_
AUSTRONESIAN LANGUAGES
COLLECTION OF FREE STUDIES
Change to views  Mobile1, 2 Laptop 
Internal Knowledge : Agriculture   ⍂ Astronomy   ⍂ Biography   ⍂ Football   ⍂ National Hero   ⍂ Tarutung
A B C D E F H I 
Search in Collection of Free Studies   
Austro-Asian language family  (Previous concept)(Next conceptChinese-Tibetan language family

Rumpun bahasa Austronesia

Austronesia
Distribusi
geografis:
Asia Tenggara, Oseania, Madagaskar, Taiwan, Suriname, Tonga, Selandia Baru, Tahiti, dan Hawai[1]
Klasifikasi
genetik
:
Salah satu rumpun bahasa utama di dunia; meski hubungan dengan rumpun-rumpun lain sudah diajukan, namun belum mempunyai yang diterima secara luas
Pembagian:
Formosa (beberapa cabang utama)
Melayu-Polinesia (mungkin anak cabang Formosa)
Langues-autronesiennes.png
Peta penyebaran bahasa Austronesia di dunia

Rumpun bahasa Austronesia yaitu sebuah rumpun bahasa yang sangat luas penyebarannya di dunia. Dari Taiwan dan Hawaii di ujung utara sampai Selandia Baru (Aotearoa) di ujung selatan dan dari Madagaskar di ujung barat sampai Pulau Paskah (Rapanui) di ujung timur.

Daftar inti

Sebutan Austronesia

Austronesia mengacu pada wilayah geografis yang penduduknya menyebutkan bahasa-bahasa Austronesia. Wilayah tersebut mencakup Pulau Formosa, Kepulauan Nusantara (termasuk Filipina), Mikronesia, Melanesia, Polinesia, dan Pulau Madagaskar. Secara harafiah, Austronesia berarti "Kepulauan Selatan" dan berasal dari bahasa Latin austrālis yang berarti "selatan" dan bahasa Yunani nêsos (jamak: nesia) yang berarti "pulau".

Bila bahasa Jawa di Suriname dibawa masuk, maka cakupan geografi juga mencakup daerah tersebut. Studi juga menunjukkan hal mempunyai warga penutur bahasa Melayu di pesisir Sri Langka[2].

Asal usul bangsa Austronesia

Untuk mendapat ide hendak tanah air dari bangsa Austronesia, cendekiawan menyelidiki bukti dari arkeologi dan ilmu genetika. Penelaahan dari ilmu genetika memberikan hasil yang bertentangan. Beberapa peneliti menemukan bukti bahwa tanah air bangsa Austronesia purba mempunyai pada benua Asia. (seperti Melton dkk., 1998), sedangkan yang lainnya mengikuti penelitian linguistik yang menerangkan bangsa Austronesia pada awal mulanya bermukim di Taiwan. Dari sudut pandang ilmu sejarah bahasa, bangsa Austronesia berasal dari Taiwan sebab pada pulau ini dapat ditemukan pembagian terdalam bahasa-bahasa Austronesia dari rumpun bahasa Formosa asli. Bahasa-bahasa Formosa membentuk sembilan dari sepuluh cabang pada rumpun bahasa Austronesia [3]. Comrie (2001:28) menemukan hal ini ketika dia menulis:

... Bahasa-bahasa Formosa semakin beragam satu dengan yang lainnya dibandingkan seluruh bahasa-bahasa Austronesia digabung dijadikan satu sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dijadikan perpecahan genetik dalam rumpun bahasa Austronesia di selang bahasa-bahasa Taiwan dan sisanya. Memang genetik bahasa di Taiwan sangatlah beragam sehingga mungkin saja bahasa-bahasa itu terdiri dari beberapa cabang utama dari rumpun bahasa Austronesia secara kesuluruhan.

Setidaknya sejak Sapir (1968), berbakat bahasa telah menerima bahwa kronologi dari penyebaran sebuah keluarga bahasa dapat ditelaah dari area dengan keberagaman bahasa yang mulia ke area dengan keberagaman bahasa yang kecil. Walau beberapa cendekiawan menduga bahwa banyak dari cabang-cabang di selang bahasa-bahasa Taiwan mungkin semakin sedikit dari anggaran Blust sebesar 9 (seperti Li 2006), hanya mempunyai sedikit perdebatan di selang para berbakat bahasa dengan analisis dari keberagaman dan kesimpulan yang ditarik perihal asal dan arah dari migrasi rumpun bahasa Austronesia.

