Negeri Sembilan
Negeri Sembilan | |||
---|---|---|---|
— Negara Anggota — | |||
Negeri Sembilan Darul Khusus نڬري سمبيلن دار الخصوص | |||
| |||
Lagu kebangsaan: Berkatlah Yang DiPertuan Akbar Negeri Sembilan | |||
![]() | |||
Ibukota | Seremban | ||
Kota Raja | Seri Menanti | ||
Pemerintahan | |||
• Macam | Monarki pemilihan | ||
• Yang Dipertuan Akbar | Tuanku Muhriz | ||
• Menteri Akbar | Mohamad Hassan (BN) | ||
Luas[1] | |||
• Total | 6.686 km2 (2,581 mil²) | ||
Populasi (2010)[2] | |||
• Total | 997.071 | ||
• Kepadatan | Bad rounding here150/km2 (Bad rounding here390/sq mi) | ||
Indeks Pembangunan Manusia | |||
• HDI (2010) | 0.739 (high) (5th) | ||
Kode Pos | 70xxx to 73xxx | ||
Kode telepon | 06 | ||
Plat yang dikendarai | N | ||
Penjajahan Inggris | 1824 | ||
Pendudukan Jepang | 1942 | ||
Malaysia | 1957 | ||
Situs web | www.ns.gov.my |
Negeri Sembilan atau juga dikenal sebagai Negeri Sembilan Darul Khusus merupakan salah satu negara anggota dalam federasi Malaysia. Negara anggota ini terletak di Semenanjung Malaya bersamaan batasannya dengan Selangor di Utara, Pahang di Timur, Johor di Tenggara, Malaka di Selatan, dan Selat Malaka di Barat.
Pada awalnya kawasan ini dibuat oleh perantau Minangkabau dan menjadikan kawasan pemukiman pada masa kejayaan Kesultanan Malaka. Akhir masyarakat yang bermukim pada 9 negeri seperti Johol, Jelebu, Klang, Sungai Ujong, Naning, Rembau, Jelei, Segamat dan Pasir Akbar membentuk semacam konfederasi yang dinamakan dengan lembaga dan dinamakan Negeri Sembilan. Selanjutnya sebagai pemersatu masyarakat maka diangkatlah seorang raja yang pada awalnya mereka minta dari Yang Dipertuan Pagaruyung.[3]
Perubahan peta politik dan persaingan kekuasaan di Semenanjung Malaya, menyebabkan perubahan status pemerintahan dan wilayah kekuasaan kerajaan Negeri Sembilan. Setelah kemerdekaan Malaysia, Negeri Sembilan dijadikan anggota dari Malaysia dan Yang Dipertuan Akbar Negeri Sembilan Tuanku Abdul Rahman dijadikan Yang di-Pertuan Agong pertama Malaysia.
Daftar isi
Sejarah
Sejarah awal kedatangan orang-orang Minangkabau dari dataran tinggi Sumatera ke Semenanjung Malaya di Negeri Sembilan tidak diketahui dengan pasti. Berdasarkan tuturan lisan yang disampaikan secara turun temurun (Tambo Minangkabau), bermula dari kedatangan nenek moyang mereka yang diberi nasihat oleh tiga orang pria dan seorang wanita, yang dinamakan dengan suku yang ampat, akhir dikenal juga dengan nama Undang yang Ampat, disebutkan yang wanita bersuku Biduanda berkedudukan di Johol, sedangkan masing-masing pria berkedudukan di Jelebu, Klang dan Sungai Ujong. Akhir masyarakatnya bertambah, dan terbentuk kawasan baru di Naning, Rembau, Jelei, Segamat dan Pasir Akbar yang masing-masing memiliki penghulu. Atas kesepakatan masyarakat pada semua kawasan tersebut, maka dibentuklah Lembaga Negeri Sembilan, berkedudukan di Sri Menanti. Akhir masyarakat tersebut berkeinginan pengakuan kepada Yang Dipertuan Pagaruyung, yang akhir memenuhi permohonan tersebut dan mengirimkan Raja Melewar untuk memerintah Negeri Sembilan dengan gelar Yang Dipertuan Akbar Negeri Sembilan. Setelah meninggalnya Raja Melewar serangkaian sengketa suksesi terjadi. Untuk waktu yang cukup lama para penghulu setempat berkeinginan raja Pagaruyung untuk mengirimkan raja untuk mereka. Tetapi perbenturan kepentingan beragam pihak mendukung yang akan menjadi yang berbeda-beda dan sering menyebabkan ketidakstabilan serta perang saudara. Sementara berdasarkan Daghregister, pada tahun 1677 masyarakat yang bermukim di Sungai Ujong, Rembau dan Naning, disebutkan telah diberi nasihat oleh Raja Ibrahim dari Minangkabau.
