Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955

Poster kampanye pada Pemilu 1955

Pemilihan Umum Indonesia 1955 yaitu pemilihan umum pertama di Indonesia dan diselenggarakan pada tahun 1955. Pemilu ini sering dituturkan sebagai pemilu Indonesia yang paling demokratis.

Pemilu tahun 1955 ini dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif; sebagian daerah dirundung kekacauan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) khususnya pimpinan Kartosuwiryo. Dalam kondisi seperti ini, anggota tingkatan bersenjata dan polisi juga memilih. Mereka yang menjalankan tugas di daerah rawan digilir datang ke tempat pemilihan. Pemilu yang belakang sekalinya pun berlanjut aman.

Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota-anggota MPR dan Konstituante. Jumlah kursi MPR yang diperebutkan berjumlah 260, sedangkan kursi Konstituante berjumlah 520 (dua kali lipat kursi MPR) ditambah 14 wakil golongan minoritas yang diangkatkan pemerintah.

Pemilu ini dipersiapkan di bawah pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.

Tahapan

Berdasarkan tujuannya, Pemilu 1955 ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu:

  • Tahap pertama yaitu Pemilu untuk memilih anggota MPR. Tahap ini diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955, dan dihadiri oleh 29 partai politik dan individu,
  • Tahap kedua yaitu Pemilu untuk memilih anggota Konstituante. Tahap ini diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955.

Hasil

Lima luhur dalam Pemilu ini yaitu Partai Nasional Indonesia mendapatkan 57 kursi MPR dan 119 kursi Konstituante (22,3 persen), Masyumi 57 kursi MPR dan 112 kursi Konstituante (20,9 persen), Nahdlatul Ulama 45 kursi MPR dan 91 kursi Konstituante (18,4 persen), Partai Komunis Indonesia 39 kursi MPR dan 80 kursi Konstituante (16,4 persen), dan Partai Syarikat Islam Indonesia (2,89 persen).

Partai-partai lainnya, mendapat kursi di bawah 10. Seperti PSII (8), Parkindo (8), Partai Katolik (6), Partai Sosialis Indonesia (5). Dua partai mendapat 4 kursi (IPKI dan Perti). Enam partai mendapat 2 kursi (PRN, Partai Buruh, GPPS, PRI, PPPRI, dan Murba). Sisanya, 12 partai, mendapat 1 kursi (Baperki, PIR Wongsonegoro, PIR Hazairin, Gerina, Permai, Partai Persatuan Dayak, PPTI, AKUI, PRD (bukan PRD modern), ACOMA dan R. Soedjono Prawirosoedarso).

DPR

No.PartaiJumlah SuaraPersentaseJumlah Kursi
1.Partai Nasional Indonesia (PNI)8.434.65322,3257
2.Masyumi7.903.88620,9257
3.Nahdlatul Ulama (NU)6.955.14118,4145
4.Partai Komunis Indonesia (PKI)6.179.91416,3639
5.Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)1.091.1602,898
6.Partai Kristen Indonesia (Parkindo)1.003.3262,668
7.Partai Katolik770.7402,046
8.Partai Sosialis Indonesia (PSI)753.1911,995
9.Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)541.3061,434
10.Gerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti)483.0141,284
11.Partai Rakyat Nasional (PRN)242.1250,642
12.Partai Buruh224.1670,592
13.Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS)219.9850,582
14.Partai Rakyat Indonesia (PRI)206.1610,552
15.Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI)200.4190,532
16.Murba199.5880,532
17.Baperki178.8870,471
18.Persatuan Indonesia Raya (PIR) Wongsonegoro178.4810,471
19.Grinda154.7920,411
20.Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai)149.2870,401
21.Persatuan Daya (PD)146.0540,391
22.PIR Hazairin114.6440,301
23.Partai Persatuan Tharikah Islam (PPTI)85.1310,221
24.AKUI81.4540,211
25.Persatuan Rakyat Desa (PRD)77.9190,211
26.Partai Republik Indonesia Merdeka (PRIM)72.5230,191
27.Tingkatan Comunis Muda (Acoma)64.5140,171
28.R.Soedjono Prawirisoedarso53.3060,141
29.Lain-lain1.022.4332,71-
Jumlah37.785.299100,00257

Konstituante

No.Partai/Nama DaftarJumlah SuaraPersentaseJumlah Kursi
1.Partai Nasional Indonesia (PNI)9.070.21823,97119
2.Masyumi7.789.61920,59112
3.Nahdlatul Ulama (NU)6.989.33318,4791
4.Partai Komunis Indonesia (PKI)6.232.51216,4780
5.Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)1.059.9222,8016
6.Partai Kristen Indonesia (Parkindo)988.8102,6116
7.Partai Katolik748.5911,9910
8.Partai Sosialis Indonesia (PSI)695.9321,8410
9.Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)544.8031,448
10.Gerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti)465.3591,237
11.Partai Rakyat Nasional (PRN)220.6520,583
12.Partai Buruh332.0470,885
13.Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS)152.8920,402
14.Partai Rakyat Indonesia (PRI)134.0110,352
15.Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI)179.3460,473
16.Murba248.6330,664
17.Baperki160.4560,422
18.Persatuan Indonesia Raya (PIR) Wongsonegoro162.4200,432
19.Grinda157.9760,422
20.Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai)164.3860,432
21.Persatuan Daya (PD)169.2220,453
22.PIR Hazairin101.5090,272
23.Partai Politik Tarikat Islam (PPTI)74.9130,201
24.AKUI84.8620,221
25.Persatuan Rakyat Desa (PRD)39.2780,101
26.Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM)143.9070,382
27.Tingkatan Comunis Muda (Acoma)55.8440,151
28.R.Soedjono Prawirisoedarso38.3560,101
29.Gerakan Pilihan Sunda35.0350,091
30.Partai Tani Indonesia30.0600,081
31.Radja Keprabonan33.6600,091
32.Gerakan Banteng Republik Indonesis (GBRI)39.8740,111
33.PIR NTB33.8230,091
34.L.M.Idrus Effendi31.9880,081
35.Lain-lain426.8561,13-
Jumlah37.837.105 514

Dekret Presiden

Pemilu 1955 tidak dilanjutkan berdasarkan jadwal pada lima tahun berikutnya, 1960. Perihal ini diakibatkan pada 5 Juli 1959, dibawa keluar Dekret Presiden yang membubarkan Konstituante dan pemberitahuan lagi ke UUD 1945.

Yang belakang sekali pada 4 Juni 1960, Soekarno membubarkan DPR hasil Pemilu 1955, setelah ketika belumnya dewan legislatif itu mendorong RAPBN yang diajukan pemerintah. Presiden Soekarno secara sepihak melintas Dekret 5 Juli 1959 membuat DPR-Gotong Royong (DPR-GR) dan MPR Sementara (MPRS) yang semua anggotanya diangkatkan presiden.

Referensi

 
Pemilihan umum presiden
 
Pemilihan umum legislatif
 
Pemilihan kepala daerah
 
Lihat pula: Pemilihan umum Volksraad Hindia Belanda 1917, 1921, 1924, 1927, 1931


Sumber :
pasar.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb.