Provinsi Pattani

ปัตตานี
Pattani(Fattani)
Peta Thailand menunjukkan Provinsi Pattani
Statistik
Luas wilayah:{{{keluasan}}} km²
Jumlah penduduk:595.985 (tahun 2000)
Kepadatan:307 pen./km²

Pattani (Thai ปัตตานี) adalah salah satu provinsi (changwat) di selatan Thailand. Provinsi-provinsi yang bertetangga (dari arah selatan tenggara searah jarum jam) yaitu Narathiwat (Menara), Yala (Jala) dan Songkhla (Senggora).

Masyarakat Melayu setempat menyebut provinsi mereka, Patani Darussalam atau Patani Raya.

Geografis

Pattani terletak di Semenanjung Melayu dengan pantai Teluk Thailand di sebelah utara. Di ronde selatan terdapat gunung-gunung dan atraksi turisme seperti taman negara Budo-Sungai Padi yang yang ada di perbatasan provinsi Yala(Jala) dan Narathiwat(Menara). Di sini juga terdapat beberapa tumbuhan yang persangkaan unik seperti palma Bangsoon dan rotan Takathong. Di kawasan perbatasan dengan Songkhla dan Yala pula terdapat sebuah taman rimba yang terkenal dengan gunung terjunnya, Namtok Sai Khao.

Sejarah

Pada awal mulanya, Pattani adalah sebuah kerajaan Melayu Islam yang berdaulat, telah tersedia kesultanan dan perlembagaan yang tersendiri. Patani yaitu beberapa dari 'Tanah Melayu'. Namun pada pertengahan masa zaman ke-19 Patani telah menjadi korban penaklukan Kerajaan Siam.

Pada tahun 1826, penaklukan Siam terhadap Patani mendapat pengakuan Britania Raya. Dalam usahanya untuk mengokohkan kedudukannya di Pattani, pada tahun 1902 Kerajaan Siam melaksanakan undang-Undang Thesaphiban.

Dengan itu, sistem pemerintahan kesultanan Melayu telah dihapuskan. Dengan ditandatanganinya Janji Bangkok pada tahun 1909, Pattani telah diakui oleh Britania sebagai ronde dari jajahan Siam walaupun tanpa mempertimbangkan keinginan masyarakat asli Melayu Patani.

Sejak penghapusan pemerintahan Kesultanan Melayu Pattani, masyarakat Melayu-Pattani ada dalam kedudukan tertekan dan lemah . Seperti yang diungkap oleh W.A.R. Wood, Konsul Britania di Songkhla, masyarakat Melayu telah menjadi mangsa sebuah pemerintahan yang tidak diperintah dengan baik. Justru belakang suatu peristiwa pemaksaan inilah kekacauan sering terjadi di Pattani. Pada tahun 1923, Tengku Abdul Kadir Kamaruddin, mantan Raja Melayu Patani, dengan dukungan pejuang-pejuang Turki, memimpin gerak-gerak yang dibuat pembebasan. Semangat anti-Siam menjadi bertambah hebat saat Kerajaan Pibul Songgram (1939-44) mencoba mengasimilasikan kaum minoritas Melayu ke dalam masyarakat Siam melewati Undang-Undang Rathaniyom.

Keterlibatan Siam dalam Peperangan Dunia Kedua di pihak Jepang telah memberikan harapan kepada orang-orang Melayu Pattani untuk membebaskan tanah air mereka dari penjajahan Siam. Tengku Mahmood Mahyideen, putra mantan Raja Melayu Patani juga seorang pegawai berpangkat Mayor dalam pasukan Force 136, telah mengajukan proposal kepada pihak berkuasa Britania di India supaya mengambil alih Pattani dan wilayah bertambah kurangnya serta digabungkan dengan Tanah Melayu.

Proposal Tengku Mahmud itu selaras dengan proposal Pemegang jabatan Tanah Jajahan Britania dalam mengkaji kedudukan tanah ismus Kra dari sudut kepentingan keamanan Tanah Melayu setelah peperangan nanti.