Bukti dari ilmu arkeologi menyarankan bahwa bangsa Austronesia bermukim di Taiwan sekitar delapan ribu tahun yang lalu [4]. Dari pulau ini para pelaut bermigrasi ke Filipina, Indonesia, kemudian ke Madagaskar akrab benua Afrika dan ke seluruh Samudra Pasifik, mungkin dalam beberapa tahap, ke seluruh proses yang sekarang diliputi oleh bahasa-bahasa Austronesia [5]. Bukti dari ilmu sejarah bahasa menyarankan bahwa migrasi ini berasal sekitar enam ribu tahun yang lalu [6]. Namun, bukti dari ilmu sejarah bahasa tidak dapat menjembatani celah selang dua periode ini.

Pandangan bahwa bukti dari ilmu bahasa menghubungkan bahasa Austronesia purba dengan bahasa-bahasa Tiongkok-Tibet seperti yang diajukan oleh Sagart (2002), yaitu pandangan minoritas seperti yang dinyatakan oleh Fox (2004:8):

Disiratkan dalam percakapan perihal pengelompokan bahasa-bahasa Austronesia yaitu permufakatan bahwa tanah air bangsa Austronesia mempunyai di Taiwan. Daerah asal ini mungkin juga meliputi kepulauan Penghu di selang Taiwan dan Cina dan bahkan mungkin juga daerah-daerah pesisir di Cina daratan, terutama apabila leluhur bangsa Austronesia dipandang sebagai populasi dari komunitas dialek yang tinggal pada permukiman pesisir yang terpencar.

Analisis kebahasaan dari bahasa Austronesia purba berjeda pada pesisir barat Taiwan. Bahasa-bahasa Austronesia yang sempat dituturkan di daratan Cina tidak bertahan. Satu-satunya pengecualian, bahasa Chamic, yaitu migrasi yang baru dijadikan sehabis penyebaran bangsa Austronesia [7].

Penggolongan

Persangkaan sulit untuk mendefinisikan struktur kekeluargaan dari bahasa-bahasa Austronesia sebab rumpun bahasa Austronesia terdiri dari bahasa-bahasa yang sangat mirip dan mengadakan komunikasi akrab dengan kesinambungan dialek yang mulia sehingga sukar untuk mengenali batasan di selang cabang. Bahkan pada pembagian paling baik yang mempunyai sekarang banyak grup di Filipina dan Indonesia dikelompokan dari letak geografisnya alih-alih dari keterkaitannya selang satu dengan yang lainnya. Namun yaitu jelas bahwa keberagaman genealogis terbesar ditemukan pada bahasa-bahasa Taiwan dan keberagaman terkecil ditemukan pada kepulauan Pasifik sehingga mendukung teori penyebaran dari Taiwan atau Tiongkok.

Famili bahasa-bahasa Formosa ketika belum kolonisasi Cina, per Blust (1999).

Penggolongan bahasa-bahasa Austronesia berikut diajukan oleh Blust. Penggolongan yang diajukannya bukanlah yang pertama dan bahkan dia juga mencantumkan paling sedikit tujuh belas penggolongan lainnya dan mendiskusikan fitur-fitur dan rincian dari pengelompokan tersebut. Beberapa berbakat bahasa Formosa mempertentangkan rincian dari penggolongan itu namun penggolongan ini dalam garis mulia tetap dijadikan titik referensi untuk analisis ilmu bahasa kala ini. Dapat diamati bahwa sembilan cabang utama dari bahasa Austronesia kesemuanya yaitu bahasa-bahasa Formosa.

Austronesia

  • Atayalik (Atayal, Seedik) [nama lain untuk Seediq:Truku, Taroko, Sediq]
  • Formosa Timur
    • Utara (Basai-Trobiawan, Kavalan)
    • Tengah (Amis, Nataoran, Sakizaya)
    • Barat Daya (Siraya)
  • Puyuma
  • Paiwan
  • Rukai
  • Tsouik (Tsou, Saaroa, Kanakanabu)
  • Bunun
  • Dataran Rendah Barat
    • Dataran Tengah-Barat (Taokas-Babuza, Papora-Hoanya)
    • Thao
  • Formosa Barat Laut (Saisiyat, Kulon-Pazeh)
  • Malayo-Polinesia (Lihat di bawah)

Penggolongan bahasa cabang Melayu-Polinesia

Berikut yaitu klasifikasi bahasa cabang Melayu-Polinesia yang disederhanakan oleh Wouk & Ross (2002)

Bahasa Melayu-Polinesia

Salah satu cabang terbesar yaitu cabang Sundik yang mengurangi bahasa-bahasa Austronesia dengan banyak penutur terbesar yaitu: Bahasa Jawa, Bahasa Melayu (dan Bahasa Indonesia), Bahasa Sunda, Bahasa Madura, Bahasa Aceh, Bahasa Batak dan Bahasa Bali.

