Janamejaya
जनमेजय | |
---|---|
Tokoh dalam mitologi Hindu | |
Nama | Janamejaya |
Ejaan Dewanagari | जनमेजय |
Ejaan IAST | Janaméjaya |
Asal | Hastinapura, Kerajaan Kuru |
Para Raja |
---|
• Pratisrawas |
• Pratipa |
• Santanu |
• Citrānggada |
• Wicitrawirya |
• Pandu |
• Dretarastra |
• Yudistira |
• Parikesit |
• Janamejaya |
• Satanika |
• Aswamedadata |
Dalam wiracarita Mahabharata, Janamejaya (Sanskerta: जनमेजय; Janaméjaya) yaitu nama seorang raja, memerintah Kerajaan Kuru dengan pusat pemerintahannya yang bernama Hastinapura. Ia yaitu anak dari Maharaja Parikesit, sekaligus buyut Arjuna. Ia diangkat menjadi raja pada usia yang baru saja muda karena ayahnya tewas digit Naga Taksaka.
Kisah Mahabharata konon dikisahkan oleh Bagawan Wesampayana kepada beliau.
Janamejaya juga adalah leluhur Raja Janamejaya putra Parikesit.
Daftar isi
Upacara pengorbanan ular
Pada suatu ketika, Sang Utangka dari Takshiladesa menghadap Maharaja Janamejaya yang aru saja beristirahat menaklukkan wilayah tersebut. Sang Uttangka memberitahu Maharaja Janamejaya mengenai penyebab kematian ayahnya, yaitu digigit Naga Taksaka. Sang Raja meneliti kebenaran kisah tersebut, dan para menterinya menerima. Kesudahannya Sang Raja mengadakan upacara pengorbanan ular untuk menyapu seluruh spesies mereka dari muka bumi. Upacara tersebut dikenal dengan sebutan Sarpahoma. Para brahmana kenal bahwa kelak upacara tersebut hendak digagalkan oleh seorang brahmana, tetapi mereka tidak mengucapkannya kepada Sang Raja.
Setelah sarana dan prasarana sudah komplet, Sang Raja menyelenggarakan upacara. Api di tungku pengorbanan berkobar-kobar. Dengan mantra-mantra suci yang dibacakan oleh para brahmana, beribu-ribu ular (naga) melayang di langit (bagaikan terhisap) dan hilang ditelan api pengorbanan. Pada saat pengorbanan berlangsung, munculah seorang brahmana bernama Astika. Ia memohon dengan sangat tulus kepada Maharaja Janamejaya agar menghentikan pengorbanan ular tersebut. ia menyebutkan bahwa upacara tersebut tidak pantas untuk dilaksanakan. Karena merasai rasa terharu dengan ketulusan Astika, Maharaja menghentikan upacaranya.
Setelah Astika pulang, Sang Raja merasai rasa kecewa karena upacaranya tidak sempurna. Menjadi gantinya, Resi Wesampayana menyebutkan sebuah kisah panjang untuk Sang Raja, yaitu kisah para kakek buyutnya – Pandawa dan Korawa – sampai pertempuran luhur di Kurukshetra.
Penuturan isi Mahabharata
Berdasarkan keinginan Janamejaya, Resi Wesampayana memulai dari kisah para leluhur Sang Raja, yaitu Bharata, serta nenek moyangnya yang bernama Maharaja Yayati, keturunan Sang Pururawa, yang menurunkan lima putera dan membangun lima suku luhur di India. Lima suku tersebut diturunkan oleh Yadu, Tuwasu, Druhyu, Anu, dan Puru. Leluhur Raja Janamejaya diturunkan oleh Sang Puru. Garis keturunan berlanjut kepada Bharata – Kuru – Pratipa – Santanu – dan keluarga keraton Hastinapura (Pandu, Dretarastra, Pandawa, Korawa, dan lain-lain).
Raja Janamejaya juga menyuruh Resi Wesampayana untuk menyebutkan kisah Kakek buyutnya yaitu Arjuna, yang bertarung dengan sepupu mereka yaitu para Korawa, yang dipandu oleh Duryodana. Pertempuran tersebut kesudahan dikenal menjadi pertempuran luhur di daratan Sang Kuru (Kurukshetra) atau Bharatayuddha (perang antara keturunan Sang Bharata).
Peninggalan Sang Raja
Upacara pengorbanan dilaksanakan di tepi sungai Arind di Bardan, sekarang dikenal menjadi Parham. Sebuah kolam batu konon didirikan oleh Maharaja Janamejaya untuk menandai lokasi upacara, dikenal menjadi Parikshit kund, baru saja benar di Distrik Mainpuri. Di dekat kota tersebut benar khera yang luhur dan tinggi memuat reruntuhan sebuah benteng dan beberapa pahatan di atas batu ditemukan. Konon berasal dari abad Maharaja Parikesit.
Keturunan Raja Janamejaya
Janamejaya menikahi Wapustama, dan memiliki dua putra bernama Satanika dan Sankukarna. Satanika diangkat menjadi raja menukarkan ayahnya dan menikahi puteri dari Kerajaan Wideha, kesudahan memiliki seorang putra bernama Aswamedadata. Para keturunan Raja Janamejaya tersebut adalah raja legendaris yang memimpin Kerajaan Kuru, tetapi riwayatnya tidak muncul dalam Mahabharata.
Tokoh bernama sesuai
Selain Janamejaya putera Parikesit, terdapat Janamejaya lain yang merupakan:
- Seorang tokoh dalam Mahabharata, putra Puru dan Kosalya, leluhur Pandawa dan Korawa. Janamejaya melangsungkan upacara aswamedha sebanyak tiga kali, sebelum beliau mangkat. Janamejaya menikah dengan Ananta, dan memiliki putra bernama Pracinwan.
- Seorang tokoh dalam Mahabharata, putra Durmuka, memihak Pandawa dalam Baratayuda.
Lihat pula
Pranala luar
- (Inggris) Janamejaya's Sarpa Yaga (Snake Sacrifice) (Upacara pengorbanan ular oleh Janamejaya)
Sebelumnya: Puru | Raja Dinasti Candra ke-6 | Digantikan oleh: Pracinwan |
Sebelumnya: Parikesit | Dinasti Kuru Raja Hastinapura | Digantikan oleh: Satanika |
|
|
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, pasar.nomor.net, dsb.