Lahan pertanian

Lahan pertanian merupakan lahan yang ditujukan atau cocok untuk dijadikan lahan usaha tani untuk memproduksi tanaman pertanian maupun hewan ternak. Lahan pertanian merupakan salah satu sumber daya utama pada usaha pertanian. Klasifikasi lahan pertanian yang dipergunakan oleh FAO membagi lahan pertanian dijadikan beberapa jenis:^[1][2][3][4]

• Lahan garapan (13,812,040 km²) - lahan yang ditanami tanaman setahun seperti serealia, kapas, kentang, sayuran, dan sebagainya; termasuk "lahan tidur" yang mampu digarap tetapi sedang tidak digarap.
• Lahan tanaman permanen (1,484,087 km²) - lahan yang ditanami pohon buah atau kacang pohon
• Lahan penggembalaan (33,556,943 km²) - lahan yang dipergunakan untuk penggembalaan hewan

Lahan garapan dan lahan tanaman permanen bisa dinamakan sebagai "lahan budidaya". Sedangkan lahan usaha tani merujuk pada lahan yang tidak hanya dipergunakan untuk budi daya tanaman saja, tetapi juga mencakup bangun fisik seperti gudang pertanian dan kandang serta memiliki bangun ekonomi yang lebih berlibat.

Berdasarkan kemampuan irigasinya, lahan pertanian dibagi dijadikan lahan teririgasi dan non-irigasi. Lahan pertanian non-irigasi bisa mencakup lahan pertanian tadah hujan dan lahan kering yang mampu ditanami.

Lahan pertanian tidak mencakup lahan yang tidak mampu ditanami sperti hutan, pegunungan curam, dan perairan. Lahan pertanian mencakup 33% total daratan yang aci di dunia, dengan lahan yang mampu digarap sepertiganya atau 9.3% total daratan dunia.

Dalam konseks zonasi lahan, lahan pertanian merujuk kepada lahan yang dipergunakan untuk keaktifan pertanian dan tidak bergantung pada macam dan kualitas lahan. Di beberapa tempat, lahan pertanian dilindungi hukum sehingga bisa ditanami tanpa terancam pembangunan. Seperti contoh lahan pertanian yang aci di British Columbia, Kanada^[5]

Acuan