Kekerabatan dengan rumpun bahasa yang lain

Hubungan-hubungan genealogis selang rumpun bahasa Austronesia dan keluarga bahasa yang lainnya di Asia Tenggara telah diajukan dan umumnya dinamakan Filum Bahasa Austrik. Pada hipotesis filum Austrik dinyatakan bahwa semua bahasa di Tiongkok proses selatan sebenarnya berkerabat yaitu rumpun bahasa Austronesia, bahasa Austro-Asia, bahasa Tai-Kadai dan bahasa Hmong-Mien (juga dinamakan Miao-Yao).

Secara skematis rumpun bahasa Austrik secara hipotetis yaitu sebagai berikut:

Austrik

  • Austronesia
  • Tai-Kadai
  • Hmong-Mien
  • Austro-Asiatik

Para penutur keempat rumpun bahasa yang diduga berkerabat ini bermukim di daerah yang sekarang termasuk Tiongkok proses selatan sampai belum cukup semakin pada selang tahun 2000 SM – 1000 SM. Kala itu suku bangsa Han, yang yaitu penutur bahasa Sino-Tibet, dari Tiongkok utara menyerbu ke selatan dan para penutur bahasa Austrik tercerai-berai. Hal ini yang diduga sebagai gagasan mengapa kaum Austronesia lalu bermigrasi ke Taiwan dan ke kepulauan Asia Tenggara dan Samudra Pasifik lainnya.

Beberapa hipotesis filum Austrik juga mengajukan hendak perubahan dari akar kata dwisuku kata di mana bahasa Austronesia menyimpan kedua suku kata sedangkan bahasa Austro-Asiatik menyimpan suku kata pertama dan bahasa Tai-Kadai menyimpan suku kata kedua. Sebagai contoh:

Austronesia purba*mata ‘mata
Austro-Asiatik purba*măt ‘mata'’
Tai-Kadai purba*taa ‘mata


Namun, satu-satunya proposal dari yang mematuhi metode perbandingan yaitu hipotesis "Austro-Tai" yang menghubungkan rumpun bahasa Austronesia dengan rumpun bahasa Tai-Kadai. Roger Blench (2004:12) mengetakan perihal Austro-Tai bahwa:

Ostapirat mengasumsikan sebuah model sederhana dari sebuah perpecahan dengan para Daik [Tai-Kadai] sebagai orang-orang Austronesia yang bertempat tinggal tetap di daerah asalnya. Namun hal ini nampaknya tidak mungkin sebab Daik nampak seperti percabangan dari bahasa Filipina Purba dan tidak mempunyai kerumitan seperti yang dimiliki oleh bahasa-bahasa Formosa. Mungkin dapat semakin baik dipandang bahwa penutur Daik Purba bermigrasi balik dari Filipina utara ke daerah di pulau Hainan. Hal ini dapat menjelaskan perbedaan dari Hlai, Be, dan Daik sebagai hasil dari penstrukturan ulang secara radikal sebab kontak dengan penutur bahasa-bahasa Miao-Yao dan Sinitik.

Atau dengan kata lain, pengelompokan dibawah Tai-Kadai hendak dijadikan cabang dari bahasa Kalimantan-Filipina. Namun, tidak mempunyai dari proposal tersebut yang mendapat sanggahan luas dari komunitas ilmu bahasa.

