Muara yaitu wilayah badan air yang dijadikan pertemuan antara satu atau semakin sungai pada wilayah pesisir dengan wilayah laut. Muara sangat terpengaruh oleh kondisi air daratan seperti arus air tawar dan sedimen, serta air lautan seperti pasang-surut, gelombang, dan turutnya air asin. Sebagai kesudahannya, muara berisi banyak ceruk biologis dalam area kecil, dan begitu juga terkait dengan tingginya keanekaragaman hayati.
Muara-muara sungai biasanya jadi pasang surut sungai (dalam bahasa ilmiah aestus), dan sering dicirikan oleh sedimentasi atau endapan lumpur dari darat yang terbawa air hujan. Kondisi air di muara terdiri dari air payau.
Sebagai ekosistem, banyak muara-muara sungai di bawah ancaman dari keaktifan manusia seperti polusi dan penangkapan ikan dengan cara banyak sekali. Karena kesesuaian pemukiman manusia, muara biasanya dijadikan titik berat tempat tinggal manusia, dari 32 kota terbesar di dunia, 22 diantaranya terletak di muara[1].
Sirkulasi Muara
Muara sungaiadalah lingkungan laut yang pH, salinitas, dan kadar air bervariasi, tergantung pada hilir sungai yang bermuara dan salinitas laut (samudra dan lautan memiliki tingkat salinitas yang berbeda). Waktu yang dibutuhkan untuk jadinya siklus pembentukan muara dinamakan dengan waktu pembilasan.[2]
- Muara sirkulasi yaitu muara pada umumnya; hal ini jadi ketika air tawar atau air payau mengalir keluar di tidak jauh permukaan, sementara air garam padat mengalir ke dalam di tidak jauh bagian bawah.
- Anti-Arus muara yaitu kebalikannya, di mana air mengalir keluar padat di tidak jauh bagian bawah dan belum cukup padat ke dalam air yang beredar di permukaan.
Sumber referensi
- ^ Ross, D A (1995) Introduction to Oceanography. New York: Harper Collins College Publishers. ISBN 978-0-673-46938-0
- ^ Tomczak, M (2000) Oceanography Notes Ch. 15: The flushing time. Retrieved 17 August 2008.
Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, pasar.nomor.net, dan sebagainya.