Selang bulan Agustus 1831 sampai Juli 1832, terjadi perlawanan masyarakat di Naning, perlawanan atas kolonialisasi Inggris. Perang ini tidak terlepas dari pengaruh Akad London tahun 1824. Setelah mendapatkan Malaka dari Belanda, pemerintah kolonial Inggris memasukan Naning sebagai anggota dari Malaka sejak tahun 1827. Akhir masyarakat Naning pasti membayar pajak kepada residen Inggris di Malaka, dan ini ditentang oleh masyarakat Naning, sehingga pecah perang yang dikenal dengan Perang Naning.
Tahun 1873 Inggris mengintervensi dalam perang saudara di Sungai Ujong untuk melindungi kepentingan ekonominya, dan menempatkan negeri tersebut di bawah kemudi residen Inggris. Jelebu menyusul tahun 1886, dan negeri-negeri sisanya pada 1895. Pada 1897, saat Persekutuan Tanah Melayu (Federated Malay States) didirikan Sungai Ujong dan Jelebu dipersatukan kembai ke dalam konfederasi. Semua negeri-negeri tersebut, di bawah nama lama Negeri Sembilan, dibawahi oleh satu residen dan dijadikan anggota Persekutuan Tanah Melayu. Tetapi Naning tetap dijadikan anggota Malaka, begitu juga Klang oleh Selangor, dan Segamat oleh Johor.
Negeri Sembilan ditempati Jepang selama Perang Dunia II selang 1941 sampai 1945. Tahun 1948 Negeri Sembilan bergabung dengan Federasi Malaya, dan dijadikan negara anggota Malaysia pada 1963.
Pemerintahan
Sistem pemerintahan awal
Setelah demikianlah keadaanya lembaga di Negeri Sembilan, akhir para penghulu menjemput putra Yang Dipertuan Pagaruyung yang diasumsikan sebagai keturunan Iskandar Zulkarnain tokoh legenda Bumi Melayu untuk memimpin institusi kerajaan di Sri Menanti. Perkembangan berikutnya dengan telah demikianlah keadaanya keturunan Sang Sapurba di Negeri Sembilan serta pada saat bersamaan di dataran tinggi Minangkabau pecah Perang Padri, maka melalui Undang yang Ampat dipilihlah keturunan diraja yang aci di Negeri Sembilan untuk dijadikan Yang Dipertuan Akbar Negeri Sembilan.
Kedudukan Undang yang Ampat begitu istimewa dalam Kerajaan Negeri Sembilan, mereka menentukan yang dipilih dan melantik raja untuk Negeri Sembilan, mirip dengan fungsi Datuk Yang Empat pada bangun pemerintahan Kesultanan Siak Sri Inderapura. Kedudukan Undang yang Ampat ini probabilitas juga dipengaruhi oleh demikianlah keadaanya Basa Ampek Balai dalam bangun Kerajaan Pagaruyung.
Bergabung dengan Malaysia
Setelah kemerdekaan Malaysia dijadikan anggota dari Malaysia, akhir pada 16 September 1963 dijadikan negara anggota Federasi Malaysia. Selanjutnya Negeri Sembilan dibagi atas wilayah administrasi yang memiliki 8 kursi di parlemen pada kawasan:
- Bandar Seremban
- Bandar Nilai
- Bandar Port Dickson
- Daerah Rembau
- Daerah Jelebu
- Daerah Jempol
- Daerah Kuala Pilah
- Daerah Tampin
Akhir dalam pemerintahan negara anggota dibuat 36 Dewan Undangan Negeri (DUN) di Negeri Sembilan yang mewakili kawasan berikut:
- Chennah
- Pertang
- Sungai Lui
- Klawang
- Serting
- Palong
- Jeram Padang
- Bahau
- Lenggeng
- Nilai
- Lobak
- Temiang
- Sikamat
- Ampangan
- Juasseh
- Seri Menanti
- Senaling
- Pilah
- Johol
- Labu
- Bukit Kepayang
- Rahang
- Mambau
- Senawang
- Paroi
- Chembong
- Rantau
- Kota
- Chuah
- Lukut
- Bagan Pinang
- Linggi
- Port Dickson
- Gemas
- Gemencheh
- Repah
Tempat wisata
- Bukit Palong
- Gunung Telapa Buruk
- Bukit Galla
- Gunung Angsi
- Gunung Rembau
Rujukan
- ^ "Laporan Kiraan Awal 2010". Jabatan Perangkaan Malaysia. hlm. 27. Diakses 2011-01-24.
- ^ "Laporan Kiraan Awal 2010". Jabatan Perangkaan Malaysia. hlm. iv. Diakses 2011-01-24.
- ^ de Josselin de Jong, P. E., (1951), Minangkabau and Negri Sembilan, Leiden, The Hague.
Lihat pula
Pranala luar
|
|
id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), pasar.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dll-nya.