa Kabupaten/Kota yang aci di sekitarnya, diantaranya dari Kabupaten Majene, Kabupaten Pinrang dan Kota Parepare. Di tempat ini pengunjung disuguhi dengan wisata kuliner dengan beragam yang dipilih.

Wisata Dunia

Wisata dunia ini terdiri dari cairan terjun Indo Ranoang, permandian Limbong di Disktrik Anreapi, permandian Biru di Disktrik Binuang dan objek tirta bendungan pengairan Sekka-Sekka di Disktrik Wonomulyo.

Cairan Terjun Indo Ranoang & Limbong

Cairan terjun Indo Ranoang dan permandian Limbong aci di lokasi yang sama. Indo Ranoang merupakan sumber cairan yang tak sudah melewati kering bagi permandian Limbong, sekaligus hulu sungai yang sama walau aci di tempat yang lain.

Cairan Terjun Limbong Miala dan Limbong Kamandan

Permandian dunia ini terletak di Desa Kurrak disktrik Tapango. Karena didukung dunianya yang asri dan sejuk permandian dunia ini sangat menarik untuk dikunjungi terutama bagi mereka yang mau menikmati hawa pegunungan. Jarak tempuh dari kota Polewali sekitar satu setengah jam melewati Wonomulyo, Pelitakan Tapango, Riso dan Kalimbua. Jarak tempuh yang terbilang dekat dari kota Polewali karena jalan mengarah permandian telah dirintis oleh Pemerintah Kawasan yang bisa dilalui yang dikendarai roda dua dan roda empat.

Limbong Lebok ( Biru )

Permandian dunia ini terletak di Kanang, Desa Batetangnga disktrik Binuang. Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit dari pusat kota Polewali yang tidak berdekatan 11 Km dari lokasi ini,permandian ini merupakan permandian yang cukup tersohor akan buah-buahannya seperti Langsat, durian, dan Rambutan.

Sekka-sekka

Objek wisata Bendungan Sekka-Sekka merupakan objek wisata yang sangat indah dengan pemandangan yang asri dan cuaca yang sejuk. Objek ini mempunyai fungsi ganda dimana selain sebagai objek wisata sekaligus difungsikan pula sebagai sarana cairan bersih di Kabupaten Polewali Mandar.

Burung Mandar

Objek lain yang juga menarik merupakan burung Mandar yang dibanggakan oleh penduduk Mandar. Burung ini mempunyai deskripsi sebagai berikut:

  • Bentuknya ramping, tubuh dan badannya lunak seperti Ralina Pasciata, warna bulu kecoklatan;
  • Kepala anggota atas hitam;
  • Muka samping sampai rahang bawah berwarna putih;
  • Leher bawah dan perut berwarna kelabu;
  • Di sisi tubuh dan di bawah sayap terdapat garis-garis hitam melintang tegak;
  • Sayap yang mempunyai ukuran sedang dan tidak terlalu akbar, menjadikan burung ini tidak termasuk spesies penerbang ulung;
  • Selaput pelangi mata kecoklatan, paruh panjang runcing dan kehitaman;
  • Kaki tegak kuat berwarna biru kecoklatan;
  • Kuku jari panjang;
  • Suaranya terdengar seperti suara orang mendengkur.

Prosedur Hidup:

  • Sendiri-sendiri atau berpasangan;
  • Makanannya berupa tumbuhan, serangga dan hewan air;
  • Habitatnya berkembang-biak dihutan dan rawa-rawa.

Wisata Seni Budaya

Sebagai salah satu pilar kebudayaan Mandar, kesenian mandar yang merupakan unsur kebudayaan yang biasa diselengarakan dalam cara perkawinan (mappakaweng) atau khataman Al-Qur’an (mappatammaq). Kesenian itu diantaranya Tari Pattuqduq, Pakkacaping (menggunakan kecapi), Parrawana (menggunakan rebana/tambur), Orkes Toriolo (kelompok kesenian atau band), Passayang-sayang (sastra lisan/berbalas syair), Kalindaqdaq (syair lisan/tertulis berisi petuah) dan Saeyang pattuqduq (kuda menari mengiringi irama).

Kesenian yang paling diinginkan merupakan saeyang pattuqduq. Saeyang pattuqduq oleh penduduk Mandar diadakan dalam rangkaian cara khataman Al-Qur’an (mappatammaq), khitanan (massunnaq), maulid Nabi (mamunuq), perkawinan (tokaweng) atau memeriahkan cara syukuran.

Saeyang pattuqduq ditunggangi oleh gadis-gadis cantik dan diiringi dengan irama tabuhan rebana sambil berkeliling kampung. Selama itu sekelompok orang saling berjawab pantun dalam bahasa Mandar di depan kuda menari tersebut.