Harapan itu semakin buka saat pihak sekutu, dalam Janji San Francisco pada bulan April 1945, menerima prinsip hak menentukan nasib sendiri (self-determination) sebagai usaha membebaskan tanah jajahan dari belenggu penjajahan.

Atas semangat itu, pada 1 November 1945, sekumpulan pemimpin Melayu Patani diberi petunjuk oleh Tengku Abdul Jalal, bekas wakil rakyat wilayah Narathiwat, telah mengemukakan petisi kepada Kerajaan Britania dengan tujuan membujuk supaya empat wilayah di Selatan Siam dimerdekakan dari kekuasaan Pemerintahan Siam dan digabungkan dengan Semenanjung Tanah Melayu. Namun sudut pandang Britania terhadap Siam berganti saat Peperangan Pasifik selesai. Keselamatan tanah jajahan dan kepentingan British di Asia Tenggara menjadi pertimbangan utama kerajaan Britania dalam perbincangannya dengan Siam maupun Pattani.

Kerajaan Britania memerlukan kerjasama Siam untuk mendapatkan stok beras untuk keperluan tanah jajahannya. Tidak kurang pentingnya, kerajaan Britania terpaksa menyamakan perundangannya terhadap Siam dengan tuntutan Amerika Serikat yang ingin meneguhkan wilayah Siam seperti pada tahun 1941.

Kebangkitan Komunis di Asia Tenggara, khususnya di Tanah Melayu pada tahun 1948, menjadi faktor pertimbangan Britania dalam menentukan keputusannya. Kerajaan Britania menganggap Siam sebagai negara benteng terhadap ancaman Komunis China. Karena itu Kerajaan Britania ingin memastikan Siam terus stabil dan memihak kepada Barat dalam persaingan dengan Negara-Negara Komunis. Kerajaan Britania memerlukan kerjasama kerajaan Siam untuk menghapuskan agenda teror Komunis di perbatasan Tanah Melayu-Siam.

Kebetulan kerajaan Siam telah memberi jaminan untuk memperkenalkan reformasi di Pattani untuk mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat Melayu. Oleh kerana itu, isu Pattani yang awal mulanya dianggap kurang penting malah kembali dibangkitkan hendak memperkuat hubungan dengan Siam.

Setelah Persidangan Songkla pada awal Januari 1949, pihak berkuasa Britania di Tanah Melayu atas tuntutan pihak Siam mulai mengambil tindakan terhadap pemimpin-pemimpin pejuangan Pattani. GEMPAR juga telah dilarang. Tengku Mahmood Mahyideen ditekan, sementara Haji Sulung dihukum penjara. Kebangkitan politik Pattani semakin lemah dengan kematian Tengku Mahmood Mahyideen dan Haji Sulung pada tahun 1954.

Referensi

Rumusan Sejarah Patani Darussalam

Demografi

Pattani adalah salah satu daripada empat provinsi Thailand yang telah tersedia mayoritas masyarakat beribadat Islam (80%). Nama Pattani berasal dari dua kalimat Bahasa Melayu logat setempat yaitu "Pata" ("Pantai") dan "Ni" ("Ini"). Sebagai salah satu wilayah baru yang terbentuk dari Negara Patani awal, demografinya tidak jauh berbeda dengan provinsi-provinsi mayoritas Melayu Islam yang lain seperti Narathiwat(Menara), Yala(Jala), Satun(Sentul) dan Songkhla(Senggora).

Al-Fattani yaitu dari kalimat Bahasa Arab berniat kebijaksanaan atau cerdik, karena di situ tempat lahirnya jumlah ulama dan cendikiawan bermacam golongan dari tanah melayu (jawi). Jumlah juga yang menjadi berbakat tafsir Al-quraan, pengarang kitab bahasa Arab dan bahasa Melayu serta jumlah juga yang telah menjadi tenaga orang yang mengajar di tanah Arab kebanyakan dari Fattani maka orang-orang Arab menggelar mereka yaitu orang Fattani

Fattani yaitu serambi Mekah di gelar Fattani Darulsalam

Simbol

Lambang wilayah Pattani memaparkan sebuah meriam yang "Sri Patani" atau dalam bahasa siam "Phya Tani", yang dihasilkan di Pattani oleh masyarakat Pattani. Meriam ini dibawa ke Bangkok pada 1785 dan sekarang dipamerkan di depan susunan Departemen Pertahanan di Bangkok.

