Kabupaten Pangandaran, adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Parigi. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar di utara, Kabupaten Cilacap di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Tasikmalaya di barat.
Geografi
Wilayah Kabupaten Pangandaran dibatasi oleh:
Pembagian Administrasi
Kabupaten Pangandaran terdiri atas 10 disktrik yang terdiri atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di disktrik Parigi. Kabupaten Pangandaran adalah pemekaran dari Kabupaten Ciamis. Kabupaten ini resmi dimekarkan pada 25 Oktober 2012. Kabupaten ini terdiri dari 10 disktrik, yaitu :
- Cigugur
- Cijulang
- Cimerak
- Kalipucang
- Langkaplancar
- Mangunjaya
- Padaherang
- Pangandaran
- Parigi
- Sidamulih
Sejarah
Pada permulaannya desa Pananjung Pangandaran ini dibentangkan dan ditempati oleh para nelayan dari Suku Sunda. Penyebab pendatang lebih memilihkan kawasan Pangandaran untuk dibuat menjadi tempat tinggal karena gelombang laut yang kecil yang membentuk mudah untuk berusaha menemukan ikan. Karena di Pantai Pangandaran inilah terdapat sebuah daratan yang menjorok ke laut yang sekarang dibuat menjadi cagar dunia atau hutan lindung, tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi gelombang akbar untuk hingga ke pantai. Di sinilah para nelayan menjadikan tempat tersebut untuk menyimpan perahu yang dalam Bahasa Sunda nya disebut andar setelah beberapa lama banyak berdatangan ke tempat ini dan menetap sehingga dibuat menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran. Pangandaran berasal dari dua buah akap “Pangan” dan “Daran” . yang berarti pangan adalah “Makanan” dan daran adalah “Pendatang”. Berlaku Pangandaran berarti “Asal Konsumsi Para Pendatang”. Lalu para sesepuh terdahulu memberi nama desa Pananjung, karena menurut para sesepuh terdahulu di samping kawasan itu terdapat tanjung di kawasan ini pun banyak sekali terdapat keramat-keramat di beberapa tempat. Pananjung berarti dalam bahasa sunda “Pangnanjung-Nanjungna” ( Paling Subur atau Paling Makmur ) Pada mulanya Pananjung adalah salah satu pusat kerajaan, sejaman dengan kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggan lebih kurang masa seratus tahun XIV M. setelah munculnya kerajaan Pajajaran di Pakuan, Bogor. Nama rajanya adalah Prabu Anggalarang yang salah satu versi membicarakan bahwa beliau masih keturunan Prabu Haur Kuning, raja pertama kerajaan Galuh Pagauban, namun sayangnya kerajaan Pananjung ini hancur diserang oleh para Bajo (Bajak Laut) karena pihak kerajaan tidak bersedia menjual hasil bumi kepada mereka, karena pada kala itu situasi rakyat sedang dalam kondisi paceklik (gagal panen). Pada tahun 1922 pada jaman penjajahan Belanda oleh Y. Everen (Presiden Priangan) Pananjung dibuat menjadi taman baru, pada kala melepaskan seekor banteng jantan, tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa. Karena memiliki keanekaragaman satwa dan macam – macam tanaman langka, supaya kelangsungan habitatnya dapat terjaga maka pada tahun 1934 Pananjung dibuat menjadi suaka dunia dan marga satwa dengan lebar 530 Ha. Pada tahun 1961 setelah ditemukannya Bunga Raflesia padma status berubah dibuat menjadi cagar dunia. Dengan meningkatnya hubungan penduduk akan tempat rekreasi maka pada tahun 1978 sebagian kawasan tersebut seluas 37, 70 Ha dibuat menjadi Taman Wisata. Pada tahun 1990 dikukuhkan pula kawasan perairan di lebih kurangnya sebagai cagar dunia laut (470,0 Ha) sehingga lebar kawasan pelestarian dunia seluruhnya dibuat menjadi 1000,0 Ha. Perkembangan seterusnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 104/KPTS-II/1993 pengusahaan wisata Taman Wisata Akam Pananjung, Pangandaran diserahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Dunia kepada Perum Perhutani dalam pengawasan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, Kesatuan Pemangkuan Hutan Ciamis, anggota Kemangkuan Hutan Pangandaran.
Pariwisata
• Pantai Pangandaran
Asal :
pasar.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, buku.us, dsb-nya.