Nahdlatul 'Ulama![Flag of Nahdlatul Ulama.jpg](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=9&kodegb=200px-Flag_of_Nahdlatul_Ulama.jpg)
Bendera Nahdlatul 'Ulama |
Pembentukan | 31 Januari 1926 |
---|
Jenis | Organisasi |
---|
Tujuan | Keagamaan dan sosial (Islam) |
---|
Kantor pusat | DKI Jakarta, Indonesia |
---|
Wilayah layanan | Indonesia |
---|
Keanggotaan | 30 juta |
---|
Rais Aam Syuriah | kosong |
---|
Ketua Umum Tanfidziyah | Dr. K.H. Said Aqil Siradj, MA |
---|
Situs web | Situs web resmi |
---|
Nahdlatul 'Ulama (Kebangkitan 'Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, yaitu sebuah organisasi Islam luhur di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan melakukan usaha di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.
Sejarah
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=9&kodegb=220px-Jombang_Mosque.jpg)
Masjid Jombang, tempat kelahiran organisasi Nahdlatul Ulama
Keterbelakangan baik dengan agenda mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, yang kemudian sekali suatu peristiwa penjajahan maupun yang kemudian sekali suatu peristiwa kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, menjalani jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan "Kebangkitan Nasional". Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana - setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah bermacam organisasi pendidikan dan pembebasan.
Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi gerakan, seperti Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan "Nahdlatul Fikri" (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk melebihkan baik perekonomian rakyat. Dengan hadirnya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kumpulan studi juga dijadikan lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.
![](https://pasar.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=9&kodegb=125px-Hasyim_Asyari.jpg)
K.H. Hasyim Asyhari, Rais Luhur (ketua) pertama NU.
Berangkan komite dan bermacam organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan masa seratus tahun. Maka setelah berkordinasi dengan bermacam kyai, kesudahannya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini diberi petunjuk oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar.
Untuk menegaskan prisip landasan organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai landasan dan rujukan warga NU dalam berpikir dan berperan dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.
Ajaran keagamaan
NU menganut ajaran Ahlussunah waljama'ah, adalah sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah sela ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya al-Qur'an, sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan kecerdikan ditambah dengan realitas empirik. Agenda berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu seperti Debu Hasan Al-Asy'ari dan Debu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fiqih lebih cenderung menyertai mazhab: imam Syafi'i dan mengakui tiga madzhab yang lain: imam Hanafi, imam Maliki,dan imam Hanbali sebagaimana yang tergambar dalam lambang NU berbintang 4 di bawah. Selagi dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan sela tasawuf dengan syariat.
Alasan kembali kekhittah pada tahun 1984, adalah momentum penting untuk menafsirkan kembali petunjuk ahlussunnah wal jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta merumuskankembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil kembali menggerakkan gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.
Daftar Pengurus Luhur Nahdlatul Ulama
Berikut ini yaitu daftar Rais Am Syuriah (Ketua Umum Dewan Syuro) dan Ketua Umum Tanfidziyah (Pelaksana) Pengurus Luhur Nahdlatul Ulama:
Basis pendukung
Dalam memastikan basis pendukung atau warga NU hadir beberapa istilah yang perlu diperterang, yaitu: anggota, pendukung atau simpatisan, serta Muslim tradisionalis yang sepaham dengan NU. Jika istilah warga disamakan dengan istilah anggota, maka sampai hari ini tidak hadir satu dokumen resmipun yang dapat dirujuk untuk itu. Hal ini karena sampai saat ini tidak hadir upaya serius di tubuh NU di tingkat apapun untuk mengelola keanggotaannya.
Apabila dilihat dari segi pendukung atau simpatisan, hadir dua agenda melihatnya. Dari segi politik, dapat dilihat dari jumlah perolehan suara partai-partai yang berbasis atau diasosiasikan dengan NU, seperti PKBU, PNU, PKU, Partai SUNI, dan beberapa dari PPP. Sedangkan dari segi ajaran keagamaan maka dapat dilihat dari jumlah orang yang mendukung dan menyertai ajaran kegamaan NU. Maka dalam hal ini dapat dirujuk hasil penelitian Saiful Mujani (2002) yaitu berkisar 48% dari Muslim santri Indonesia. Suaidi Asyari[1] memperkirakan hadir sekitar 51 juta dari Muslim santri Indonesia dapat dikatakan pendukung atau pengikut ajaran keagamaan NU. Jumlah semuanya Muslim santri yang disebut sampai 80 juta atau lebih, adalah mereka yang sama ajaran keagamaannya dengan ajaran kegamaan NU. Namun belum tentu mereka ini semuanya warga atau mau disebut berafiliasi dengan NU.
Berlandaskan lokasi dan karakteristiknya, mayoritas pengikut NU terdapat di pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra. Pada perkembangan penghabisan terlihat bahwa pengikut NU telah tersedia profesi beragam, meskipun beberapa luhur di sela mereka yaitu rakyat jelata baik di perkotaan maupun di pedesaan. Mereka memiliki kohesifitas yang tinggi, karena dengan agenda sosial ekonomi memiliki problem yang sama, serta selain itu juga sama-sama sangat menjiwai petunjuk ahlus sunnah wal jamaah. Kebanyakan mereka memiliki ikatan cukup kuat dengan alam pesantren yang adalah pusat pendidikan rakyat dan cagar kecerdikan budi NU.
