Biaya global bailout dalam konteks krisis keuangan
Bank gagal (bahasa Inggris:bank failure) yaitu suatu benarnya dimana operasional bank tertentu dapat ditiadakan oleh otoritas pengamatan perbankan oleh negara dimana bank tersebut benar bila mengacu pada praktik bank sentral-bank sentral di Uni Eropa terdapat tiga aspek penilaian yakni kuantitatif, kualitatif dan subyektif, dimana sebuah bank dinamakan menjadi bank gagal dapat disebabkan ketidak mampuannya dalam memenuhi kewajibannya kepada para deposannya atau karena tidak dapat membayar atau pemenuhan apa yang dimohon dana-dana lainnya yang baru saja merupakan bagian dari kewajibannya[1], penghentian terhadap operasional bank gagal mempunyai dua alternatif penyelesaian yakni yang pertama bank gagal tersebut dapat diterapkan dilikuidasi tanpa termasuk dalam skema penjaminan atau yang kedua, bila bank gagal tersebut merupakan bank-bank yang dipertanggungkan atau dinamakan pula menjadi bank tertanggung maka bank gagal yang bersangkutan yang benar dalam jaminan pembayaran kewajiban berdasarkan skema penjaminan oleh lembaga atau badan penjaminan tersebut[2].
Teori pencegahan
Pencegahan bank gagal merupakan dengan cara terus menerus mengawal agar tidak berkurang atas kehilangan kepercayaan publik harus terjaga dari penyelewengan atau moral hazard dalam industri lembaga keuangan atau perbankan dapat diterapkan menempuh tiga upaya yang harus saling mendukung, yakni hal benar manajemen risiko dan tata kelola yang baik atau good corporate governance, disiplin pengaturan atau regulatory discipline dan disiplin pasar atau pasar discipline. Hal benar penerapan manajemen risiko dan tata kelola yang baik dapat membantu bank dapat memastikan arah dan strateginya telah berdasarkan dan konsistensi dengan yang direncanakan. Hal tersebut dapat mencegah pengurus bank menjalankan tingkah laku yang dibuat yang melampaui derajat risiko yang telah digariskan[2].
Regulasi
Uni Eropa
Dalam Memorandum of Understanding on operation between the Financial Supervision Authority, central banks, and finance ministry of the European Union on Cross border financial stability sebuah protokol yang mengatur mengenai “cross border banking” di Uni Eropa pada bagian belakang dokumen tersebut (Annex 2 
), diceritakan mengenai hal-hal yang harus diperhatikan otoritas keuangan Uni Eropa bila jadi krisis yaitu menjadi berikut :
- Latar belakang kebijakan (policy background)
- Cakupan penilaian (scope of the assessment)
- Prioritas penilaian (prioritisation on the assessment)
- Faktor-faktor yang memengaruhi (factors influencing the assessment)
- Skor dampak sistemik (systemic impact score)
- Rentang skor (range of the score)
- Dampak penularan (contagion channel)
Kesemua ini berarti bahwa bilamana jadi dalam krisis maka segala macam dipertimbangkan hendak diberikan skor, lalu diringkas ke dalam grafik yang dinamakan menjadi “heat map”.
Indonesia
Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 hal Lembaga Penjamin Simpanan kesudahan diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009 terdapat empat pilihan teknis terhadap bank gagal, yakni, pertama, menempuh penanganan bank gagal sistemik dengan melibatkan pemegang saham, kedua, menempuh penanganan bank gagal sistemik tanpa melibatkan pemegang saham, ketiga menempuh penyelamatan bank gagal tidak sistemik dan keempat, dengan tidak menjalankan menyelamatkan pada bank gagal tidak sistemik[3].
Pendefinisi sistemik dan non-sistemik mempunyai guna yang penting dalam teknis penutupan bank gagal terutama dalam hal penyelamatan yang berarti negara menjalankan intervensi pada kelangsungan operasional bank gagal tersebut dan dalam pertemuan G-20 hal ini pernah dibahas mengenai pendefinisian dan ukuran dampak dari bank gagal hendak tetapi belum juga terdapat kesepahaman pendapat karena hampir semua negara mempunyai pandangan bahwa ciri utama mengenai sistemik dan non-sistemik baru saja bersifat relatif karena berdasarkan pada kondisi, sehingga sampai saat ini belum benar penetapan ciri utama sistemik dan non-sistemik di negara mana pun[4].
Amerika Serikat
logo resmi Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC)untuk tingkat penjaminan sampai dengan $10,000
Dalam peraturan perbankan di AS bank-bank yang termasuk menjadi bank tertanggung berarti bank tersebut dijamin oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) maka pada bank tersebut diharuskan untuk menampilkan logo resmi tingkatan penjaminan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) di tiap jendela kasirnya[5].
Sumber referensi
- ^ Cooper R, Ross TW (2002). "Bank runs: deposit insurance and capital requirements". Int Econ Rev 43 (1): 55–72. doi:10.1111/1468-2354.t01-1-00003.
- ^ a b "Bank Failures, Systemic Risk, and Bank Regulation". The Cato Institute. Spring 1996. Retrieved 2009-11-26.
- ^ Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009 hal Lembaga Penjamin Simpanan
- ^ "G20 fails to curb bankers' pay". Retrieved 2009-11-26.
- ^ "When a Bank Fails - Facts for Depositors, Creditors, and Borrowers". FDIC. 2008-10-03. Retrieved 2009-11-26.
Pranala luar
Karya yang berkaitan dengan Memorandum of Understanding on co-operation between the Financial Supervisory Authorities, Central Banks and Finance Ministries of the European Union on cross-border financial stability - ECFIN/CEFCPE(2008)REP/53106 di Wikisource
- Karya yang berkaitan dengan Pengembangan Bank Gagal Tahun 2008 dan 2009 di Amerika Serikat di Wikisource
Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, pasar.nomor.net, dsb.