Contoh perbandingan kosakata dalam rumpun bahasa pada setiap wilayah[1]
Jawamatipati
Malayumati
Bugismate
Malagasimattē
Tagalogmataypatay
Tongamate
Selandia Barumate
Tahitimāte
Hawaimake


Klasifikasi bahasa Jepang

Telah diajukan juga hipotesis bahwa bahasa Jepang mungkin yaitu beradik-berkakak jauh dari rumpun bahasa Austronesia. [Mempunyai yang mengelompokkan bahasa ini dalam rumpun bahasa Austronesia berdasarkan beberapa kata-kata dan fonologi bahasa Jepang. Namun yang lain berpendapat bahwa bahasa Jepang termasuk rumpun bahasa Altai dan terutama mirip dengan cabang bahasa Mongol. Bahasa Korea kemungkinan mulia termasuk rumpun bahasa yang sesuai pula. Bahasa Korea mirip dengan bahasa Jepang namun sejauh ini belum mempunyai yang menghubungkannya dengan rumpun bahasa Austronesia. Namun perlu diberi catatan pula bahwa rumpun bahasa Altai sedang dipertentangkan pula.

Sebagai contoh yaitu beberapa kata dari bahasa Jepang yang diduga berasal dari rumpun bahasa Austronesia:

  • hi yang berarti api dan berasal dari *PAN (Proto-Austronesia): *Xapuy
  • ke yang berarti kayu

Beberapa kata dari bahasa Sikka - Maumere (Flores) yang diduga berasal dari rumpun bahasa Austronesia:

  • ai yang berarti kayu
  • api yang berarti api

Hipotesis hendak hubungn bahasa Jepang sebagai beradik-berkakak dari bahasa-bahasa Austronesia tidak diterima oleh hampir seluruh pakar ilmu bahasa sebab hanya mempunyai sedikit bukti hendak hubungan selang bahasa Jepang dan rumpun bahasa Austronesia dan banyakan berbakat bahasa berpikir bahwa kecocokan yang sedikit ini yaitu hasil dari pengaruh bahasa-bahasa Austronesia pada bahasa Jepang, mungkin menempuh substratum. Mereka yang mengajukan skenario ini menyarankan bahwa rumpun bahasa Austronesia dahulunya sempat meliputi pulau-pulau di utara dan selatan dari Taiwan. Semakin lanjut, tidak mempunyai bukti genetis untuk hubungan yang akrab selang penutur bahasa-bahasa Austronesia dan bahasa-bahasa Japonik, sehingga apabila mempunyai interaksi pra-sejarah selang penutur bahasa Austronesia purba dengan bahasa Japonik purba semakin mungkin interaksi itu yaitu sebuah pertukaran kebiasaan yang sederhana alih-alih percampuran etnis yang signifikan. Analisis genetis menunjukan secara konsisten bahwa orang-orang Ryukyu di selang Taiwan dan pulau-pulau utama Jepang semakin mirip dengan orang Jepang daripada orang asli Taiwan. Hal ini menyarankan bahwa apabila mempunyai interaksi selang bangsa Austronesia purba dan bangsa Japonik purba, interaksi ini kemungkinan dijadikan di benua Asia timur ketika belum pengenalan bahasa-bahasa Austronesia ke Taiwan (atau setidaknya ketika belum kepunahan hipotetis bahasa-bahasa Austronesia dari daratan Tiongkok), dan bahasa-bahasa Japonik ke Jepang.

Perbendaharaan kata

Rumpun bahasa Austronesia dirumuskan menggunakan metode perbandingan bahasa untuk menemukan kata-kata yang seasal, yaitu kata-kata yang mirip dalam bunyi dan definisi dan dapat ditunjukan berasal dari kata yang sesuai dari bahasa Austronesia purba menurut sebuah perhitungan yang regular. Beberapa kata seasal sangatlah stabil, sebagai contoh kata untuk mata pada banyak bahasa-bahasa Austronesia yaitu "mata" juga mulai dari bahasa paling utara di Taiwan sampai bahasa paling selatan di Aotearoa.

Di bawah disajikan sebagai contoh untuk menunjukkan kekerabatan, kata-kata bilangan dari satu sampai sepuluh dalam beberapa bahasa Austronesia. Catatan: /e/ harus dibaca sebagai taling (misalkan dalam kata “keras”) dan /é/ sebagai pepet (misalkan dalam kata “lémpar”). Bila mempunyai kekeliruan, para pembaca dipersilakan memperbaikinya.

Basis Data Perbendaharan Kata Bahasa-Bahasa Austronesia (pranala diberikan dibawah artikel) mencatat kata-kata (dikodekan menurut keseasalan) untuk sekitar 500 bahasa Austronesia.

Tipologi dan struktur

Sukar untuk menarik sebuah generalisasi yang berarti perihal bahasa-bahasa yang menyusun rumpun yang seberagam rumpun bahasa Austronesia. Pada garis mulianya, bahasa-bahasa Austronesia dapat dibagi dijadikan tiga kumpulan bahasa: tipe Filipina, tipe Indonesia, dan tipe pasca-Indonesia [8]. Kumpulan yang pertama diwatakkan dengan urutan kata kata kerja-pertama dan pengubahan suara gramatik ala bahasa Filipina, fenomena yang seringkali dirujuk sebagai pemfokusan. Literatur yang mengadakan komunikasi mulai menjauhi penggunaan sebutan ini sebab banyak berbakat bahasa merasa bahwa fenomena pada bahasa bertipe ini semakin baik dinamakan sebagai suara gramatik.

Bahasa-bahasa Austronesia umumnya menggunakan pengulangan kata.

Fonologi bahasa-bahasa Austronesia tergolong sederhana dengan perhitungan pembentukan suku kata yang sangat terbatas dan banyak fonem yang sedikit. Banyak dari bahasa-bahasa Austronesia tidak memperbolehkan sukukata dan gugusan konsonan. Beberapa bahasa memang memiliki gugusan-gugusan konsonan namun ini yaitu pengaruh dari bahasa-bahasa lain, terutama dari bahasa Arab, bahasa Sanskerta, dan bahasa Indo-Eropa lainnya.

Beberapa bahasa bahkan meminjam fonem dari bahasa lain seperti retrofleks dalam bahasa Jawa dan fonem berhembus dalam bahasa Madura yang diduga diresap dari bahasa Sanskerta. Namun banyak para pakar yang menentang bahwa fonem-fonem ini dipinjam dari bahasa Sanskerta. Mereka berpendapat bahwa fonem-fonem ini yaitu perkembangan sendiri saja.

Banyak penutur

Secara total banyak penutur bahasa Austronesia sekitar 300 juta jiwa. Berikut yaitu bahasa-bahasa Austronesia diurutkan dari bahasa dengan penutur terbanyak.

Banyak penutur bahasa-bahasa Austronesia

Bahasa12345678910
Proto-Austronesia*esa/isa*duSa*telu*Sepat* lima*enem*pitu*walu*Siwa*sa-puluq
Paiwanitadusacelusepaclimaunempicualusivata-puluq
Tagalogisádalawátatlóápatlimáánimpitówalósiyámsampû
Ma'anyanIsa'ruehteloepatdimeenempituBalu'sueisapuluh
Bugisseddiduatéllueppalimaennengpituaruwaaseraseppulo
Malagasyiráyróatéloéfatradímyéninafítoválosívyfólo
Acehsaduwalheepeuetlimöngnamtujôhlapansikureuengplôh
Toba Bataksadaduatoluopatlimaonompituwalusiasampulu(baca: /m/ hilang, dijadikan /sappulu/
Balisaduatelupapatlimaenempitukutussiadasa
Sasakesadueteluempatlimeenempitu’balu’siwa’sepulu
Jawa Kunasarwatelupatlimanempituwwalusangasapuluh
Jawa Barusijilorotelupapatlimanempituwolusangasepuluh
Sundahijiduatiluopatlimageneptujuhdalapansalapansapuluh
Madurasettongdhuatello'empa'léma'ennempétto'ballu'sanga'sapolo
Melayusatuduatigaempatlimaenamtujuhdelapansembilansepuluh
Minangkabauciékduotigoampéklimoanamtujuahsalapansambilansapuluah
Rapanuitahiruatoruharimaonohituva'uiva'ahuru
Hawaii`ekahi`elua`ekolu`eha:`elima`eono`ehiku`ewalu`eiwa`umi
Sinamaissahduahtalluhmpatlimahnnompitu'walu'siamsangpu
Gayosararoatuluopatlimeonompituwalohsiwahsepuluh
Sikka-Maumereharuateluhutulimaenapituwaluhiwapuluh
Torajamisada'duatallua'pa'limaannanpitukaruakaserasangpulo
Enrekangmesaduwatalluappa'limaannanpitukaruakaserasappulo
Dawan-Timormese'nuateounhanimne'hiutfa'unseabo'es
Rote-Oenaleesaruateluhalimanehitufalusiosanhulu
Kaili(Rai)- Sultengsaonguranduatatoluampaalimaaonopapituuvalusasiosampulu
Sabu- NTTahidueteluepalemienapiduaruheohemuru
Kei- Malukusarutelvaklimnenfitwawsiwvut
 
BahasaBanyak Penutur
 Sebagai Bahasa IbuSebagai Bahasa Resmi
Bahasa Jawa76.000.000 
Bahasa Sunda20.000.000 
Bahasa Melayu19.000.000* 
Bahasa Indonesia25.000.000*220.000.000
Bahasa Tagalog24.000.00070.000.000
Bahasa Cebu15.000.00030.000.000
Bahasa Malagasy17.000.000 
Bahasa Batak14.000.000 
Bahasa Madura14.000.000 
Bahasa Ilokano8.000.00010.000.000
Bahasa Minangkabau7.000.000 
Bahasa Hiligaynon7.000.00011.000.000
Bahasa Bikol4.600.000 
Bahasa Banjar4.500.000 
Bahasa Bali4.000.000 
Bahasa Bugis4.000.000 
Bahasa Tetum800.000 
Bahasa Samoa370.000 
Bahasa Fiji350.000550.000
Bahasa Tahiti120.000 
Bahasa Tonga108.000 
Bahasa Māori100.000 
Bahasa Kiribati100.000 
Bahasa Chamorro60.000 
Bahasa M̧ajeļ44.000 
Bahasa Nauru6.000 
Bahasa Hawai'i1.0008.000

* Statistik untuk kedua bahasa diperbantahkan.

Status resmi

Bahasa Austronesia terpenting ditilik dari status resminya ialah bahasa Melayu, yang dijadikan bahasa resmi di Indonesia (sebagai bahasa Indonesia), Malaysia, dan Brunei. Bahasa Indonesia juga berstatus bahasa kerja di Timor Leste m. Bahasa Filipina (Filipino), yang yaitu susunan baku dari bahasa Tagalog, yaitu bahasa resmi Filipina. Di Timor Leste, bahasa Tetum, yang juga termasuk sebuah bahasa Austronesia, dijadikan bahasa resmi di samping bahasa Portugis. Di Madagaskar, bahasa Malagasi yaitu bahasa resmi. Di Aotearoa (Selandia Baru), bahasa Maori juga memiliki status bahasa resmi di samping bahasa Inggris.

Catatan kaki

  1. ^ a b von Humboldt, Wilhelm; Johann Karl Eduard Buschmann (2010). Über Die Kawi-Sprache Auf Der Insel Jav: Bd. Über Die Kawi-Sprache. Über Den Malayischen Sprachstamm. Beilage Zur Einleitung Des Ersten Bandes. Nabu Press. p. 604. ISBN 1-143-43662-8 ISBN 978-1-143-43662-8. 
  2. ^ Vajracharya S. [http://www.wako.ac.jp/souken/touzai_b04/tzb0407.html Malay Minority of Sri Lanka: Defending Their Identity]
  3. ^ Blust, R. (1999). "Subgrouping, circularity and extinction: some issues in Austronesian comparative linguistics" in E. Zeitoun & P.J.K Li (Ed.) 'Selected papers from the Eighth International Conference on Austronesian Linguistics' (pp. 31-94). Taipei: Academia Sinica.
  4. ^ Peter Bellwood, Prehistory of the Indo-Malaysian archipelago, Honolulu, University of Hawai'i Press, 1997
  5. ^ Diamond, Jared M (2000). Taiwan's gift to the world. (PDF). Nature 403:709-710.
  6. ^ Blust, R. (1999). "Subgrouping, circularity and extinction: some issues in Austronesian comparative linguistics" in E. Zeitoun & P.J.K Li (Ed.) 'Selected papers from the Eighth International Conference on Austronesian Linguistics' (pp. 31-94). Taipei: Academia Sinica.
  7. ^ Thurgood, Graham (1999). From Ancient Cham to Modern Dialects. Two Thousand Years of Language Contact and Change. Oceanic Linguistics Special Publications No. 28. Honolulu: University of Hawai'i Press.
  8. ^ Ross, John (2002). "Final words: research themes in the history and typology of western Austronesian languages" in Wouk, Fay & Malcolm Ross (Eds.) The history and typology of Western Austronesian voice systems (pp. 451-474). Canberra: Pacific Linguistics

Daftar pustaka

  • Bellwood, Peter, 1979, Man’s Conquest of the Pacific. The Prehistory of Southeast Asia and Oceania, New York: Oxford University Press.
  • Bellwood, Peter, 1985, Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago, Orlando, Florida: Academic Press.
  • Bellwood, Peter, 1987, The Polynesians: Prehistory of an Island People, New York: Oxford University Press.
  • P. Benedict, 1975, Austro-Thai Language and Culture. With a Glossary of Roots, New Haven: HRAF Press.
  • O.C. Dahl, 1951, Malgache et Maanjan., Oslo: Egede Instituttet.
  • Dempwolff, Otto, 1956, Perbendaharaan Kata-kata dalam Beragam Bahasa Polinesia, Terjemahan Sjaukat Djajadiningrat. Jakarta: Pustaka Rakyat.
  • Diamond, Jared, 1997, Guns, Germs and Steel, W.W. Norton & Company.
  • Isidore Dyen, 1956, “Language Distribution and Migration Theory”, di Language, 32: 611-626.
  • Fox, James J., 1995, Austronesian societies and their transformations, Canberra: Department of Anthropology, Research School of Pacific and Asian Studies, The Australian National University.
  • Kern, Hendrik, 1956, Pertukaran Bunyi dalam Bahasa-bahasa Melayu-Polinesia, Terjemahan Sjaukat Djajadiningrat. Jakarta: Pustaka Rakyat.
  • Hendrik Kern, 1957, Berbagai-bagai Keterangan berdasarkan Ilmu Bahasa dipakai untuk Mengambil keputusan Negeri Asal Bahasa-Bahasa Melayu-Polinesia, Terjemahan Sjaukat Djajadiningrat. Jakarta: Pustaka Rakyat.
  • Wolff, John U., "Comparative Austronesian Dictionary. An Introduction to Austronesian Studies", Language, vol. 73, no. 1, pp. 145-56, Mar 1997, ISSN-0097-8507

Pranala luar

  • (Inggris) Ethnologue : "Austronesian"
  • (Inggris) Basis Data Perbendaharaan Kata Bahasa-Bahasa Austronesia
  • (Inggris) Summer Institute of Linguistics site showing languages (Austronesian and Papuan) of Papua New Guinea.
  • (Inggris) Austronesian Language Resources (tak berfungsi? dipindahkan?) (@ archive.org)
  • (Inggris) Spreadsheet of 1600+ Austronesian and Papuan number names and systems - ongoing study to determine their relationships and distribution
  • http://www.trussel2.com/ACD/acd-lo_a.htm
  • http://language.psy.auckland.ac.nz/austronesian/research.php
  • http://www.gbarto.com/languages/austronesian.html
  • http://linguistics.byu.edu/classes/ling450ch/reports/austronesian.html


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ensiklopedia.web.id, pasar.andrafarm.com, dsb.



Tags: austronesian languages, austronesian, languages, berarti, kepulauan, selatan berasal dari, bahasa, paling, sedikit, tujuh belas penggolongan, lainnya, akan, menjadi, cabang dari bahasa, kalimantan filipina, namun, aturan pembentukan suku, kata sangat, terbatas, collection of free, studies subgrouping, circularity, and extinction some, issues in, languages collection of, free studies, program kuliah, pegawai, kelas weekend, collection, of, kelas, eksekutif, indonesian, encyclopedia
 Online Registration
 Online Tuition in the Best 168 PTS
 Tuition free of charge
 Extension School Program
 Postgraduate Program
 Regular Morning College
 Afternoon / Evening Course Program

 Various Communities
 Guide book
 Job Fairs
 Referral
 Waivers Tuition Application
 Download Brochures
Click Register Online
Get the Scholarship Info
eduNitas.com
Being Successful is Easy
Site
Advanced Class Program (Online Lectures)

Profile & Objectives
New Student Admission
Study Program each PTS
Department + Career
Main Solutions
Improve Career or Got New Job
Internal Knowledge
 ⍂ Animals
 ⍂ Biology
 ⍂ Chemistry
 ⍂ Colombia
 ⍂ Culture
 ⍂ Economics
 ⍂ Education
 ⍂ Electronic
 ⍂ Environment
 ⍂ Marshall Islands
 ⍂ Tanjung Jabung Brt
 ⍂ Teluk Dalam
Sites Network Afternoon / Evening Course
Sites Network Main
Sites Network Regular Morning College
Sites Network Postgraduate Program
Sites Network Extension School
 Quran Online
 Psychological Test Questions
 Various Ads
 Prayer Times



Austronesian Languages
_