Hasil Kerajinan

Pada anggota kerajinan (handyicraft) Polewali Mandar sesungguhnya sangat potensial, sehingga sangat perlu untuk dikembangkan. Di selang kerajinan yang bisa diinginkan merupakan sarung sutera Mandar (lipaq saqbe), anyaman, sulaman dan cindera mata kerang-kerangan.

Sutera Mandar ditenun tanpa menggunakan mesin. Hingga sekarang kerajinan tradisional ini digalakkan dibeberapa disktrik pesisir pantai. Sutera Mandar sangat cocok dibuat sebagai sebagai cindera mata bagi yang mengunjungi Polewali Mandar. Selain awet sarung ini juga tidak luntur.

Makanan Khas

Salah satu kekhasan suatu kawasan merupakan makanan. Dunia dan iklim ikut membentuk terciptanya beragam macam dan macam makanan, sehingga di mana-mana kami kerap mendapatkan variasi makanan dari bahan yang sama.

Khusus di Polewali Mandar, sebagaimana juga diwilayah Mandar lainnya, golla kambu, loka anjoroi atau bau peapi merupakan sedikit di selang sekian macam makanan tradisional yang masyhur dan dibuat sebagai ikon Polewali Mandar di anggota makanan.

Dari tiga macam makanan tersebut, baru golla kambu yang dikendalikan dan dikembangkan, aci pada cita rasa maupun kemasan. Makanan khas ini terbuat dari dari gula aren yang dicampur beras ketan dan diberi parutan kelapa. Dengan rasanya yang manis, membuat makanan ini sangat enak dinikmati untuk sarapan. Dengan kekhasan itulah, golla kambu dikemas dan dijajakan di pasar-pasar atau dideretan kios golla kambu di depan Kantor Disktrik Campalagian. Ditempat ini, yang dikendarai roda empat atau roda dua yang melintas pada umumnya singgah untuk menyempatkan membeli oleh-oleh golla kambu.

Adapun loka anjoroi (pisang yang disantan) dan bau peapi (ikan yang dimasak dengan bumbu-bumbu ala Mandar) bisa dinikmati hangat-hangat saat rekreasi atau suasana santai.

Transportasi

Darat

Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting untuk memperlancar cara perekonomian. Sarana jalan sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu kawasan. Melewati jalan, mobilitas penduduk bisa difasilitasi sehingga roda ekonomi (arus barang dan jasa) juga ikut lancar.

Panjang jalan yang membelah daratan Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2004 sepanjang 1.266,1 km. jumlah ini menemui babak meningkatkan sepanjang 151,1 km dibandingkan tahun ketika belumnya. Padahal jumlah yang dikendarai bermotor di dareah ini pada tahun 2004 mencapai 13.910 unit atau meningkat sebesar 26% dibanding tahun 2003 yang hanya sebanyak 11.006 unit.

Yang dikendarai bermotor di Polewali Mandar terdiri dari 386 unit mobil penumpang, 525 unit mobil truk, 1.131 unit bus dan 11.868 unit motor.

Laut

Dinas Perhubungan mencatat bahwa kunjungan kapal di Kabupaten Polwali Mandar sepanjang tahun 2004 sebanyak 622 kunjungan yang semuanya merupakan pelayaran rakyat. Angka ini menemui penurunan dibanding tahun 2003 yang mencapai 651 ton. Pada pelayaran rakyat tahun 2004, jumlah bongkar barang mencapai 13.248 ton. Jumlah ini meningkat sebesar 9.555 ton atau 258% dibanding tahun 2003 yang hanya sebesar 3.693 ton. Selama jumlah muat barang pada tahun 2004 yang sebesar 277 menemui penurunan sebesar 371 ton atau 57% dibandingkan tahun 2003 sebesar 648 ton.

Pemekaran Kawasan

Kabupaten Balanipa

Disktrik yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi :

  1. Allu
  2. Balanipa
  3. Campalagian
  4. Limboro
  5. Luyo
  6. Tutar
  7. Tinambung

Acuan

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses 2013-02-15. 

Pranala luar

Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat
 
Disktrik
Allu • Anreapi • Balanipa • Binuang • Bulo • Campalagian • Limboro • Luyo • Mapilli • Matakali • Matangnga • Polewali • Tapango • Tinambung • Tutallu • Wonomulyo
Lambang Kabupaten Polewali Mandar
 
Pusat pemerintahan: Mamuju, Kabupaten Mamuju
 
Kabupaten
Majene  • Mamasa  • Mamuju  • Mamuju Tengah  • Mamuju Utara  • Polewali Mandar
Lambang Provinsi Sulawesi Barat
 


Sumber :
id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), pasar.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dll-nya.