Simbol-simbol yang lain termasuk bunga raya (Hibiscus rosa-sinensis), dan pohon Chengal Kampung (Hopea odorata).

Pembagian administratif

Peta Amphoe

Pattani terbagi kepada 12 kawasan administratif (Amphoe), dibagi kembali menjadi 115 kawasan swapraja/komunitas (tambon) dan 629 kampung (mubaan).

  1. Mueang Pattani
  2. Khok Pho
  3. Nong Chik
  4. Panare
  5. Mayo
  6. Thung Yang Daeng
  1. Sai Buri
  2. Mai Kaen
  3. Yaring
  4. Yarang
  5. Mae Lan
  6. Kapho

Huru-hara

Sejak awal tahun 2004, beberapa insiden kerusuhan dan huru-hara telah melanda selatan Thailand, terutama di wilayah-wilayah Narathiwat, Yala, dan Pattani. Kawasan-kawasan ini didiami oleh mayoritas masyarakat Melayu Islam dan keaktifan gerak-gerak yang dibuat pejuang kemerdekaan telah giat sejak tahun 1980-an. Penduduk-penduduk di sini tidak merasa senang dengan reaksi keras pemerintah pusat terhadap keaktifan gerak-gerak yang dibuat pejuang kemerdekaan tersebut. Kebanyakan mereka juga tidak puas hati dengan beberapa kebijakan kerajaan pusat yang memperlakukan mereka dengan agenda berbeda dari kaum etnis Thai.

Pada 26 Oktober 2004, 78 orang tewas belakang suatu peristiwa sesak napas setelah kesemuanya diisikan di dalam truk polisi belakang suatu peristiwa ditangkap di atas tuduhan rusuhan di kawasan tersebut dan sekelilingnya.

Sampai awal tahun 2006, seberapanya 1.000 orang telah tewas belakang suatu peristiwa kekacauan yang terjadi di Thailand ronde selatan sejak Januari 2004.

Pranala luar

Lihat Pula

  • Chi Tu
 
Ibu kota: Bangkok
 
Utara
  • Chiang Mai
  • Chiang Rai
  • Lampang
  • Lamphun
  • Mae Hong Son
  • Nan
  • Phayao
  • Phrae
  • Uttaradit
 
Timur Laut
  • Amnat Charoen
  • Bueng Kan
  • Buri Ram
  • Chaiyaphum
  • Kalasin
  • Khon Kaen
  • Loei
  • Maha Sarakham
  • Mukdahan
  • Nakhon Phanom
  • Nakhon Ratchasima
  • Nong Bua Lamphu
  • Nong Khai
  • Roi Et
  • Sakon Nakhon
  • Sisaket
  • Surin
  • Ubon Ratchathani
  • Udon Thani
  • Yasothon
 
Tengah
  • Ang Thong
  • Chai Nat
  • Kamphaeng Phet
  • Lop Buri
  • Nakhon Nayok
  • Nakhon Pathom
  • Nakhon Sawan
  • Nonthaburi
  • Pathum Thani
  • Phetchabun
  • Phichit
  • Phitsanulok
  • Phra Nakhon Si Ayutthaya
  • Samut Prakan
  • Samut Sakhon
  • Samut Songkhram
  • Saraburi
  • Sing Buri
  • Sukhothai
  • Suphan Buri
  • Uthai Thani
 
Timur
  • Chachoengsao
  • Chanthaburi
  • Chonburi
  • Prachin Buri
  • Rayong
  • Sa Kaeo
  • Trat
 
Barat
  • Kanchanaburi
  • Phetchaburi
  • Prachuap Khiri Khan
  • Ratchaburi
  • Tak
 
Selatan


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ensiklopedia.web.id, pasar.program-reguler.co.id, dsb.