Basis pendukung NU ini cenderung merasai pergeseran. Sama jalannya dengan pembangunan dan perkembangan industrialisasi, maka penduduk NU di desa banyak yang bermigrasi ke kota memasuki sektor industri. Maka jikalau selama ini basis NU lebih kuat di sektor petani di pedesaan, maka saat di sektor buruh di perkotaan, juga cukup dominan. Demikian juga dengan membukanya sistem pendidikan, basis intelektual dalam NU juga lebih meluas, sama jalannya dengan cepatnya mobilitas sosial yang terjadi selama ini. Belakangan ini NU sudah memiliki sejumlah doktor atau magister dalam bermacam bidang ilmu selain dari ilmu ke-Islam-an baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk negara-negara Barat. Namun para doktor dan magister ini belum dimanfaatkan dengan agenda maksimal oleh para pengurus NU nyaris di setiap lapisan kepengurusan NU.
Organisasi
Tujuan
Menegakkan petunjuk Islam menurut ajaran Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan warga, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Usaha
- Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan menaikkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.
- Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang berlandaskan dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berilmu luas.Hal ini terbukti dengan lahirnya Lembaga-lembaga Pendidikan yang bernuansa NU dan sudah tersebar di bermacam daerah khususnya di Pulau Jawa.
- Di bidang sosial kecerdikan budi, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang berlandaskan dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.
- Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.Hal ini ditandai dengan lahirnya BMT dan Badan Keuangan lain yang yang telah terbukti membantu warga.
- Mengembangkan usaha lain yang berjasa bagi warga luas. NU berusaha mengabdi dan dijadikan yang terbaik bagi masyrakat.
Susunan
- Pengurus Luhur (tingkat Pusat).
- Pengurus Wilayah (tingkat Propinsi), terdapat 33 Wilayah.
- Pengurus Cabang (tingkat Kabupaten/Kota) atau Pengurus Cabang Istimewa untuk kepengurusan di luar negeri, terdapat 439 Cabang dan 15 Cabang Istimewa.
- Pengurus Majlis Wakil Cabang / MWC (tingkat Kecamatan), terdapat 5.450 Majelis Wakil Cabang.
- Pengurus Ranting (tingkat Desa / Kelurahan), terdapat 47.125 Ranting.
Untuk Pusat, Wilayah, Cabang, dan Majelis Wakil Cabang, setiap kepengurusan terdiri dari:
- Mustasyar (Penasihat)
- Syuriyah (Pimpinan tertinggi)
- Tanfidziyah (Pelaksana Harian)
Untuk Ranting, setiap kepengurusan terdiri dari:
- Syuriyah (Pimpinan tertinggi)
- Tanfidziyah (Pelaksana harian)
Lembaga
Adalah pelaksana kebijakan NU yang berkaitan dengan suatu bidang tertentu. Lembaga ini meliputi:
Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) [1] - Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU)
- Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama ( LPKNU )
- Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU)
- Lembaga Upaya meningkatkan mutu Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU)
- Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI)* (Indonesia) Lembaga Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama- Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama
- Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU)
- Lembaga Takmir Masjid (LTM)
- Lembaga Kajian dan Upaya meningkatkan mutu Sumberdaya Manusia NU
- Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (SARBUMUSI)
- Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH)
- Lajnah Bahtsul Masail (LBM-NU)
Lajnah
Adalah pelaksana rencana Nahdlatul Ulama (NU) yang memerlukan penanganan khusus. Lajnah ini meliputi:
- Lajnah Falakiyah (LF-NU)
- Lajnah Ta'lif wan Nasyr (LTN-NU)
- Lajnah Auqaf (LA-NU)
- Lajnah Zakat, Infaq, dan Shadaqah (Lazis NU)
Badan Otonom
Adalah pelaksana kebijakan NU yang berkaitan dengan kumpulan warga tertentu. Badan Otonom ini meliputi:
- Jam'iyyah Pandai Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah
- Muslimat Nahdlatul Ulama
- Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor)
- Fatayat Nahdlatul Ulama
- Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)
- Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)
- Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU)
- Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa (IPS Pagar Nusa)
- Jami'iyyatul Qurro wal Huffadz (JQH)
NU dan politik
Pertama kali NU terjun pada politik praktis pada saat mencetuskan memisahkan diri dengan Masyumi pada tahun 1952 dan kemudian menyertai pemilu 1955. NU cukup berhasil dengan meraih 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante. Pada masa Demokrasi Terpimpin NU dikenal sebagai partai yang mendukung Sukarno. Setelah PKI memberontak, NU tampil sebagai salah satu golongan yang giat menekan PKI, terutama lewat sayap pemudanya GP Ansor.
NU kemudian menggabungkan diri dengan Partai Persatuan Pembangunan pada tanggal 5 Januari 1973 atas desakan penguasa orde baru. Menyertai pemilu 1977 dan 1982 bersama PPP. Pada muktamar NU di Situbondo, NU mencetuskan diri untuk 'Kembali ke Khittah 1926' yaitu untuk tidak berpolitik praktis kembali.
Namun setelah reformasi 1998, muncul partai-partai yang mengatasnamakan NU. Yang terpenting yaitu Partai Kebangkitan Bangsa yang dideklarasikan oleh Abdurrahman Wahid. Pada pemilu 1999 PKB memperoleh 51 kursi DPR dan bahkan dapat mengantarkan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI. Pada pemilu 2004, PKB memperoleh 52 kursi DPR.
Partai penerus
Lihat pula
nu yaitu salahsatu organisasi ygb terbesar di indonesia khususnya untuk para ulama di indonesia .....sejarah nu dpt di pertanyakan dg mnggnakan rumus 5w 1h.
Pranala luar
Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, pasar.andrafarm.com, dll.